Aku tidak takut dengan penjahat bersenjata
Aku hanya takut kita tak lagi bersama
~ authorMalam makin larut suara binatang malam samar-samar mulai terdengar, seseorang masuk kedalam kamar milik Fajri dan memperhatikan kedua pemuda yang saat ini tengah tertidur, tampak dari raut wajahnya salah satu dari mereka tak begitu nyaman, entah bermimpi buruk atau memang belum dapat tertidur dengan nyenyak saja. Perlahan ia mendekat dan berlutut tepat dihadapan salah satu pemuda tadi, ia mengusap puncak kepala pemuda yang lebih muda darinya itu dengan sayang, perlahan mata pemuda tadi terbuka.
" Kakak... Kak Shandy pulang" katanya lirih
" Siapa yang bilang kalau kakak ngga akan pulang Hemm...? Kakak pasti pulang " jawab Shandy sambil terus mengusap kepala Fenly
" Eh bang Shan... Lo udah balik? Lo disini aja bang, biar gue yang pindah ke kamar bang Lang, Fenly dari tadi cariin Lo soalnya "
" Ngga papa nih? Maaf ya Ji, jadi repotin Lo sama Gilang dan makasih udah jagain Fenly "
" Kaya sama siapa aja Lo bang, status kita disini sama bang, sama-sama numpang di rumah bang Gilang jadi kalau sama gue santai aja, gue bukan pemilik rumah. Yaudah lo berdua istirahat deh, gue ke kamar bang Lang dulu " kata Fajri yang kini berjalan keluar kamar
Setalah Fajri keluar, Fenly sedikit menggeser tubuhnya agar Shandy bisa ikut berbaring bersamanya, ia tahu saat ini kakaknya itu pasti lelah. Shandy meraih tubuh Fenly untuk ia bawa kedalam dekapan hangatnya, Shandy tak mengatakan apapun tapi tangannya terus bergerak mengusap punggung adiknya dengan lembut.
" Fen... Kakak bingung, kita ngga mungkin selamanya tinggal dan sembunyi di rumah ini, terlalu bahaya buat Gilang sama Fajri. Kakak juga ngga mungkin libatin Gilang terus menerus, dia punya kehidupan sendiri tapi Kakak juga takut untuk bawa Fenly... Kakak ngga mau Fen capek, ngga mau Fen sakit apalagi celaka, kakak harus apa? " Fenly terdiam tapi sesaat setelahnya ia tersenyum kemudian mengeratkan pelukannya pada Shandy
" Kakak punya mimpi? " Tanya Fenly yang tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan Shandy
" Punya kakak punya banyak mimpi " meski begitu Shandy tetap meladeni pertanyaan Fenly padanya
" Kalau mimpi kakak terwujud, kakak mau lakuin apa setelahnya? "
" kalau semua mimpi kakak udah tercapai, Kakak cuma mau sama Fen... Kita habisin waktu sebanyak yang kita bisa, apapun selama sama Fen, apapun yang penting tetep sama Fen "
" Sama... Fen juga bakal lakuin hal yang sama kak, dan sekarang impian Fen banyak yang udah terwujud, satu-satunya yang belum terwujud cuma bareng sama kak Shandy. Fen tahu kok kak kalau diluar sana bahaya buat kita, Fen tahu mereka ada rencana buat bunuh kita kan? Tapi kak... Untuk sekarang Fen ngga takut mati, Fen lebih takut kalau ngga sama kakak lagi "
" Fen siap lari dan sembunyi selama itu sama kak Shandy... Bahkan kalaupun Fen harus mati selama Fen ada di dekat kak Shandy Fen ngga papa kak "
" Hussss... Mulutnya kalau ngomong! "
" Kita hadepin bareng ya kak, kakak sayang kan sama Fenly? Janji sama Fenly kalau kakak ngga akan tinggalin Fenly " Shandy terdiam entah kenapa ia sulit untuk berjanji pada Fenly, entah karena ia sadar jika bahaya tengah mengincar mereka atau karena ia juga ragu apakah dia bisa bertahan lebih lama untuk Fenly dengan teror ini?
" Udah malem Fen tidur ya... "
" Janji dulu kalau kak Shandy ngga akan tinggalin Fen apapun yang terjadi "
" Kakak akan selalu jaga Fenly gimanapun caranya dan ngga akan pernah biarin Fen luka " kata Shandy sambil memeluk erat tubuh Fenly dan sesekali mencium puncak kepala adiknya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away (Jakarta)
FanfictionLari memang bukan pilihan, tapi kini menjadi jalan satu-satunya yang dapat aku ambil. Jika saja dihadapkan pada pilihan bertahan dan berlari atau menyerah, mungkin jika tak ada dia bersamaku aku akan dengan mudah menjawab menyerah. Ku biarkan mereka...