11 ~ Janji

140 17 16
                                    

Bukankah kamu sudah janji
Jadi tepati apa yang pernah kamu ucap


~ author

Fenly terus bersembunyi dan berharap Shandy akan segera menemui dirinya. Matahari yang awalnya malu-malu untuk menampakkan dirinya, hingga teriknya menyengat kulit bahkan sampai kini perlahan pulang ke arah barat, Shandy belum juga menemui Fenly. Selama itu pula Fenly tidak berhenti menangis.

" Kakak... Kakak dimana? Fen takut gelap kak... Kakak... Fen takut " Isak Fenly sambil memeluk erat lututnya bahkan kini matanya memerah dan sedikit bengkak karena terus menangis.

Suara hewan malam mulai bersahutan, Fenly mengeratkan pelukannya pada lutut untuk menutup rasa dingin dan sedikit meredakan rasa takut yang perlahan menyelimuti dirinya. Fenly tidak bisa memejamkan matanya, ia terus menunggu kedatangan Shandy.

" Kakak janji ngga akan ninggalin Fenly... Jadi tolong tepati janji kakak ke Fenly... Fen takut kak... Fen susah nafas... Kakak... Kak... Shan "

Malam semakin larut tapi Shandy belum juga menunjukkan keberadaan dirinya, selama itu pula Fenly tidak bisa memejamkan matanya, dia bahkan kini sedikit kesulitan bernafas karena takut dan terus menangis sedari tadi. Suara langkah kaki yang menginjak dedaunan kering menyentak Fenly, jantungnya serasa berhenti berdetak saat itu juga. Ia menutup mulutnya dan berusaha menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat siapapun.

Air mata Fenly deras mengalir, tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan pada apapun yang perlahan mendekati tempat persembunyiannya, entah manusia atau hewan buas yang saat ini berada di dekatnya, yang Fenly lakukan hanya memejamkan mata setidaknya kalaupun dia akan terbunuh dia tigak melihat apapun dan dengan cara apa dia terbunuh.

" Fen... Fenly... " Suara lembut itu perlahan menyapa telinga Fenly, pemuda tampan itu mencoba memberanikan diri membuka matanya dan melihat kesekelilig tempat ia bersembunyi ia melihat seseorang dengan jaket jeans dan celana bahan berwarna gelap berdiri tak jauh didepan tempat ia bersembunyi, tanpa melihat wajahnya sekalipun Fenly tahu pemuda yang berdiri didepannya itu Shandy.

" Fen... Fen disini? " Tanya pemuda itu sambil menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan apakah pemuda yang dia cari berada disekitar tempat itu.

" Kakak... " Seru Fenly lirih yang langsung keluar dari persembunyiannya dan berlari memeluk Shandy, sedikit terkejut tapi Shandy dapat mengendalikan hal itu dengan cepat. Shandy membalas pelukan sang adik sambil sesekali mengusap punggung Fenly lembut.

" Kenapa lama? Fen takut kak... Kenapa kak? Kenapa? " Tanya Fenly sambil terisak dalam pelukan Shandy

" Maafin Kakak ya... Mereka terlalu banyak, kakak ngga mungkin semudah itu kalahin mereka, mereka juga punya senjata Fen... Maafin kakak, sekarang jangan takut ya! Kakak udah di sini sama Fenly "

" Jangan tinggalin Fen lagi kak... Fen mohon, Fen takut " lirih Fenly yang perlahan melemah

" Fen... Fen ngga papa? " Tanya Shandy panik dan langsung membawa Fenly untuk duduk dan bersandar pada pohon tempat Fenly sembunyi tadi.

" Sesek kak... Sakit " keluh Fenly

" Fen tenang ya... Nafas pelan-pelan dulu, atur nafasnya. Fen bisa... Ayo Fen... Kakak di sini sama Fen, kakak ngga akan pernah tinggalin Fen sendirian "

" Sa...kit kak.. " Shandy langsung membawa Fenly kedalam dekapannya mencoba membuat adiknya tenang, sementara Fenly juga berusaha untuk mengatur nafasnya. Tak sengaja ia melihat kaki Shandy yang tampak ada bercak darah, ia yakin kaki kakaknya itu terluka. Dengan tangan yang bergetar Fenly menunjuk kaki Shandy.

" Kakak... Luka? " Tanya Fenly, Shandy sedikit menyingkirkan kakinya agar tak terlihat oleh Fenly kemudian mengeratkan pelukannya pada Fenly

" Kakak ngga papa... Luka kecil aja kok, kena ranting " jawab Shandy mencoba setenang mungkin

Run Away (Jakarta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang