Oneshoot

3.3K 233 62
                                    

Dalam waktu dua tahun ini aku selalu datang menemui Nanda, adikku satu-satunya. Sulit untukku sering-sering mendatanginya seperti ini karena jarak tempat tinggal kami lumayan jauh. Aku hanya bisa melihat Nanda keluar melewati gerbang sekolahnya dari jauh dengan diam-diam. Dia semakin bertambah tinggi saja setiap kali aku mendatanginya. Sekarang adikku nanda pasti sudah duduk di bangku kelas 3 SD.

Hari ini ulang tahunnya, aku sudah mempersiapkan hadiah untuk nanda. Aku ingat sekali dia begitu menyukai superman, sehingga aku memberinya hadiah sebuah robot superman yang aku beli dengan menyisihkan gajiku dari mencuci mobil.

Tapi bagaimana caranya agar aku bisa memberikan hadiah ini tanpa harus dia ketahui kalau aku yang memberikannya?

Selagi menunggu adikku keluar dari sekolahnya, aku terus memutar otakku mencari cara agar aku bisa menemuinya tanpa harus disadari olehnya bahwa aku adalah kakaknya. Aku sudah memakai topi dan kacamata, apa ini sudah cukup untuk menyamarkan diriku?

Dia keluar. Nanda keluar dari sekolahnya sendirian dengan memakai seragam merah putihnya. Dia masih adikku yang tampan dan menggemaskan. Nanda berdiri di depan gerbang sekolahnya, dia pasti menunggu Papa menjemputnya.

Aku mengusap air mata yang tanpa aku sadari sudah terjatuh dari pelupuk mataku. Mengatur nafas, aku menenangkan diri untuk bisa mendekatinya.

Dia masih belum menyadari diriku yang berjalan mendekatinya. Nanda tampak mengitari mobil-mobil yang lewat di jalan. Kedua tangannya memegang pegangan tas punggungnya. Adikku sayang, aku benar-benar merindukannya.

"Hay.." Sapaku sedikit menunduk ketika sudah berada di sampingnya. Dia hanya mengerjap dengan mendongakan kepalanya melihatku. Aku tersenyum menyapanya. "Kamu kelas berapa?"

Adikku tidak menjawabku, dia terdiam dengan terus memandangi wajahku, menelitinya. Tidak, jangan sampai adikku menyadari bahwa aku kakaknya.

"Aku Farid.." Ku-ulurkan tangan, memperkenalkan namaku dengan menggunakan nama Papa agar pandangannya buyar dari meneliti wajahku.

"Nama Kakak sama kayak nama Papa aku." Katanya.

Aku tersenyum. "Oh yah? Nama kamu siapa?" Aku menjulurkan tanganku, lagi.

Dengan sedikit ragu, Nanda juga menjulurkan tangannya menjabat tanganku. "Nanda, Kak.." Akhirnya aku bisa memegang tangan mungil ini lagi.

"Nama kamu cakep, sama kayak orangnya." Pujiku tersenyum, Nanda mengulum senyum dengan rona merah di wajahnya yang tersipu karena pujianku.
Dia masih adik lelakiku.

Tak lama wajahnya yang merona berubah menjadi sedih. "Kakak mirip sama Kakaknya Nanda..."

Ini memang Kakaknya Nanda. Ucapku dalam hati.

"Kok kamu sedih? Siapa nama Kakak kamu?"

"Kak Yuri.. Kak Yuri jahat! Kak Yuri pergi ninggalin Nanda! Hiks..." Nanda mulai menangis dan terisak membuatku juga hampir tak kuasa menahan air mata yang kutelan di dalam dadaku yang terasa begitu menyesakan.

Aku langsung memeluk tubuh kecil Nanda yang terisak. "Hust.. Nanda gak boleh nangis.."

"Kak Yuri udah bohong sama Nanda! Yuri bilang cuma mau pergi sebentar dan nyuruh Nanda nunggu di rumah dan jangan nakal.. Hiks.." Aku terus mencoba menekan dadaku yang terasa semakin menyesakan. "Nanda nggak nakal kok, tapi kenapa Kak Yuri nggak pulang-pulang? Hiks.."

Maafin kakak Nanda.. Maafin kakak..

Aku begitu gembira ketika Mama melahirkan bayi mungil delapan tahun lalu. Setelah sekian lama Mama dan Papa akhirnya bisa memiliki anak, dan memberiku seorang adik laki-laki yang begitu lucu dan tampan. Yah, aku hanya seorang anak adopsi, aku tahu itu. Tapi aku begitu mencintai kedua orang tuaku. Dan aku juga yakin, cinta mereka berdua juga sangat besar untukku. Disaat orang tua kandungku membuangku karena mungkin mereka merasa aku tidak normal dan merupakan sebuah aib. Tapi disisi lain, ada orang tua lain yang dengan ikhlas mengangkatku sebagai anak mereka, meskipun mereka sudah tahu dengan keadaanku. Aku tidak normal. Identitasku tidak jelas, meskipun aku tumbuh layaknya seorang anak laki-laki, namun aku juga tidak begitu memiliki sifat seperti laki-laki pada umumnya. Dan yang paling jelas, aku memiliki 2 kelamin yang berbeda.

Yuri "I'm sorry Papa" [OneShoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang