Sembuh

91 9 0
                                    

Inara lagi duduk di atas brankar sambil makan nasi goreng, itu pun perlu 1000 ancaman dari Gus akbar membujuk Inara agar mau mengisi perutnya.

"Eng~~~udah mas Ina kenyang..." Rengek Inara menolak suapan selanjutnya dari Gus akbar.

Gus akbar menghela nafas pasrah, lalu meletakkan piringnya di atas nakas dan menyodorkan air putih ke hadapan Inara.

Inara menerima dengan senang hati, meneguknya sampai sisa setengah.

"Nah sekarang kamu tidur, istirahat biar cepat sembuh" nasehat Gus akbar.

Inara cemberut mendengar ucapan Gus akbar barusan. "Mas Ina tuh baru bangun loh masa di suruh tidur lagi sih," sewotnya galak.

Gus akbar mengabaikan protesan Inara, dia lebih memilih buat duduk di sofa sambil membuka Al Qur'an yang dia bawa di tas kecil nya.

Inara menatap diam Gus akbar yang sedang tadarus Al Qur'an.

keren juga suara mas akbar

Bosan juga liatin muka serius Gus akbar, Inara memalingkan wajahnya ke arah lain, dia bingung sekarang mau ngapain mana mata dia mulai berat karna denger lantunan ayat suci Al-Quran yang keluar dari mulut gus akbar itu terdengar menghanyutkan.

Lama kelamaan Inara malah tertidur kembali akibat suara merdu Gus akbar.

Gus akbar menyudahi tadarusnya, dia menatap Inara yang dari tadi diam Mulu eh tau taunya itu anak lagi tidur.

Gus akbar tersenyum teduh, dia tuh sayang banget sama Inara cuman ketutupan aja sama sikapnya yang sering ngomel ngomel gitu.

Sibuk memandang wajah damai Inara, Gus akbar sampai gak sadar ada yang mengetuk pintu rawat Inara sebanyak 3 kali.

Karna tak kunjung dibuka, dan berhubung tuh pintu kaga di kunci jadi orang yang sedari tadi mengetok itu langsung membuka pelan pintunya.

"Assalamualaikum"

Baru deh Gus akbar sadar sehabis sang tamu itu mengucapkan salam.

"Wa'allaikum salam, sini masuk than"

Gus Nathan sang tamu tadi, dia berjalan menuju Gus akbar duduk lalu ikut menduduki tempat disamping Gus akbar.

"Tidur mas Inara nya?"

Sebenarnya Gus Nathan tadi melirik sedikit kalo Inara sedang tidur tapi dia memutuskan untuk bertanya ke Gus akbar sekalian basa basi juga.

"Iya than baru aja" jawab Gus akbar.

Gus Nathan mengangguk kecil, supaya tidak membosankan dia pengen cerita cerita dikit sama Gus akbar.

"Mas, sebenarnya saya risih terus di deketin sama ustadzah jasmine" jujurnya mencurahkan isi hatinya.

Gus akbar menatap wajah Gus Nathan dengan senyuman heran. "Loh terus mas kudu pie Iki?"

"Ya mas bilang gitu ke ustadzah jasmine biar gak deket deket saya gitu"

Tiba tiba Gus akbar tersenyum jail. "Than mas ada solusinya nih!" Ucapnya bikin Gus Nathan penasaran.

"Apa mas?"

"Kamu bilang aja sama ustadzah jasmine kalo kamu tuh udah ada yang milikin" usulnya dengan tatapan menggoda.

"Belum saatnya mas, lagipun apa gak makin ribet nanti secara kan dari pihak yang dimaksud sama saya aja belum tau" Gus Nathan berucap seperti itu tapi matanya dari tadi malah ke arah Inara.

"Mas mah terserah kamu aja mau nya gimana, tapi than jangan lama lama juga, Inara perlu tau semuanya"

Gus Nathan mengangguk mantap. "Iya mas, secepatnya Inara bakal tau kok" yakin nya.



















INTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang