Seakan tersadar, Chaeyoung langsung menjauh dari Lisa sehingga suasana canggung menyelimuti keduanya.
"M-Maaf" ujar Lisa memecahkan keheningan.
"Maaf untuk?" Bingung Chaeyoung.
"Maaf kalau tingkah aku bikin kamu risih. Aku harap kamu masih ingin menjadi teman aku ya" ujar Lisa menatap Chaeyoung dengan sendu.
Gadis itu malah tersenyum "Tidak apa apa Li. Aku tidak risih kok. Hanya saja aku merasa aneh"
Dahi Lisa mengernyit "Aneh kenapa?"
"Aku cukup sulit untuk akrab sama orang baru dan anehnya aku bisa langsung akrab sama kamu. Kamu pelet aku huh?" Ujar Chaeyoung bercanda diakhir.
Lisa terkekeh kecil "Aku memang orang yang gampang bikin orang akrab si. Aura aku memang tidak perlu diragukan lagi" bangganya.
Chaeyoung ikut terkekeh "Kamu memang punya aura yang berbeda. Aku fikir sikap kamu saja yang seperti cowok tapi suara kamu juga seperti cowok bahkan tidak ada beda sama Limario"
"Keren bukan?" Tanya Lisa menaikkan satu alisnya.
"Keren si. Kalau kamu cowok, pasti banyak cewek yang mengejar kamu"
"Bagaimana dengan Limario? Apa ada cewek yang mengejar dia?"
Chaeyoung mendengus "Dia itu buaya. Sudah pasti dikejar cewek mulu. Heran deh. Apaan si yang dilihat oleh sosok buaya seperti itu?"
Lisa tersenyum palsu. Dikatain oleh doi sendiri bikin jleb juga ya:)
"Ramen sudah matang nih. Tolong bawa keluar ya" ujar Chaeyoung mematikan kompor.
Tanpa membantah, Lisa membawa panci yang dipenuhi oleh ramen itu menuju keruang tamu sementara Chaeyoung membawa piring serta peralatan makan yang lain.
"Bikin ramen juga lama ya" komentar Joy.
"Ada sesuatu yang kita lewatkan?" Tanya Wendy menggoda keduanya.
"Tidak ada" balas Chaeyoung cuek.
"Ayo kita makan sekarang" ajak Jisoo.
Dengan terus mengobrol santai, mereka mula menikmati ramen yang sudah terhidang itu.
Tidak butuh waktu yang lama, panci ramen itu sudah kosong dan sekarang mereka sudah duduk melingkar untuk memainkan permainan truth or dare.
Satu botol soju yang kosong diputarkan oleh Seulgi dan botol itu tepat berhenti didepan Jisoo.
"Truth or dare?" Tanya Seulgi.
"Sebagai cowok yang keren, gue memilih dare" balas Jisoo.
Seulgi, Wendy dan Lisa saling tatap lantas ketiganya tersenyum jahil tanpa disadari oleh yang lain.
"Dare nya, lo harus menghubungi salah satu mantan pacar lo terus ngajak balikan!" Ujar Seulgi.
Jisoo menelan ludahnya dengan kasar. Dia melirik Jennie sementara yang dilirik hanya berpura pura tidak peduli.
"Takut?" Tanya Wendy.
"Gue tidak mungkin takut kali" balas Jisoo.
Dengan segera dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi salah satu mantannya.
"Loudspeaker lah" arah Wendy.
Jisoo berdecak sebal sebelum mengikuti keinginan sahabatnya itu.
"Tumben kamu menghubungi aku? Ada apa?"
Jisoo menelan ludahnya dengan kasar "H-Halo Krystal"
"Tidak perlu basa basi Ji"
"Hehe maaf ya. Ngomong ngomong, apa lo sudah punya pacar?"
"Kamu fikir aku bisa pacaran sama cowok lain disaat aku masih mencintai kamu?"
"Ayo balikan!"
Deg
Jennie sontak menatap kearah Jisoo namun cowok itu mengalihkan pandangannya agar tidak menatapnya.
"Kamu serius!?"
"Iya" sahut Jisoo.
"Okay, kita bisa balikan tapi ada syaratnya"
"Apa syaratnya?"
"Hubungan kita harus bertahan lama. Palingan juga selama satu bulan. Aku tidak mau ya kamu putusin aku seperti dulu"
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah baiklah"
"Bagus! Besok kamu jemput aku ya. Kita berangkat ke kampus bersama. Love you Sayang!"
"Hurm" balas Jisoo sebelum mematikan panggilan.
Seketika suasana menjadi hening. Mereka menatap Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa?" Bingung Jisoo.
"Gue fikir lo tidak benaran serius Ji. Astaga. Kenapa juga lo mau balikan sama si Krystal itu si?" Keluh Seulgi.
"Ya tidak apa apa lah. Lagian gue juga bosan" balas Jisoo santai.
"Ck, dasar buaya!" Sambar Jennie ketus.
"Kenapa lo? Cemburu?" Tanya Jisoo.
"Untuk apa juga gue cemburu huh?" Balas Jennie.
"Mendingan kita lanjutin permainannya sekarang" timpal Wendy sebelum berlaku perdebatan diantara kucing dan ayam.
Jisoo memutar botol kosong itu dan akhirnya botol itu tepat berhenti didepan Lisa.
"Truth atau dare?" Tanya Jisoo penuh semangat.
"Dare saja" balas Lisa.
"Cium pipi orang yang lo suka!" Smirk Jisoo.
"Memangnya Lisa suka sama siapa? Wendy? Jisoo atau Seulgi?" Bingung Chaeyoung.
"Dih, kita tidak belok ya" sambar Wendy.
Dahi Chaeyoung mengernyit "Lah, Lisa itu cewek dan kalian cowok. Apa yang salah?"
Suasana kembali menjadi hening. Mereka bingung memikirkan jawaban yang harus diberikan.
Cup
Namun tanpa diduga, Lisa malah mencium pipi gembul Chaeyoung membuat gadis itu tersentak.
"Apa apaan ini?!?" Kaget Chaeyoung.
Lisa memelas "Maaf ya Chaeng, aku terpaksa. Aku tidak ingin dipaksa minum sama mereka. Aku tidak kuat minum loh. Kamu bantuin aku lah" bisiknya.
"T-Tapi kita sama sama cewek Li" balas Chaeyoung ikut berbisik.
"Pura pura saja kok. Bantu aku lah" pinta Lisa.
"Ya sudah lah" pasrah Chaeyoung. Lagian Lisa itu cewek, jadi tidak masalah si kalau Lisa mencium pipinya.
"Nih anak ayam mengambil kesempatan banget ya" bisik Seulgi.
"Definisi buaya tuh" sahut Wendy.
"Dare gue sudah selesai" ujar Lisa tersenyum bangga.
"Tapi lo mencium pipi Chaeyoung" ujar Jisoo pura pura bingung.
"Tidak ada aturan kalau gue hanya bisa mencium pipi cowok" balas Lisa.
"Iya deh iya. Lo pass" ujar Jisoo memutar bola matanya dengan malas membuat Lisa terkekeh.
"Seharusnya dare nya cium bibir" batin Lisa sedikit kesal.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice of Love✅
FanfictionDemi gadis yang ditaksir, Limario sanggup mengganti identitasnya menjadi Lalisa hanya untuk mendapatkan hati Chaeyoung, gadis yang dia cintai. Namun, akhirnya dia sendiri yang mensia-siakan semua pengorbanannya. Chaelisa/Chaelim📌 Litop📌 BxG📌 Fan...