Besok nya Gus Nathan dengan aura yang berbeda berjalan cepat menuju ruangan ustadzah jasmine, dia sudah mengetahui semuanya, itu juga perlu paksaan agar Inara mau menceritakan kejadian lengkap nya dibantu sama Gus akbar yang mencoba menenangkan dirinya.
Gus Nathan tentu tidak terima dengan semua perkataan kotor yang seharusnya ustadzah jasmine tidak pantas untuk diucapkan kepada Inara, istri nya. Semua kata kata yang Gus Nathan dengar di audio rekaman hp milik Inara berhasil membuat mata Gus Nathan berapi api, dia gak akan menjamin kalo ustadzah jasmine akan selamat dari hukuman nya meskipun dia seorang ustadzah, mendengar semua ucapan nya itu ustadzah jasmine tidak pantas di sebut ustadzah lagi.
Tangan Gus Nathan mengepal kuat, dia mencoba menahan amarahnya ketika melihat diujung sana sudah terlihat pintu ruangan ustadzah jasmine, dia tidak boleh berbuat kasar atau gegabah bagaimanapun ustadzah jasmine adalah perempuan yang harus di hormati disini, meskipun kelakuan nya tidak mencerminkan kepribadian nya.
Dari arah belakang, Gus akbar dan Gus malvin tampak berlari untuk menyusul Gus Nathan, takut terjadi apa apa, jadi mereka berdua harus menemani nya agar emosi Gus Nathan tidak mengambil alih tubuh nya, sebentarnya Gus akbar juga sedikit kesel karna ustadzah jasmine berani beraninya mengucapkan kata kata itu pada Adek tercintanya, dia tidak tau saja keluarga nya bahkan tidak berani bicara dengan nada yang kasar seperti itu.
Melihat tubuh kokoh Gus Nathan di depan yang sudah dekat, Gus akbar dan Gus malvin melajukan larinya, menghiraukan tatapan heran anak anak pondok, pertama kalinya mereka melihat Gus mereka lari larian seperti menggejar tukang bakso saja.
Pas banget, tiba di depan ruangan ustadzah jasmine, pintu itu seketika terbuka lalu tidak lama keluar ustadzah jasmine, dia tampak sedikit terkejut ketika berhadapan dengan Gus Nathan, tapi seketika rasa terkejut nya terganti dengan rasa senang karna Gus Nathan datang kesini pasti mencari dirinya.
Dengan senyuman manis yang selalu dia tujukan pada Gus Nathan seorang, ustadzah jasmine berdehem, dia tidak menyadari raut murka dari muka Gus Nathan. Ucapkan saja dia kurang memahami atau paham untuk membaca ekspresi wajah seseorang, dia hanya menebak itu sudah biasa, Kan wajah Gus Nathan kalo bertemu dirinya memang begitu, datar.
Andai kamu tau ustadzah jasmine kalo tebakan mu itu salah besar, Gus Nathan bukan hanya menatap datar tapi juga benci yang teramat dalam, tidak peduli seberapa mulianya dirimu mengabdi di pesantren ini dan lumayan banyak jasamu, karna perlakuan mu yang mirip seperti merendahkan seorang santriwati yang ada di bawah mu itu termasuk sudah melanggar peraturan yang berlaku di pesantren.
"Gus nathan? Kenapa ya?" Tanya nya menggunakan suara rayuan, dia berlagak polos dihadapan Gus Nathan sambil memainkan ujung kerudungnya.
"Saya ingin bicara sama kamu," Gus Nathan berucap datar, bahkan dirinya dari tadi menatap pintu dibelakangnya daripada menatap wajah ustadzah jasmine.
Ustadzah jasmine tentu merasa senang, dia bersorak dalam hati.
Liat Inara siapa yg menang.
"Boleh, kapan? Seperti nya itu keliatan penting sekali" ujar ustadzah jasmine menatap penuh puja wajah rupawan Gus Nathan. Dia bahkan sampai tidak berkedip saking terpesona nya sama aura yang dipancarkan oleh Gus Nathan.
"Penting sekali"
Sehabis berucap itu Gus Nathan menggertak kan giginya cuman ustadzah jasmine tidak mengetahui itu.
Penting yah? Apakah Gus Nathan ingin melamar ku? Semoga iya
Gus Nathan sudah tidak betah berdiri berhadapan dengan ustadzah jasmine, dia pergi gitu aja tanpa mengucapkan sepatah kata kata lagi, bener bener pergi dalam sekali kedipan mata ustadzah jasmine.

KAMU SEDANG MEMBACA
INTHAN
Romancebagaimana jika seorang wanita yang udah terbiasa hidup bebas harus merubah kebiasaan nya yang buruk menjadi lebih baik? itu yang sekarang di rasakan oleh perempuan bernama Inara ini, dia harus meninggalkan semua kebiasaan nya yang bebas cuman karna...