''Nama saya Maharani Satriantar Kirana. Panggil saja Kirana. Saya lulusan dari Universitas Kuala Lumpur dan akan mengajar mapel Ekonomi''.
Seisi kelas ricuh dengan kedatangan guru baru yang super duper cantik. Dia terlihat masih muda, seperti guru yang baru diangkat PNS oleh pihak pendidikan. Aku menatap lamat guru muda nan manis wajahnya seperti gula merah.
Tunggu. Kirana? Apa dia pacarnya Bang Kaizo yang disinggung Fang waktu itu, ya?. Wajahnya biasa saja, tidak ada perangai licik, menurutku. Dia menggunakan make up tipis, di bibirnya menggunakan lipstik merah peach. Namun aku harus waspada, bisa saja dia menyembunyikan niat jahatnya dengan wajah manisnya.
''Baik. Karena sesi perkenalan sudah selesai, Cikgu akan absen terlebih dahulu agar mengenal kalian. Nanti berdiri dan perkenalan identitas kalian dan impian kalian, ya,'' ucap Cikgu Kirana. ''Baik Cikgu!'' Jawab satu kelas.
Aku tidak seheboh anak yang lain, mereka memperkenalkan diri dengan semangat 45, mengumbar informasi pribadi mereka, mengumandangkan cita - cita mereka dan diamini oleh teman - teman sekelas. Giliranku memperkenalkan diri, aku sebisa mungkin tidak menarik perhatiannya.
''Nama saya Chiara Askandar. Umur 17 tahun. Cita - cita ingin jadi orang sukses,'' ucapku memperkenalkan diri. Cikgu Kirana menatapku lamat, lalu pandangannya kembali ke kertas absensi. ''Selanjutnya''. Huft ... akhirnya dia tidak curiga. Beruntung nadaku tidak kaku tadi, aku berhasil tidak menjadi perhatian. Aku hanya menunggu sesi perkenalan sampai selesai. Setelah itu dilanjut pembelajaran.
Cara Cikgu Kirana mengajar lumayan bagus, dia mengajar diselingi candaan dan kata - kata yang sesuai trend di media sosial saat menerangkan materi. Usai dijelaskan, kami diberi 5 soal dan dikerjakan dalam lembaran kertas.
Kriing!!! Kriing!!!
Bel istirahat telah berbunyi, Cikgu Kirana menata buku dan barang bawaannya. ''Bagi yang duduk di belakang, silahkan kumpulkan kertas jawaban teman - temanmu kedepan. Setelah itu, kumpulkan jadi satu ke barisan kiri'' ucap Cikgu Kirana.
Alamak?!. Ujung - ujungnya aku yang harus mengumpulkan tugas ini dan dibawa ke mejanya Cikgu Kirana. Yah ... waktu istirahat 15 menit terpotong hanya karena mengantarkan tugas di mejanya Cikgu Kirana. Aku dengan berat hati melaksanakan tugas ini.
Langkahku terus mengekori guru muda ini, sesampainya di ruang guru, tepatnya di meja kerjanya, aku langsung meletakkan setumpuk kertas jawaban di mejanya. ''Sudah, Cikgu. Saya pamit dulu. Permisi,'' ucapku lalu pamit. ''Eh! Tunggu dulu''. Cikgu Kirana menghentikan kepergianku.
Aku menghela nafas dan berbalik menghadapnya dengan wajah malas. ''Ya, ada apa lagi, Cikgu?'' Tanyaku. ''Chiara. Kau anaknya Tuan Pian Askandar, 'kan?''. Seketika aku langsung menekuk alisku, tanganku spontan mengepal.
''Ya. Cikgu Kirana kenal dengan Papa saya?'' Tanyaku dengan nada monoton. ''Tentu saja kenal. Ayahku dulu kolega kerja Tuan Aman dan Tuan Pian. Mendengar nama belakangmu, Askandar, sudah dapat dibuktikan dalam dunia enterpreneur jika pemilik nama itu adalah wangsa Askandar Group, pemilik mutlak Perusahaan Destar turun - temurun,'' ucap Cikgu Kirana menjelaskan.
Kolega? Aku tak pernah tahu jika orang tua Cikgu Kirana itu kolega kerja Papa. Santriantar, ya ... aku juga tidak pernah dengar selama aku tinggal bersama Papa. Aku hanya tahu Cikgu Kirana itu pacarnya Bang Kaizo.
''Saya titip salam untuk Papamu, ya. Semoga sukses selalu,'' ucap Cikgu Kirana. Aku hanya mengangguk lalu pamit pergi. Sepanjang jangan, aku melamun, menilai guru baru cantik jelita itu lewat pandanganku. Dia baik, dia asik, tapi aku masih dirudung curiga gara - gara Fang membual jika pacarnya Bang Kaizo itu memasukkan obat atau semacamnya di kopinya Bang Kaizo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Home For Me (Boboiboy Fanfiction)
FanfictionRumah. Sesuatu yang nyaman untuk tinggal. Bukan berupa benda dan tempat, melainkan seseorang yang membuatku nyaman. Inilah kisahku yang merindukan rumah, melakukan apapun untuk rumah. • Karya asli milik Monsta dan Nizam Abd Razak • Tidak ada alur as...