05. Bobby, penyelamat Giana

322 69 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Kau sudah bertemu dengannya?"

Gilang mengangguk, masih fokus dengan beberapa berkas penting yang ada di hadapannya.

"Lantas, apa yang dia katakan? Apa dia mengingatmu?"

"Tidak sama sekali." Gilang menghela napas, membuka kacamata yang bertengger di hidungnya; dan meletakkannya di atas meja, sebelum kemudian melirik ke arah sang teman yang duduk tepat di hadapannya.

"Dia sepertinya sudah lupa padaku." Gilang menggeleng sekilas. "Ah, tidak... Ku rasa dia sudah lupa dengan wajahku."

Teman Gilang tersebut mengangguk beberapa kali.

"Ku rasa wajar saja dia melupakan wajahmu." Ujarnya, menarik atensi Gilang.

"Kau bilang padaku bahwa kau dulu cupu, berbadan besar, terus pendek dan juga ehmm... Buruk rupa?"

"Kapan aku mengatakan padamu bahwa aku buruk rupa?" Gilang memandang dengan datar.

Pria tersebut; Anton, refleks menyengir. Mengulurkan tanda perdamaian ke arah Gilang yang masih memandangnya dengan datar.

"Aku bercanda. Kau serius sekali."

Gilang mendecih, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kaca jendela yang langsung menampilkan jalanan kota.

Anton yang tak lagi mendapatkan tatapan tajam dari Gilang langsung menghela napas lega.

Menyeramkan sekali.

"Jika memang dia lupa dengan wajahmu, kenapa kau tidak katakan saja langsung padanya."

Gilang masih memandang jalanan kota di depannya.

"Katakan padanya bahwa kau adalah bobby, seorang anak cupu yang sempat menyelamatkannya dulu."

"Dia pasti tidak akan percaya dengan ucapanku."

Anton menarik napasnya. "Apa salahnya mencoba kan?"

Gilang diam.

"Jika kau hanya diam, dan tak berani mengatakan hal yang sejujurnya kepadanya. Maka wanita yang kau sukai itu tidak akan pernah tahu, Gilang."

Gilang membenarkan perkataan Anton.

"Lagipula sekarang kau telah berubah drastis, kaya juga. Kurasa dia juga pasti akan menyukaimu." Anton menampilkan senyum menggodanya.

"Lebih tepatnya suka pada uangku." Bantah Gilang. Anton mengernyit, tak paham.

"Maksudmu?"

Diam-diam gilang tersenyum tipis. "Lupakan saja." Dan kembali memasang wajah datar ketika menatap pria yang merupakan rekan kerjanya tersebut.

Pura-Pura Kaya (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang