minta maaf

155 9 4
                                    

Inara dibuat bingung, tadi selesai sholat subuh tiba tiba ustadzah jasmine menghampiri nya lalu mengajak dirinya untuk mengobrol nanti pagi jam 10 ada sesuatu yang ingin di sampaikan begitu katanya.

Meskipun bingung Inara tetap menerima ajakan itu. Karna mau menolak juga dia tidak tau alasannya apa nantinya.

Beberes sudah, Inara bergegas menuju tempat yang tadi dikasih tau sama ustadzah jasmine, dia bahkan gak sempat pamitan ke ketiga sahabatnya.

Inara sedikit berlari menuju danau, dari kejauhan tampak perempuan yang berdiri menghadap danau dengan tangan di tautkan di depan.

Sudah jelas itu ustadzah jasmine.

"Assalamualaikum Ustadzah?" Panggil Inara yang berdiri tegak di belakang ustadzah jasmine.

Perempuan tadi menoleh ke belakang, tersenyum kecil lalu berdehem pelan.

"Wa'allaikum salam"

Inara masih berdiri kaku di belakang ustadzah jasmine, jiwa barbar nya meluap gitu aja bersamaan hembusan angin kencang di sekitar mereka.

Mereka sama sama diam, Inara yang berfikir kesalahan apa yang dia perbuat sampai dia dipanggil seperti ini, dan ustadzah jasmine yang malah bingung sendiri mau memulai percakapan dadakan ini dari mana.

"Ustadzah?"

Ustadzah jasmine tersentak, rupanya dirinya melamun sampai tidak sadar kalo Inara menatap dirinya intens seperti ini.

"Inara saya mau aaaa... mau..."

Inara menunggu dengan sabar, seperti nya ini pembahasan yang serius sampai sampai ustadzah jasmine ragu untuk memulai.

"Mau apa? Ustadzah mau minta tolong?" Tanya inara mencoba menebak.

Tidak ada dorongan dari mana, ustadzah jasmine malah mengangguk pelan. Dirinya juga heran kenapa malah mengangguk seakan menganggap ucapan Inara itu benar.

"Apa yang bisa saya bantu ustadzah?" Tanya Inara ramah.

Ustadzah jasmine terdiam, sebelum kesini dia tidak menyiapkan apa apa. Dia mengira kalo dirinya langsung saja menyampaikan tujuan awalnya tapi malah berakhir seperti ini.

Namun kalo di tolak juga tidak enak, Inara udah menawar kan bantuan padanya.

"Cuman minta kamu patroli nanti subuh buat bangunin anak anak santriwati...." ustadzah jasmine menutup mulutnya spontan. Kok malah itu kalimat yang keluar.

Inara mengangguk kecil. "Memang nya ustadzah ada urusan yah?"

Ustadzah jasmine mengangguk patah patah, padahal aslinya dirinya tidak sibuk sama sekali.

"Kalo memang ustadzah gak bisa, Ina usahain deh" kata Inara lagi.

Ustadzah jasmine diam lagi, bersyukur malam ini bagian dirinya yang bertugas menjadi pengawas.

"Kalo tidak ada keperluan, Ina boleh pergi kan?" Izin Inara, merasa tidak ada lagi percakapan di antara mereka.

ustadzah jasmine mengangguk kecil.

"Makasih" gumam ustadzah jasmine, namun Inara sudah pergi.

Ustadzah jasmine menghela nafas panjang, mau ngomong jujur saja dirinya belum siap.





...



"Inara kamu habis dari mana?"

Inara hampir terjungkal ke belakang gara gara Kayla yang muncul ketika dirinya membuka pintu kamar asramanya.

Mengusap dadanya yang berdetak cepat karna kaget, syukur gak jantungan.

"Kayla ih" Inara menggerutu melihat Kayla tertawa kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang