Berteman dari awal masuk Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas, tak membuat 3 gadis itu bosan dengan pertemanan mereka, mereka selalu bersama, menghabiskan waktu bersama-sama. Mungkin dari sudut pandang orang lain persahabatan mereka bertiga seperti persahabatan 3 gadis sejati pada umumnya, persahabatan yang tak bisa terpisahkan, bahkan orang-orang sampai memuji persahabatan 3 gadis tersebut banyak dari mereka berkata."Hey!! Lihat persahabatan mereka terlihat akur"
"Gue pengen punya temen kek mereka"
"Wahh terlihat menyenangkan ya"
"Ya, sekarang gue menentang perkataan orang yang bilang temenan bertiga itu sakit"
"Benar, buktinya aja mereka bertiga selalu bahagia"
Tanpa mereka ketahui lebih dalam, terkadang persahabatan mereka bertiga mengandung banyak konflik, tetapi mereka sama-sama diam, dan tak berniat membahas konflik yang ada.
Pertemanan bertiga itu tidak sakit??? Hanya orang bodoh dan orang yang tidak pernah merasakan pertemanan bertiga yang mengatakan hal seperti itu.
Bodoh!! temanan bertiga itu menyakitkan!! Sangat menyakitkan, tapi mungkin salah satu dari mereka hanya diam saat merasa bahwa dirinya tak pernah dianggap di pertemanan mereka.
Diam dan menanggung rasa sakit.
Hanya dijadikan second choice.
Sungguh menyedihkan.
🔮🔮🔮🔮🔮🔮
"Hoodie baru nat?" Ujar Yara Anastasya kepada salah satu temannya "beli dimana?"
"Mau tau banget apa mau tau bangettt" ucap Natya Abrelian sambil tersenyum jahil.
"Mau tauu bangettty dong" jawab Yara sambil mengedipkan salah satu matanya kepada Natya
Natya yang melihat temennya yang seperti itu pun terkekeh "Di beliin pacar gue nih" ujarnya dengan bangga
"Dihh" kedua gadis itu pun sontak tertawa.
"Gue juga mau beli ah besok, minta beliin ayang biar Hoodie kita couple" ujar Yara yang diangguki oleh Natya.
"Lama amat tuh elle piketnya" ya, sedari tadi Yara dan Natya sedang menunggu temen mereka piket kelas.
Yara hanya menggendikan bahu nya mendengar ucapan Natya. Tak lama seorang gadis berjalan menghampiri keduanya.
"Yuk pulang, gue udah selesai" ucap Michelle Hailey, sontak mereka berdua pun mengangguk, dan mereka bertiga berjalan menuju tangga.
"Lu pulang bareng siapa?" tanya elle kepada Natya
"Dijemput supir, lu sendiri?"
"nat lu kek gatau elle aja, kan dia selalu pulang sendiri" ujar Yara setelah dirinya selesai bermain ponsel, mungkin dia sedang mengirim pesan kepada pacarnya.
Elle yang mendengar perkataan Yara pun sontak melirik kearah Yara, kemudian mengalihkan pandangannya lagi.
Natya tersenyum "gue cuma nanya aja, emang ga boleh?"
"Boleh-boleh aja, cuma pertanyaan lu terlalu basi" ujar Yara "gue nebeng lu ya nat, cowo gue ga bisa jemput gue" Natya mengangguk menjawab perkataan Yara.
"El gamau nebeng juga? biar kita sama-sama pulangnya" Tawar Natya kepada elle
"Ga-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, perkataan elle sudah dipotong duluan oleh Yara
"Tuh elle bilang ga, lagian arah rumah kita berdua sama elle juga beda"
Tin!
Jemputan Natya pun datang, Yara segera menyuruh Natya agar mereka tak berlama-lama di area sekolah ini, sebab tak lama lagi akan turun hujan.
"El beneran gamau nebeng? Bentar lagi hujan lho" ujar Natya yang sudah di dalam mobil, ia merasa simpati kepada temannya ini.
"Ga." Setelah mengucapkan kata yang sangat singkat, elle pun pergi meninggalkan Natya dan Yara yang sudah berada didalam mobil, ia berjalan menuju halte bus, walaupun ia tau bus hari ini datangnya agak terlambat, mungkin nanti ia akan menyaksikan hujan turun sembari menunggu bus yang ia tumpangi.
🔮🔮🔮🔮🔮🔮
"Sayang kangen banget sama kamu" ujar seorang gadis kepada kekasihnya
"Aku juga kangen sama kamu" ujar lelaki dari handphone milik gadis tersebut.
"Kalau kangen seharusnya kita ketemuan bukan telponan kaya gini" ujar sang gadis dengan wajah cemberut, kekasihnya akhir-akhir ini selalu sibuk.
"Aku lagi sibuk, tunggu aku ga sibuk lagi yaa" bujuk Naren Ravindra kepada kekasihnya itu.
"Kamu sih, sibuk terus" ujar Yara dengan suara manja nya.
"Iya maaf-maaf, nanti kalau aku ga sibuk kita jalan-jalan bareng deh" Naren terkekeh pacarnya ini sangat manja, dan ia menyukai sifat manja pacarnya.
"Janji ya?!!" Ucap Yara dengan mata berbinar, sungguh ia sangat rindu menghabiskan waktu bersama-sama dengan Naren.
"Iya sayangku, cintaku" Yara yang mendengar Naren berbicara seperti itu terkekeh geli.
"Udah aku ngantuk mau tidur" ujar Yara, tak lupa Naren memberikan kata-kata manisnya kepada Yara.
🔮🔮🔮🔮🔮🔮
Sedangkan disisi lain, Elle sedang melamun di meja belajarnya, ia baru saja menyelesaikan tugas yang diberi oleh guru fisika nya.
Entah apa yang membuat elle melamun seperti itu
"Kalau dilihat-lihat ganteng juga ya tu anak" gumam elle kemudian ia tersenyum tipis.
Ia berdiri dari tempat duduknya, kemudian berjalan menuju kasur, ia merebahkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk.
"DUH GA SABAR BESOK KETEMU PUJAAN HATI!" Teriak elle didalam hati, ia memejamkan matanya, senyum manisnya menghiasi wajah cantiknya tak lama ia mulai terlelap dan segera menuju alam mimpinya.
–
vote, and komen.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girl's Hypocrisy [On Going]
Teen FictionMunafik atau bermuka dua? Apakah itu hal yang sama menurut kalian? Tak dapat di pungkiri seorang gadis mengkhianati sahabatnya sendiri karena kecemburuannya terhadap sahabatnya. Bagaimana tidak? Sahabatnya yang mengetahui ia menyukai salah satu lela...