Langit biru yang menanti senja

Senja yang menampakkan diri

Aku merasa dia kembali bukan hanya kebetulan saja, tapi alam sudah mengatur alur cerita yang tepat.

Saat itu aku melihat bahwa biru memang benar benar tulus untuk kembali, maka dari itu aku mencoba membuka hati secara perlahan untuk mempersilahkan dia agar bisa masuk kembali.

Pada saat aku sedang kumpul organisasi, biru selalu menawarkan diri untuk menjemput ku pulang, karena dia tau bahwa aku akan menunggu lama jika meminta jemput orang rumah. Dia selalu menawarkan diri untuk membantu ku, dia selalu mengkhawatirkan ku jika aku sakit, bahkan dahulu dia pernah membelikan obat walaupun sedang hujan, lucu ya?.

Ya tuhan apakah ini alur yang dimaksud? apakah ini jalan ku agar aku dan dia bisa menjadi sebuah kata kita?.

Di suatu hari pada hari rabu aku melakukan hal terbodohku. Aku meninggalkan hp ku di dalam kamar yang terkunci. Aku segera meminjam hp milik temanku agar aku bisa memberikan kabar kepada biru. Pada saat jam pulang, aku bingung karena aku tidak ada hp untuk meminta jemput. Biru menawarkan untuk mengantarkan ku pulang, aku pun berfikir sejenak, tapi apa salahnya aku menerima tawaran itu? kan memang keadaan sedang genting.

Saat bell pulang sekolah aku menunggu dia di depan kelas, tidak lama dia mengkode ku untuk jalan ke parkiran. Di saat itu aku tidak bisa berfikir jernih karena memang keadaannya aku sedang cape karena pelajaran. Aku tidak berfikir panjang jika kalau aku jalan ke parkiran bersama biru, maka satu angkatan akan tau dan akan mengira yang bukan bukan. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, pada saat aku jalan berdua menuju parkiran, di tengah tengah lapangan seluruh anak meneriaki ku dan biru, se akan akan kita pasangan baru. Diposisi itu aku sangat malu, rasanya aku tidak ingin berangkat sekolah lagi.

Aku memikirkan itu secara terus menerus, tetapi biru selalu menenangkan ku dan selalu meyakinkan ku bahwa semua akan baik baik saja.