8. Donatur

50 7 0
                                    

"Angga lo nggak papah? Pucet banget muka lo," Aldo pun memegangi dahi Angga dan juga dahinya, "anjirrr. Lo demam."

Angga rasa badannya juga lemas,

Ia gelengkan kepalanya pelan. Ditepisnya tangan Aldo, lalu ia menyumpal mulutnya itu dengan kertas yang sudah ia gulung,

"Anjirrr!" Kesal Aldo seraya membuang kertas tersebut ke sembarang,

Angga malah terbahak,

Aldo malah main cekik-cekikan ke leher Angga yang ...,

Sedikit menghitam dengan lingkaran yang cukup samar,

Sontak tangan Aldo pun kembali tertarik, "leher lo kenapa, Ga?"

Angga malah terkekeh, "kemaren sore main di kebun, ketempelan ulet, Do. Digaruk terus ama gue,"

Tuk!

Arga pun menoyor dahi Angga, dan yang ditoyor malah terbahak, "si Dodol, ya! Bukannya dikasih kayu putih apa bedak, ini malah digaruk!"

Angga pun toyor balik Arga, tapi orang itu malah menghindar. Lelaki itu malah mendekati Ayu yang tengah anteng memainkan ponselnya,

Arga duduk di atas meja Ayu dengan gaya cool, tapi si pemilik meja malah mendesis tak suka,

"Sepet tau nggak sih liat loh--"

"Orang manis kayak gini dibilang sepet. Mata lo katarak, ya!"

Plak!

Ayu pun menggeplak paha Arga seraya bangkit,

Arga mengaduh karena memang geplakannya bukan main,

Ayu tertawa dan langsung berlari, yang sontak Arga pun mengejarnya,

Semua yang melihat mereka pun hanya bisa menggelengkan-gelengkan kepalanya heran,

Mata Lena memicing dengan kedua tangannya yang bersidekap anggun,

"Mereka tuh sok-sok-sokan. Padahal udah statusnya pacaran tuh--"

"Haaaahhhh serius lo?!" Potong Anggun sampai menurunkan kacanya untuk menatap Lena saking kagetnya,

Andi yang sibuk bermain ML pun sontak terhenti, kemudian ia tatap Lena sambil menganggukan-anggukkan kepalanya pelan, "kemarin pas aku mau jalan ke rumah kamu, Gun. Aku liat mereka lagi jalan sambil pegangan tangan,"

ANGGA || JIN x LISA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang