01. Perjodohan Gila

61 5 2
                                    

"PULANG, REGAN SAMUDERA!!" geram pria paruh baya sambil menatap layar ponselnya.

Wanita disampingnya tak henti-hentinya menangis. Ia sesekali terlihat mengusap punggung suaminya itu berharap meredakan amarahnya.

Bram aryadhikara kini kesal setengah mati mendengar jawaban anak sulungnya ini. Bagaimana tidak, dari seminggu yang lalu ia sudah sepakat untuk menggelar pernikahan sang putra dengan calon besannya, namun apa yang mau digelar jika pengantin pria nya tidak ada.

"Pulang, sayang. Mama merindukan kamu." Telpon beralih ketangan halima. Perempuan itu menangis sambil berucap. Anaknya ini sudah lebih dari satu minggu tidak pulang, mereka tau ada dimana dia, namun regan itu keras kepala, bahkan jika dijemput paksa ia tetap tidak akan kembali.

Namun, mendengar suara sedih sang ibu nyata nya regan masih tidak bisa menghiraukannya. Meski sikapnya yang gila, regan masih mempunyai hati nurani untuk menyayangi keluarganya.

"Besok regan pulang, ma." Ujar pria itu dengan suara pasrah.

Bram dan halima menarik nafas lega, setelah berbincang sedikit antara halima dan regan, panggilan pun di tutup.

Sebenarnya perjodohan ini memang belum diberitahukan kepada putranya, jika diberitahu sekarang mereka tidak yakin bahwa regan akan pulang. Memang anak yang keras kepala!

"Tapi pah, apa kita tidak keterlaluan dengan putrinya andika. Kita mengetahui peringai regan bagaimana, dengan latar belakang tersebut aku takut putrinya andika dalam bahaya." Perempuan bersanggul itu menenangkan dirinya, duduk di sofa ruang tamu pun disusul bram.

Menghela nafas pelan, bram menepuk pundak istrinya.

"Kita tidak usah terlalu perduli dengan apa yang akan terjadi kedepan, toh andika sendiri yang menyetujui putrinya untuk menikah dengan regan."

Halima menggeleng kembali. "Tapi kita tidak memberitahunya bahwa regan itu seorang psikopat yang tidak bisa terpancing dengan darah." Ucapnya bergetar.

Bram menarik nafas panjang kembali. "Kita membantu perusahan andika yang bangkrut, harusnya ini sudah menjadi resiko nya sendiri." Jelasnya terdengar sedikit tidak berperasaan.

------------

uhuk... Uhuk

Andika tersedak makanan setelah mendengar ucapan putrinya membeberkan alasan konyolnya menerima perjodohan ini. Ia Menatap tak percaya pada gadis didepannya yang hanya tersenyum bodoh dengan sumringah.

Mengibaskan tangannya, bilya berkata.

"Bercanda, ayah. Aku menerima perjodohan ini untuk arkan. Ayah harus mempertahankan perusahaan kita untuk arkan." Ia berkata sambil menatap anak kecil berumur 6 tahun yang bermain di depan tv.

Tidak pernah terbayangkan dipikirannya jika suatu saat ayahnya bangkrut dan arkan menjadi terlantar. Semenjak kepergian ibunya dua tahun yang lalu membuat arkan seakan tumbuh menjadi lebih mandiri, walau ada pengasuh untuknya karena dia maupun ayahnya tidak bisa selalu disamping arkan.

Dia harus sekolah sementara ayahnya bekerja, jika mereka tidak berpenghasilan maka hidup mereka akan sulit terutama arkan.

Dia tau bahwa ayahnya menemui keluarga aryadhikara meminta bantuan finasial untuk perusahaan kecil mereka yang diambang kebangkrutan, namun tak menyangka bahwa keluarga kaya raya itu memintanya untuk menikah dengan anak sulung mereka sebagai syarat.

Bilya tidak menolak perjodohan yang disampaikan ayahnya, jika dipikir-pikir dia mendapatkan untung yang banyak dengan adanya pernikahan ini.

Menikah dengan anak sulung pewaris perusahaan aryadhikara grup adalah suatu kebanggan. Ditambah lagi desas desus bahwa calon suaminya itu sangatlah tampan menjadi hal utama yang ia perhatikan.

Dia ini adalah seorang fangirl, seleranya untuk calon suaminya tidak main-main. Jika tidak bisa seperti chanyeol exo, maka seperti songkang pun dia ridha dunia dan akhirat.

Menopang dagunya, bilya tersenyum seperti orang gila. Sampai ketika ayahnya mengetuk dahinya takut anaknya kerasukan.

Bilya yang diketuk dahinya memajukan bibirnya cemberut.

"Ya sudah, tapi ayah dengar anak nya pak bram belum juga pulang seminggu lebih lamanya, makanya pernikahan kamu dan dia tertunda."

Bilya hanya berohria. "Mungkin dia terlalu syok tau bahwa dirinya dijodohkan, yah."

Andika mengangkat bahunya. "Yang pasti, apa benar kamu siap melakukan pernikahan ini, nak. Ayah tidak akan pernah memaksa kamu, kita bisa cari cara lain agar mendapatkan uang untuk perusahaan." Akhirnya, dia menatap putri satu-satunya itu dengan serius.

Begitu juga dengan bilya, ia mengangguk serius. Seakan yakin akan keputusannya itu. Dia tidak ingin menjadi beban ayahnya, biarkan kali ini ia berkorban untuk semuanya. Toh setelah ini ia yakin akan menjadi nyonya besar yang bahagia.

Sang ayah berdiri, lalu menepuk kepala bilya beberapa kali. Sedikit terharu saat ia berkata. "Bilya ayah persis seperti ibunya."

Ya, istri tercinta nya yang tak pernah mau merepotkannya. Namun sayang, yang maha kuasa lebih menyayangi nya sehingga membuat mereka berpisah. Andika berjanji bahwa disisa hidupnya ini ia akan fokus merawat dan menjaga dua anak tercintanya.

Bilya menghampiri arkan setelah ayahnya masuk kekamar. Ia mencium pipi gemuk adiknya itu.

"Ihh, akak angan tium-tium aykan dongg!" Anak kecil berteriak dengan suara lucunya, kemudian memanggut bibirnya, kakanya ini bukan mencium pipinya tapi juga menggigit pipinya hingga memerah.

"Utututu...yaudah, kalo ga mau dicium kaka peluk-peluk ajaa ya, ya, ya." Bilya merentangkan tangannya bersiap menangkup tubuh kecil itu, namun arkan langsung berlari.

"Gamauuu, kakak bauu, belum mandii." Arkan menutup hidungnya lalu bersembunyi dibalik tubuh bi sri, pengasuhnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Huhhh, dasar bocah!" Bilya menggerutu sambil mencium badannya, kemudian terkekeh kecil. Benar juga, ini hari minggu dan seharian ini dia belum mandi karena maraton nonton drakor kesukaannya.

Ia kemudian berlari mengambil handuk sambil bersenandung ria, ia tidak sabar melihat calon suami tampannya itu, dan hidup bahagia bersamanya. Membayangkan itu membuat bilya merasa berbunga-bunga.

Namun sayangnya, bilya tidak mengetahui petaka apa yang sedang menunggu nya di depan sana setelah ikrar janji suci diucapkan oleh sang calon suami. Hidup bersama pria gila seperti regan seakan terjebak bersama monster. Pada kenyataannya, kehidupan bahagia yang sekarang ia khayalkan hanyalah bayangan semu yang tidak berujung.

---------------

MASYAA ALLAH, BALIK LAGII SAMA AUTHOR BERSAMA CERITANYA YANG BARUU😭

tenang aja ges, alurnya ga berat kok. Happy reading.

Jangan lupa vote dan commentnya dibawah yaa.

Tebing Samudra (On-Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang