"Sebenarnya apa yang kita berdua lakukan disini?!" Tanya seorang wanita yang hampir berusia setengah abad, pada wanita lainnya yang saat ini tengah berdiri disampingnya dengan kedua mata yang terus menatap sebuah klinik kesehatan tepat diseberang mereka.
"Bisakah kau diam?! Aku sedang berpikir saat ini!" Jawabnya tanpa mengalihkan kedua matanya dari bangunan di seberang sana.
"Berpikir apa?"
"Berpikir tentang bagaimana caranya agar kita berdua bisa masuk kedalam sana," ucapnya yang membuat wanita di sampingnya mengerutkan kening bingung.
"Untuk apa kita berdua masuk kesana?"
"Aku ingin bertemu dengan Haruno Sakura,"
"Haruno Sakura?"
"Benar, anak buahku melihatnya dibawa masuk kedalam sana bersama seorang pria berambut kuning. Mereka berdua dibawa oleh beberapa orang,"
"Lalu? Untuk apa kau ingin menemuinya, Miyoko? Menyerahkan diri?"
"Aku ingin mengambil kedua bola matanya," ucap Miyoko menolehkan kepalanya menatap wanita disampingnya yang terlihat terkejut.
"Kau gila?! Apa kau lupa jika baru saja siang tadi kau hampir membunuh seorang perempuan?! Dan sekarang kau ingin melakukan hal gila lagi?!"
"Aku sudah mengatakannya padamu! Ini semua salah Souta dan suami bodohmu!" Ucap Miyoko kesal.
"Cih! Kau sedari tadi terus saja menyalahkan orang lain, padahal kau sendiri yang memulai kekacauan ini dengan membunuh teman wanitamu! Jika saja kau mengikuti apa yang Souta katakan, mungkin kekacauan ini tidak akan terjadi!"
"Jika kau ingin melakukan kekacauan lagi, lakukan saja sendiri! Jangan libatkan aku!" Sambung wanita itu yang membuat Miyoko bertambah kesal.
Dengan gerakkan cepat, Miyoko memegang leher wanita didepannya dan langsung didorong higga membentur tembok.
"Dengar wanita tua!" Ucap Miyoko dengan salah satu tangannya yang masih mencekik wanita didepannya.
"Jangan berlagak jika kedua tanganmu bersih! Kau dan Keiji juga terlibat dalam pembunuhan William Simmons, apa kau lupa jika kau sendiri yang mengubur jasad William di belakang rumahmu?!" Sambung Miyoko mengencangkan cekikannya yang membuat wanita didepannya semakin kesulitan bernafas.
"Aku bisa saja menghabisimu sekarang juga, tapi karena aku masih menghormati Souta, jadi dengan berat hati aku mengundur kematianmu!" Ucap Miyoko melepaskan cekikannya yang membuat wanita didepannya langsung merosot kebawah dengan nafas yang berantakan.
"Aku akan pergi lebih dulu, setelah itu kau cepat menyusul," ucap Miyoko menatap wanita yang masih mengatur nafasnya.
"Kau mengerti?!" Tanya Miyoko yang langsung dijawab anggukkan oleh wanita itu.
Tanpa mengatakan apapun, Miyoko berjalan menuju klinik yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya, meninggalkan wanita paruh baya yang tengah menatapnya dengan tatapan benci.
"Seharusnya siang tadi aku mengusirnya," ucap wanita itu kesal.
Beberapa waktu lalu, tepatnya sore tadi sekitar pukul tiga kurang dua belas menit. Miyoko datang ke kediamannya dengan kedua tangan berlumuran darah.
Saat itu, Miyoko mengatakan padanya jika ia baru saja melenyapkan salah satu pengganggunya. Awalnya ia ingin mengusir Miyoko dari rumahnya, karena ia sudah tidak ingin terlibat lagi dengan wanita simpanan Souta Hiroki.
Namun, Keiji Makoto yang tidak lain adalah suaminya, dengan santainya mempersilahkan Miyoko masuk dengan alasan jika saat ini wanita itu membutuhkan tempat sembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Hear Your Step 3
Misteri / ThrillerPenyelidikan kembali berlanjut dan lagi-lagi melibatkan para penyidik Konoha, kasus seperti apa yang menanti mereka? Simak kisah selengkapnya...