murka

134 10 0
                                    


Mereka tidak tau saja, semua ucapan dan perbuatan gus Nathan dan inara barusan itu di saksikan oleh ustadzah jasmine.

"Drama segala, kalo mau pergi tinggal pergi, pake acara ada larangan nya lagi" decih nya tak suka melihat gimana kerasnya Gus Nathan melarang Inara pergi.

Ustadzah jasmine cemburu, dia yang bolak balik keluar pesantren tidak di perhatikan Gus Nathan sedangkan Inara yang anak pendatang itu sudah mengambil perhatian Gus Nathan dengan mudah.

"Liat aja kamu nar, kamu berurusan sama siapa" geramnya lalu pergi dari situ.

Niat awal ustadzah jasmine ke ruang asrama Inara hanya untuk memberi tau kalo semua panitia sudah ada, dia hanya ingin menyerahkan nama nama panitia nya selaku Inara ketua panitia, tapi niatnya itu harus gagal karna melihat pemandangan yang cukup membuat hatinya hangus terbakar api cemburu.

Mungkin diantara ustadzah ustadzah yang lain yang juga menyukai Gus Nathan tidak seberani ustadzah jasmine yang berani beraninya mendekati Gus Nathan secara terang terangan, mereka tidak punya nyali yang kuat, jangan kan untuk mendekati, ditatap Gus Nathan saja mereka tidak berani berbuat apa apa.

.

Inara dengan perasaan jengkel terhadap mas nya terpaksa kembali mengeluarkan pakaian miliknya yang sudah tertata rapi di dalam koper, dia dari tadi hanya menampilkan wajah kesel karna acara pulang menemui orang tuanya harus ditunda dulu ketika lebaran tiba.

"Kesel kesel kesel sama mas akbar pokoknya, huh mas siapa sih dia?"

Dari kepergian kedua gus tampan, Inara tidak henti-hentinya mencak mencak sendiri, bahkan kini tempat tidurnya tidak serapi lagi. Bantal kelempar dibawah, sprei keluar dari tempatnya.

"Mas ak---

"Inara?"

Inara seketika langsung melompat dari kasur, dia berdiri sambil memainkan jari jarinya, berbeda dengan ketiga teman sekamar nya justru terbengong di depan pintu melihat kekacauan ulah Inara sendiri.

"Guys sorry in- eh maksudnya maaf Ina bikin berantakan kamar"

Kayla yang pertama masuk itu berjalan menuju inara berdiri diikuti oleh kedua temannya yang lain dibelakang.

"Kok sampai gini?"

"Kamu stres karna hapalan atau karna ustadzah jasmine suruh suruh ini itu sama kamu?"

"Kamu ngapain aja sampai jadi gini?"

Inara langsung diberi pertanyaan secara barengan sama ketiga temannya.

Pertanyaan pertama dari kayla tidak dijawab begitu juga pertanyaan alesha dan Sera, mereka tidak marah hanya saja terkejut melihat kamar yang sebelumnya mereka tinggalkan jadi begini, walaupun cuman kasur Inara yang dimaksud.

"Sebenarnya-

"Oh tadi juga aku dengar kamu bilang mas, mas kamu kesini jenguk kamu?"

Inara melotot, bisa bahaya kalo sampai temannya tau dia punya ikatan keluarga dengan Gus Gus disini.

"Eh itu ummm"

"Itu apa?" Kayla menunggu dengan tak sabar.

Tolong bantu Ina dong otak, dengan ragu Inara menjawab. "Itu sebenarnya-" kasih tau gak ya mereka? Gapapa kali mereka bisa jaga rahasia. "Sebenarnya mas Ina tuh Gus akbar" cicitnya di akhir kata.

Shock, itu lah yang mereka rasakan sekarang. Sungguh ini diluar dugaan mereka.

"Sama Gus malvin dan Gus mizan itu sepupuan sama ina"

Mereka yang masih terkejut dengan fakta barusan harus menerima fakta baru kalo Inara juga punya ikatan keluarga dengan kedua Gus lainnya.

"Lalu Gus Nathan?" Sera bertanya pelan.

INTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang