teman belajar

199 20 0
                                    

"Lo udah gila, Sa!"

"Mau mati, hah?!"

"Lo yang gila, Jae! Kenapa lo nyium gue, hah?!"

Jaehyuk terdiam sejenak mendengar kata-kata Asahi.

"Lagian, lo nggak mau naik," jawab Jaehyuk dengan tenang.

"Itu bukan urusan lo."

"Kenapa juga lo peduli?" tanya Asahi, nada suaranya mulai meninggi.

"Lo suka banget sama Winter, ya? Sampai segitunya."

"Ngeliat Yoshi sama dia, udah mau bikin lo mati?" Jaehyuk tampak semakin kesal.

Asahi mendecih. "Kok lo tahu? Ah, lo pasti mata-matain gue, kan? Ngaku!"

"Kalau iya, kenapa?" jawab Jaehyuk, sedikit meninggikan suaranya.

"Licik! Lo mau ngejatuhin gue, kan? Pasti habis ini lo bakal ketawain gue."

"Udah puas, kan lo ngeliat keadaan gue yang kayak gini?"

Jaehyuk menghembuskan napas pelan, lalu kembali menatap Asahi dengan serius.

"Sa, lo harusnya nggak kayak gini. Jangan pura-pura kuat. Gue tahu lo sedih."

"Gue nggak sedih. Gue senang kok lihat mereka berdua bersama," ucap Asahi sambil memaksakan tersenyum.

"Lo lihat kan?"

Jaehyuk mulai mendekat, meletakkan satu tangan di bahu Asahi.

"Sa..."

Asahi segera menghempaskan tangan Jaehyuk yang ada di bahunya.

"Lo mau gue pukul?"

"Pergi!"

Jaehyuk hanya bisa pasrah dan menuruti permintaan Asahi. Dia lebih memilih untuk pergi, tak ingin mengganggu Asahi lebih jauh. Dengan berat hati, Jaehyuk naik ke atas, meninggalkan Asahi yang masih terpuruk di kolam.


_____


Asahi kini berada di taman kampusnya, duduk bersama Yoshi.

"Sa..."

"Hmm?"

"Gue mau ngomong sesuatu."

"Apa?" tanya Asahi sambil berbalik menatap Yoshi.

"Lo nggak keberatan kan s—"

"Maaf, gue telat!" Winter tiba-tiba muncul, tampak sedikit terburu-buru. "Dosen gue ribet amat tadi."

"Kuy, gue traktir makan siang!" ajak Winter, sambil menarik kedua tangan pria di depannya untuk berdiri.

"Ngapain? Nggak usah, kalian berdua aja. Ntar gue jadi nyamuk," ucap Asahi, mencoba menghindar.

"Asahi, lo tau nggak? Si Yoshi ini bodoh, tolol, atau gimana, sampai sekarang belum ngasih jawaban tentang perasaannya ke gue. Sebel deh!" Winter menatap Yoshi dengan kesal.

"Tapi nggak apa-apa. Awas aja kalau lo nggak ngasih jawaban ke gue, Yoshi!" lanjut Winter, sambil menunjuk Yoshi.

Asahi hanya bisa tersenyum kikuk, tidak tahu harus berkata apa. Sebenarnya, dia tidak ingin melihat Winter dan Yoshi saat ini, tetapi entah kenapa mereka selalu muncul di hadapannya.

"Udah ah, ayo," kata Winter, merangkul kedua lelaki itu secara bersamaan, dan mereka pun berjalan bersama.

"Please, gue nggak mau ikut. Siapapun, tolongin gue," batin Asahi.

Hate Or Love[Jaesahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang