Bab 49 : Pesta Topeng

143 6 0
                                    

Malam itu, saat Sasha selesai latihan gitar dengan Ronan, dia mendapat tawaran tak terduga. "A-apa? Kamu mengajakku ke acara pesta topeng besok malam?" Tanya Sasha, pupil matanya membesar. Ronan menganggukan kepalanya.

"Ta-tapi besok malam kan latihan terakhir kita sebelum aku mengikuti ujian masuk Institut Kesenian Jakarta! Bagaimana mungkin bukannya mengajariku bermain gitar untuk persiapan ujian, kamu malah mengajakku berpesta?" Protes Sasha keberatan. Bukannya merasa bersalah, Ronan tersenyum lebar.

"Justru itu. Yang dibutuhkan untuk menghadapi ujian adalah perasaan yang rileks dan pikiran yang tenang. Kamu tidak akan mendapatkannya jika hanya latihan, kamu butuh bersenang-senang sebelum ujian. Lagipula, melihat permainan gitarmu tadi, aku yakin kamu pasti bisa lulus ujian praktek lusa," Jelas Ronan percaya diri. Sasha yang sempat menolak keras ajakan Ronan itu, nampak mulai goyah.

"Apa-apaan kalian berdua! Kalian berencana bersenang-senang tanpa diriku!" Protes Phil, wajahnya kesal.

"Mana mungkin! Phil, kaulah bintang utama di pesta topeng besok malam," Respon Ronan dengan senyum lebar.

"A-apa maksudmu dengan bintang utama?" Tanya Phil bingung. Sasha juga penasaran dengan maksud lelaki misterius itu.

Ronan menjelaskan bahwa dia mendapat tawaran bernyanyi untuk Phil di acara pesta topeng besok malam untuk merayakan pertunangan salah satu teman kampusnya dahulu. Temannya juga memberikannya undangan spesial untuk dua orang. Jadi, Ronan berpikir untuk mengajak Sasha agar dirinya bisa rileks menghadapi ujian masuk kampus. Sasha dan Phil mengangguk.

"Sasha! Kenapa kamu tidak terima saja tawaran Ronan? Setelah aku tampil, kita bisa bersenang-senang di pesta topeng. Anggap saja sebagai hadiah atas kerja kerasmu belajar bermain gitar selama hampir seminggu ini," Bujuk Phil tulus.

"Ehm, apakah jika aku datang ke pesta topeng itu, aku bisa makan beragam makanan enak sepuasnya?" Respon Sasha mulai tertarik.

"Temanku itu pecinta makanan Jepang. Tidak hanya makanan enak, mungkin kamu bisa menemukan aneka menu salmon ala Jepang di sana," Balasnya dengan seringai tipis.

"Sa-salmon? Baiklah! Aku akan ikut ke pesta topeng itu bersama kalian!" Jawab Sasha, matanya berbinar saat mendengar ikan favoritnya disebut.

"Bagus! Aku sudah tidak sabar bersenang-senang di pesta topeng itu bersama dengan kalian. Kamu pasti nampak cantik saat memakai gaun pesta, Sha," Respon Phil begitu tulus. Mendadak, Sasha nampak bingung.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Kamu tidak berubah pikiran kan?" Tanya Ronan, tatapannya menyelidik.

"Ti-tidak. Setelah mendengar ucapan Phil, aku baru sadar bahwa aku tidak punya gaun pesta yang cocok untuk acara besok malam," Ungkap Sasha jujur.  Ronan menawarkan Sasha untuk membelikannya sebuah gaun pesta untuk besok malam.

Namun, gadis itu langsung menolak dengan keras. Tetapi, Sasha juga tidak punya uang lebih untuk membeli gaun, gajinya sudah dihabiskan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Phil dan Ronan ikut mencari solusi. "Kalau tidak beli, bagaimana jika kamu menyewa gaun pesta saja?" Usul Phil.

"Wah, ide bagus! Kalau hanya sekadar menyewa baju, mungkin uangku masih cukup. Apa kalian tahu tempat sewa baju yang bagus tetapi murah?" Tanya Sasha antusias.

"Aku tahu tempat yang bagus untuk menyewa gaun pesta. Sebelum acara pesta topeng dimulai, aku akan mengantarkanmu ke sana, Sasha," Jawab Ronan.

"Benarkah! Oke, aku akan ke apartemenmu 2 jam sebelum acara dimulai," Respon Sasha dengan wajah ceria. Phil dan Ronan tersenyum lega.

***
Sesuai janji, Sasha datang ke apartemen Ronan jam 7 malam. Acara pesta topeng itu akan diadakan jam 9 malam. Jadi, gadis berkacamata itu masih punya waktu yang cukup untuk bersiap-siap. Saat membuka pintu, hanya ada Ronan di apartemen. Phil sudah berangkat lebih dulu untuk persiapan tampil.

"Kau sudah datang, Sha. Tunggu di dalam sebentar, aku mau ganti baju dulu," Ucap Ronan.

Sasha menurut, dia duduk di ruang tamu sambil menunggu Ronan yang sedang berganti baju di kamarnya. Saat dia keluar kamar, Ronan nampak keren dengan setelan jas warna hitam dengan kemeja abu-abu. Dia menghampiri Sasha sambil membawa dua buah topeng bulu berwarna hitam. "Ambilah topeng ini. Kamu pasti tidak sempat menyiapkan topeng," Ucap Ronan perhatian.

"Terimakasih banyak, Ronan! Topeng ini lucu sekali," Respon Sasha riang.

"Kalau begitu, ayo aku antar ke butik yang aku bilang. Kamu bisa menyewa baju yang sesuai dengan seleramu," Ajak Ronan begitu antusias.

Setelah 30 menit perjalanan, mereka sampai di sebuah butik modern bernama Black Domination Boutique. Butik itu didominasi oleh warna hitam dan putih. Bahkan, di butik itu hanya ada baju-baju warna gelap seperti hitam, putih, abu-abu dan sebagainya. Sebenarnya, butik itu adalah milik sepupunya Ronan.

Dia sengaja membawa ke sana agar bisa menyewa baju bagus dengan harga terjangkau. Sasha akhirnya memilih sebuah baju model jumpsuit dengan atasan renda berpayet warna metalik dengan detail mengembang di bahu dan bawahan hitam.

Tepat jam 9 malam, Ronan dan Sasha sudah tiba di hotel tempat pesta topeng diadakan. Pesta itu nampak mewah dengan beragam hiasan kristal dan aneka makanan di sudut ruangan. Sasha tidak terlalu peduli dengan banyaknya peserta bertopeng yang hadir di pesta itu. Tatapannya justru fokus ke arah salah satu meja yang dihiasi aneka makanan khas Jepang dengan menu ikan salmon.

"Sasha! Kamu lihat apa?" Tanya Ronan  penasaran karena gadis disampingnya hanya fokus ke satu titik. Lelaki itu akhirnya ikut melihat ke arah tatapan mata Sasha tertuju sejak pertama masuk ke dalam ruangan pesta.

"Astaga! Aku pikir kamu melihat apa. Ternyata kamu melihat makanan dari ikan salmon! Sabar dulu dan nikmati acara malam ini," Saran Ronan.

"Maaf! Aku tidak sabar ingin mencoba menu ikan salmon di hotel mewah ini. Baiklah, untuk sekarang, mari kita dukung penampilan Phil!" Ucap Sasha dengan mata berapi-api. Ronan menahan tawanya yang ingin meledak. Sasha mengikuti acara pesta topeng itu dengan penuh sukacita dari mulai acara tukar cincin, penampilan Phil hingga mini games.

Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu oleh Sasha tiba yaitu momen istirahat. Semua tamu dipersilahkan makan dan minum sepuasnya. Sasha langsung berjalan ke arah menu makanan Jepang. Di sana, hanya ada dia dan satu orang lelaki dengan rambut dikuncir.

Mereka mengambil aneka makanan Jepang dengan ikan salmon. "Haha, sepertinya kamu juga suka ikan salmon ya?" Ucap lelaki bertopeng biru dengan rambut dikuncir itu dengan ramah.

"Iya, ikan salmon adalah ikan paling enak yang pernah ada di dunia," Jawab Sasha dengan penuh semangat. Lelaki bertopeng itu tertawa.

"Aku setuju denganmu. Kamu mengingatkanku dengan seseorang yang aku kenal. Dia juga pecinta ikan salmon sepertimu," Respon lelaki itu dengan suara bergetar.

Sasha dan lelaki bertopeng biru itu duduk bersebelahan saat makan. Sementara, Ronan masih asyik berbincang dengan teman-teman kampusnya dahulu. Sasha memang gadis yang mudah akrab dengan orang baru. Dia memang terbiasa bergaul dengan teman-teman lelaki sejak remaja hingga menjadi tomboy. Jadi, di mata lelaki, Sasha adalah gadis yang menyenangkan.

"Kamu sungguh gadis yang ramah. Senang bisa mengobrol denganmu sambil makan seperti ini," Ucap lelaki misterius itu dengan tulus.

"Aku anggap itu sebagai ujian. Kamu juga asyik diajak mengobrol walaupun kita tidak saling mengenal," Respon Sasha ramah.

"Benar juga. Walaupun kita sudah mengobrol cukup lama, kita belum berkenalan. Bagaimana kalau kita berkenalan sambil membuka topeng?" Usul lelaki itu.

"Tidak masalah. Aku senang bisa berkenalan dengan teman baru," Jawab Sasha apa adanya.

"Kalau begitu, perkenalkan namaku Marcel Anderson. Namamu siapa?" Ungkap Marcel sambil membuka topeng warna biru miliknya dan tersenyum ramah. Mendadak, jantung Sasha seperti berhenti berdetak per sekian detik.

Tanpa sadar, Sasha langsung menjatuhkan piring berisi makanan miliknya ke atas lantai. "Hei! Kamu tidak apa-apa? Kenapa tubuhmu tiba-tiba menggigil? Kamu sakit?" Tanya Marcel panik karena gadis di sebelahnya gemetaran.

Mendadak tubuh Sasha kaku, dia ingin pergi menjauh tetapi tidak bisa. Tak lama, Ronan datang menghampirinya. Lelaki bergaya rambut Pompadour itu langsung menarik tangan Sasha hingga berdiri dan menyembunyikan gadis itu di balik punggungnya.

"Hei! Apa yang sudah kamu lakukan!" Teriak Ronan emosi.

Pembalasan Seorang Fans Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang