Bab 21 : Kencan Dadakan di TMII

140 7 0
                                    

Sasha kaget melihat Marcel ada di belakangnya dengan senyuman lebar. Marcel memakai kaos merah dan celana jeans hitam. "Ke-kenapa kamu bisa ada di sini? Bukankah kamu ada jadwal manggung?" Tanya Sasha bingung.

"Iya benar. Tapi, jadwal manggungnya dimajukan hari ini jadi aku bisa selesai lebih cepat. Apa ada masalah? Kamu nampak panik?" Balas Marcel.

"A-ah bukan saatnya untuk mengobrol santai begini! I-ibumu hilang! Maafkan aku dan cepat bantu cari dia!" Ucap Sasha kembali panik.

"Tenanglah, Sha. Ibuku tidak hilang. Dia sedang berada di toko souvenir untuk membeli oleh-oleh dari Taman Mini Indonesia Indah," Respon Marcel santai. Marcel menceritakan bahwa ibunya memintanya bertemu di wahana kereta gantung dari Taman Mini Indonesia Indah.

Saat Marcel datang, dia tidak melihat Sasha karena sedang fokus mengantri tiket kereta gantung. Diane bilang bahwa dia lebih tertarik beli oleh-oleh untuk adik-adiknya dibandingkan naik wahana ini. Sasha kaget karena Diane begitu antusias sebelumnya soal kereta gantung.

"Ya ampun. Lalu, apa yang harus aku lakukan dengan 1 tiket lainnya? Apa aku harus mengembalikannya ke loket?" Gumam Sasha muram.

"Tidak perlu. Biar aku yang menemanimu naik kereta gantung ini menggantikan ibuku! Ayo kita naik sekarang karena sunset sudah mulai terlihat!" Balasnya.

Marcel menggandeng tangan Sasha dan mengajaknya berlari ke titik pemberangkatan kereta gantung. Dia mengikuti Marcel dengan senyuman manis. Mereka mendapat kereta gantung berwarna merah dengan gambar candi Borobudur. Saat petugas membuka pintu, mereka memilih duduk berdampingan. Saat pintu ditutup dan kereta gantung mulai berjalan, mereka saling menggenggam tangan dengan erat untuk mengurangi rasa takut.

Sementara itu, di toko souvenir, Diane nampak sedang memilih baju-baju motif belang sambil bersenandung kecil. Sebenarnya, Diane memang tertarik naik kereta gantung tetapi saat Marcel bilang akan menyusul, dia memilih memberikan kesempatan langka itu kepada anaknya dan Sasha. Diane sungguh berharap mereka bisa menjalani hubungan yang lebih dekat ke depannya.

"Sasha, Marcel! Kalian harus menikmati momen sunset berdua! Aku berharap kalian memiliki momen romantis yang tak terlupakan," Gumam Diane lirih.

Sementara itu, di dalam kereta gantung, setelah 10 menit beradaptasi dengan ketinggian kereta gantung, Sasha sudah bisa meredam rasa takutnya. Dia begitu gembira melihat pemandangan Taman Mini Indonesia Indah dari atas. "Wow! Pemandangan ini indah sekali! Bagaimana menurutmu?" Tanya Sasha ceria.

"Aku setuju denganmu. Walaupun, aku tidak begitu tahu tentang spot-spot yang ada di Taman Mini Indonesia Indah ini, tapi aku tetap menyukainya," Balasnya.

Saat Sasha mengetahui bahwa Marcel tidak begitu tahu tentang spot yang ada di sini, dia mulai menceritakan semua hal yang mereka lihat dari ketinggian seperti miniatur 34 provinsi Indonesia, Istana Anak yang mirip kastil disneyland hingga danau archipelago yang membentang luas. Gadis berkacamata itu menjelaskan semua hal yang dilihat seperti seorang tour guide.

Namun, Marcel tidak fokus mendengar penjelasan Sasha, dia lebih fokus menatap wajah Sasha dengan lekat. "Hem, ternyata ada yang lebih indah dibandingkan pemandangan dibawah," Gumam Marcel lirih saat menatap wajah ceria Sasha yang tersorot cahaya keemasan karena sunset. Kecantikannya begitu terpancar sore itu.

"Hei, sudah cukup menjelaskannya. Mendekatlah kemari!" Ucap Marcel. Sasha langsung berhenti bicara dan mulai mendekat ke arah Marcel dengan perasaan deg-degan. Dia terbayang adegan romantis yang pernah ditonton olehnya di film. Saat tubuh mereka sudah tidak berjarak, Marcel merangkul pundaknya.

"Ayo kita abadikan momen berharga ini, Sha! Tersenyumlah!" Lanjut Marcel dengan tangan lainnya yang memegang HP dalam posisi kamera selfie. Setelah mereka selesai mengambil beberapa foto berdua, Sasha langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Pembalasan Seorang Fans Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang