13. Selamat jalan, Angga.

51 7 2
                                    

Angga menatap kosong pintu bangsalnya,

Dia tidak boleh menemui Anggi,

Ardi juga tidak ingin dia kunjungi,

Di luaran sana orang-orang sibuk membicarakannya,

Deringan ponselnya sedari tadi tidak ia ladeni,

Sampai notifikasi wa-nya muncul di layar ponselnya yang tak sengaja ia lihat,

Dari nomor yang tidak ia kenal,

0858xxxx

Ga ini Bela,

Bisa ketemuan sebentar nggak?

Aku mau minta maaf,

Aku nggak tau kalo Arya bakalan separah ini,

Bisa temenin aku ketemu ama Anggi, nggak?

Aku ngaku. Kalo aku salah.

Srettt!

Tanpa pikir panjang lagi, Angga mencabut infusnya yang baru saja dipasangi kembali itu,

Lagi pula Papanya tidak ada, beliau sibuk di kantor karena kemarin-kemarin pekerjaannya banyak yang tertunda,

Kakeknya juga lagi ada di rumah, Karena sibuk mempersiapkan seminar yang akan ia ajar lusa nanti,

Lagi pula tak ada yang sudi menemuinya untuk saat ini,

Angga benar-benar kembali ke kehidupannya yang dulu,

Angga yang serba sendiri,

Angga yang tak dibutuhkan,

Dan Angga yang pesimis,

Angga pun turun dari ranjangnya. Lali berjalan ke arah pintu. Baru ia akan membuka pintu, tapi pintu itu lebih dulu dibuka oleh salah satu pelayannya,


"Den--"

"Aku mau nemuin Papa. Jangan halangin aku, Mang,"

"Tapi, Den--"

"Lebih baik nemuin Papa atau aku bunuh diri di sini ajah?"

Pelayannya itu, pun hanya bisa menghela napas pasrah,

"Tapi Mamang telpon Tuan Dewa dulu--"

ANGGA || JIN x LISA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang