Gagal di percobaan pertama itu wajar
Tidak masalah gagal dulu nanti coba lagi
~ authorFenly menatap penampilannya didepan cermin kamar Fajri untuk kesekian kali, ia tersenyum manis sambil memperhatikan seragam yang kini melekat pada tubuhnya, impiannya sejak dulu untuk memakai seragam dan pergi sekolah akhirnya terwujud. Fajri yang baru selesai menata buku pelajaran miliknya menggeleng pelan melihat Fenly yang terus menerus melihat penampilan dirinya di depan cermin.
" Ayo berangkat! Ngaca terus dari tadi, ngga akan berubah kali, sampe nanti juga masih pake seragam kalau belum ganti baju "
" Aku beneran boleh ikut masuk ke sekolah? " Tanya Fenly sekali lagi untuk meyakinkan
" Boleh, aku udah minta izin sama pihak sekolah. Nanti selama aku belajar di kelas kamu nunggu di perpus aja, disana sepi kok jarang ada anak yang mau nongkrong di perpus, bel istirahat aku jemput kamu ke perpus abis itu kita ke kantin "
" Makasih ya Ji " Fajri mengangguk kemudian mengajak Fenly untuk segera berangkat atau mereka akan berakhir di toilet sekolah karena terlambat, Fajri tidak ingin membuat Fenly merasakan dihukum di hari pertama dia mencoba sekolah.
Kedatangan Fajri ke sekolah bersama dengan Fenly menjadi pusat perhatian siswa di sekolah, merasa banyak orang yang menatapnya Fenly meraih tas ransel milik Fajri dan bersembunyi di balik tubuh Fajri. Tatapan bingung Fajri berubah dingin ketika melihat kearah depan banyak siswa yang memperhatikan kedatangan mereka.
" Lo semua ga punya kerjaan lain ya selain liatin orang ha? Ganggu tau ga! " Kesal Fajri yang membuat beberapa kerumunan bubar dari tempatnya
" Aku anter ke perpus dulu ya, bentar lagi bel jadi aku harus langsung ke kelas " Fenly mengangguk pelan dan dengan langkah pelan ia mengikuti Fajri untuk berjalan menuju perpustakaan, sepanjang jalan mereka tak lepas dari perhatian siswa yang mereka lewati, Fenly semakin merasa takut dan mengeratkan genggamannya pada ransel milik Fajri.
" Itu siapa ya? Anak baru? Kok bisa sama Aji? Saudaranya Aji? Kalau iya gila sih... Satu keluarga cakep semua "
" Masuk kelas mana ya dia? Namanya siapa sih? Beneran cakep banget, gue kira pangeran pangeran cuma ada di negeri dongeng, ternyata ada lho di dunia nyata "
" Aji keliatan jagain dia banget ga sih? Apa dia adeknya Fajri? Eh tapi kan Aji anak tunggal, terus itu siapa ya? "
" Kenapa nunduk sih, padahal cakep banget... Gue pengen liat mukanya lebih jelas " beberapa ucapan siswa yang masih dapat Fenly dengar dengan jelas cukup mengusik ketenangannya. Fajri yang melihat Fenly kurang nyaman memberikan tas ransel miliknya pada Fenly kemudian melepas jaket yang ia kenakan Fajri memasangkan jaket tadi pada Fenly, tak lupa ia menutup kepala Fenly dengan tudung jaket sehingga wajah Fenly makin tak terlihat. Setalah itu barulah Fajri meraih kembali tas ransel miliknya dan langsung menarik Fenly menuju perpustakaan.
" Bu... Nitip saudara saya ya disini, jangan biarin ada orang yang deketin dia pokonya sampe saya kesini lagi " kata Fajri setelah sampai di perpustakaan
" Iya kamu tenang aja, biar dia disini sana kamu ke kelas udah bel lho "
" Iya Bu... Fen, aku ke kelas dulu ya, pokonya jangan kemana-mana sampe aku kesini lagi ya " Fenly mengangguk patuh kemudian berjalan menuju kursi yang ada di sudut ruangan setalah meraih beberapa buku yang cukup menarik perhatiannya.
Fenly menyukai perpustakaan ini, dia bisa memilih beberapa buku yang ia minati kemudian tenggelam dalam buku tadi selama beberapa jam. Fajri benar tidak ada yang menganggu Fenly selama dia berada di perpustakaan jadi ia bisa tenang menunggu Fajri disana. Cukup lama Fenly tenggelam dalam buku yang saat ini ia baca, hingga ketukan pelan pada meja membuatnya mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away (Jakarta)
FanfictionLari memang bukan pilihan, tapi kini menjadi jalan satu-satunya yang dapat aku ambil. Jika saja dihadapkan pada pilihan bertahan dan berlari atau menyerah, mungkin jika tak ada dia bersamaku aku akan dengan mudah menjawab menyerah. Ku biarkan mereka...