x

733 85 0
                                    

sepulang dari 'double date' tadi, baik nachia maupun nala langsung masuk ke kamar masing masing.

"eh, gue pinjem charger yak," kata lana sambil langsung masuk ke kamar nala. "lu kenapa murung gitu deh? bukannya abis jalan jalan ya?"

lana tak langsung keluar dari kamar nala. "gue pernah cerita ke lu nggak sih, kak?" lana langsung menutup pintu kamar nala dan memposisikan dirinya duduk berhadapan dengan nala.

"cerita apa?" "kalo gue lagi naksir adek kelas," lirihnya. lana mengetuk ngetuk dahinya menggunakan jari terlunjuk.

"ohhh, pernah pernah. siapa sih? dia ganteng ya?" nala tambah murung. "ih, emang gue pernah bilang kalo yang gue suka itu cowok?" lana langsung menatap nala terkejut. "hah? maksud lu? lu suka sama cewek?"

"hmmm, kalo lu jijik sama gue, lupain aja deh. anggep gue nggak pernah cerita apa apa ke lu." nala langsung mendorong lana dan menarik selimutnya. sekarang ia merasa menyesal telah cerita ke lana.

"eh? siapa juga yang jijik?" nala menatap lana sambil cemberut. "beneran?" lana mengangguk ragu. "soalnya gue juga sama," gumam lana. mata nala memicing, "iya kah? siapa cewek tidak beruntung itu?"

lana langsung menoyor kepala nala. "enak aja! lupain dulu itu, sekarang back to topic, lu cerita kenapa lu murung begitu, tadi lu ketemu sama si cewek lagi jalan sama pacarnya?"

nala menggeleng, "gue tadi kepikiran, kayaknya cewek yang gue suka itu lurus deh." lana tertawa, "kenapa baru kepikiran sekarang? siapa sih ceweknya?"

"anu, anak kostan." lana langsung terkejut. "anak kostan? bukan shasa kan?" "kok jadi kak shasa sihh? suka ya lu sama dia?"

lana tampak panik, "terus siapa dong?" tanyanya sambil mengabaikan pertanyaan nala. "kalo greesel sama callie kan ngga mungkin sih." "ya emang bukan mereka," nala memutar kedua bola matanya malas. "yakali baru pertama kali ketemu gue langsung naksir." lana terbatuk, merasa tersindir.

"berarti raisha sama oline juga bukan?" "bukannnnn, lagian si oline dah punya pacar juga," jawab nala. "oh, si nachia ya? kan lu satu sekolah sama dia."

nala mengangguk lesu.

"emang dia ngga suka cewek?" nala langsung menoyor kepala lana. "yakali gue nanya sejelas itu ke dia." nala menghembuskan nafasnya.

"ya kan biar lebih jelas gituu, biar lu ngga sia sia juga naksir dia." "ngga tau, gue ngga pernah nanya. lagian sebenernya kita ngga sedeket itu, selama ini gue yang sokab ke dia."

"selama lu sokab ke dia, respon dia gimana?" tanya lana. "yaa, respon dia sih bagus menurut gue. tapi responnya tuh kek sekadar formalitas antara kakak kelas sama adek kelas."

"coba deh kapan kapan kalian ngobrol bareng, jalan berdua, habisin waktu bareng biar akrab."

"tadi udah jalan berdua tau, tapi ngga tau deh, dia tuh kayak males tapi kadang excited."

"ya jalan bareng lagi lahh, ajakin makan bareng. ntar sore coba ajakin keluar cari makan deh," saran lana.

"iya deh, makasih ya buat sarannya kakakku tersayang!" ucap nala sambil memeluk lana. "idih, lepasin!"

peka [Na2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang