4 ~ Permata Terakhir

140 23 2
                                    

Hanya ini yang tersisa dariku
Permata berharga terakhir
Setelah ini ku yakin tak akan mudah
Tapi menyerah juga bukan jalan keluar


~ author

Beberapa Minggu setelah keluarga Adhitama kehilangan sang pemimpin keluarga, kehidupan mereka tampak berjalan normal meski kita tidak pernah tahu keadaan yang sebenarnya seperti apa. Shandy sudah kembali ke sekolah dan menyelesaikan ujian kelulusannya, nyonya Adhitama kembali menjalani rutinitasnya bekerja menyelesaikan kasus yang membutuhkan bantuannya dan Fenly yang menikmati kesepiannya sambil melanjutkan kegiatan home schooling nya. Teror yang mereka terima juga perlahan mereda, entah karena memang telah usai atau mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk kembali memulai.

Fenly menutup buku yang tadi ia gunakan untuk belajar ketika seseorang mendekat kearahnya kemudian duduk disampingnya sambil mengusap pelan rambut Fenly. Pemuda tampan itu meraih tangan yang masih asik mengusap rambutnya itu kemudian Fenly mencium sekilas tangan tadi.

" Mama udah pulang? Gimana ma persidangan mama lancar? " Tanya Fenly yang kini memilih bersandar pada bahu sang mama

" Lancar... Minggu depan sidang terakhir, mama yakin bisa memenangkan kasus itu " kata sang mama sambil kembali mengusap rambut Fenly

" Mama selalu berhasil memenangkan kasus, kan mama hebat "

" Tapi mama gagal memenangkan kasus papa kamu... " Lirih Nyonya Adhitama

Fenly sebenarnya mendengar apa yang mamanya katakan tapi dia sendiri tidak tahu harus merespon seperti apa ucapan mamanya kali ini jadi ia memilih untuk diam. Ia sendiri juga tidak mengerti kenapa penyelidikan kasus papanya tiba-tiba ditutup? Padahal dalang dari pembunuhan papanya belum ditemukan.

" Fenly udah makan? Mau mama masakin sesuatu? " Tanya sang mama mengalihkan pembicaraan yang rasanya cukup berat bagi mereka

" Kita pesen aja ya ma, mama baru pulang kerja pasti capek kan? Sebentar lagi kakak juga pasti pulang jadi kita pesen aja "

" Yaudah kalau gitu mama mandi sama ganti baju dulu ya. Mau Fenly yang pesan makanannya? " Tanya sang mama sambil menyodorkan handphone miliknya pada Fenly

" Boleh beli burger? " Tanya Fenly yang dijawab anggukan dengan sedikit kekehan pelan dari nyonya Adhitama. Fenly memang menyukai burger tapi orangtua dan kakaknya sering melarang Fenly terlalu sering makan burger, jangankan burger mie instan saja Fenly tigak pernah memakannya karena memang dilarang, jadi jika ada kesempatan memakan burger Fenly pasti memanfaatkan kesempatan itu.

Nyonya Adhitama kini meninggalkan Fenly yang tengah sibuk memilih toko burger dan menu yang ingin ia pesan. Tak berapa lama seseorang membuka pintu utama kediaman Adhitama dan langsung menatap Fenly yang masih saja sibuk dengan urusan pesan memesan makanan. Dengan gerakan cepat Shandy berlari menuju Fenly dan merebut handphone tadi dari tangan adiknya.

" Beli apa? Burger?... MAMA FEN BELI BURGER NIH!!! " teriak Shandy sambil mencoba melihat apa yang tadi adiknya ingin pesan

" Kakak... Fen udah bilang mama, kata mama boleh " kesal Fenly

" Masa? Ngga percaya... Ngga ada makan burger, hari ini kita pesan menu sehat aja " kata Shandy sengaja menjahili adiknya padahal yang Shandy lakukan adalah memesan menu yang tadi ingin dibeli oleh Fenly

" Kakak... Fenly mau burger. Jail banget sih, coba papa masih ada pasti belain Fenly kalau lagi dijailin sama kakak " kata Fenly yang langsung menekuk wajahnya, sementara Shandy yang tadi tertawa kini menyurutkan tawanya dan menatap Fenly datar, setelahnya menghembuskan nafas berat.

" Hey... Kakak cuma bercanda, nih pegang hpnya... Kalau nanti burgernya Dateng ambil kedepan " kata Shandy sambil mengembalikan handphone milik mamanya tadi pada Fenly kemudian bangkit dari tempat duduknya dan hendak pergi ke kamar miliknya.

Run Away (Jakarta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang