xi

707 82 0
                                    

waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, anak kostan sudah pada kumpul di ruang tamu kostan. "laper banget dah gue," keluh oline sambil memegangi perutnya. "gue mau keluar, kalian pada mau nitip apa?" oline sudah mengambil kunci motornya. "eh, gue aja yang keluar!" tahan nala.

"lu mau bawa motor gue?" tanya oline. "gue keluar bareng nachia aja." merasa namanya disebut, nachia langsung menatap nala.

"eh, bentar ya, aku lagi nyelesain tugas dulu." oline cemberut. "gue udah laper nachiaa, udah deh, gue aja yang keluar."

nala menahan tangan oline, "et, gue sama nachia aja, kalian gue traktir, gimana?"

anak kostan pada melirik, "oke deh, bakso ya?" "udah itu doang?" tanya nala.

nala tak masalah jika harus mengeluarkan uang lebih banyak agar dapat berlama lama dengan nachia.

"udah deh, itu aja," ucap callie selaku yang paling tua di kostan. "makasih ya nala."

"udah kelar, ayo deh," nachia menutup buku tulisnya dan langsung mengambil kunci motornya sambil menggandeng tangan nala.

🍰

"kak," panggil nachia saat keduanya sedang duduk di warung bakso langganan anak kostan. "hmm, kenapa?"

"kok kakak ngajakin aku buat beli makanan anak kostan? kenapa ngga ngajak kak raisha atau siapa gitu?"

"aku kan ngga terlalu deket sama mereka, chia." nachia mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"kak." kali ini nachia memanggil nala dengan ragu. ia sebenarnya hendak bertanya pada nala perihal ucapan teman temannya yang waktu itu. "apa chiaa?"

"uhmm, kakak suka.." ucapan nachia terpotong saat pesanan mereka sudah sampai. "neng, ini 10 porsi baksonya ya," ucap abang bakso dengan ramah.

"oh iya bang, berapa totalnya?" "145.000, neng." nala menyerahkan masing masing selembar uang berwarna merah dan berwarna biru. "kembaliannya buat abang ya!"

"yuk, chia."

peka [Na2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang