Vote, and komen
–
Jam menunjukkan pukul 15.05, saat ini Elle masih berada di area sekolah, semua ini gara-gara Arsel katanya dia ingin menanyakan sesuatu kepada Elle, tetapi setelah bertemu dengan Elle, Arsel malah meminta Elle untuk menemaninya berlatih bola basket, Elle sebenarnya menolak tetapi ia disogok oleh Arsel jadilah seperti ini sekarang
"Sianjing katanya latihan cuma 15 menit tau-taunya 1 jam lebih" omel Elle melihat Arsel yang dengan lincah merebut bola dari lawannya tersebut.
Tak lama Arsel menghampiri Elle, di belakangnya terdapat Karel entah mengapa temannya kutil badak itu mengikuti Arsel– sebentar kan Arsel juga temannya kutil badak? ah sudahlah.
"Nih" Elle memberikan Minuman dan handuk kecil untuk Arsel
"Thanks" Arsel meneguk minumannya setengah, dan setengahnya lagi untuk ia membasahi rambutnya
"Cepat lu mau nanyain apaan, perut gue dah lapar" ujar Elle dengan tak sabar
"Capar apaan?" tanya Arsel menatap mata Elle
"Anjing, asu aduhh jantung" batin Elle
"Ell?" panggil Arsel
"Hah?"
"Capar apaan El?" tanya Arsel sekali lagi
"Calon pacar sel" sahut Elle didalam hatinya
"Mana gue tau!" Ketus Elle "udahkan? cepet kita pulang lu punya janji sama gue" lanjutnya
Arsel menggeleng "lu belum kasi tau apa itu capar, jadi janji gue ga bakal gue tepati" ujarnya sambil tersenyum
Elle melongo mendengar jawaban Arsel "Heh monyet!! Gue nemenin lu latihan basket 1 jam lebih ya!!" Omel Elle kepada Arsel
"Cukup tau aja sih sel" lirih Elle "padahal gue nahan lapar demi nemenin lu main basket" ujarnya dramatis
"gue pergi dulu sel, anak-anak gue udah minta makan" Elle pergi meninggalkan Arsel dan Karel dengan kepala menunduk
Arsel yang melihat Elle seperti itu hanya tersenyum kaku dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Kalian berdua punya hubungan?" tanya Karel dengan nada dingin
Arsel menggeleng, ia merasa bersalah dengan Elle, ia bimbang haruskah ia menyusul Elle dan mengatakan kalau ia akan menepati janjinya? Ck! ah sudahlah mending dia pulang saja
Sedangkan disisi lain Elle tak henti-hentinya memberikan cacian kepada Arsel
"Arsel goblok!! Arsel tolol!!!"
"Bukannya disamperin gue malah dibiarin aja, ga tau apa gue ga bawa uang" ujarnya "mamaa.... Elle laparrrr" rengeknya
"Anjinglah lu Arsel, awas aja besok gue hantam lu–"
"Hantam sekarang aja kalau berani" sahut lelaki dibelakang Elle
"Iya sebenarnya mau kaya gitu, cuma–" Elle menyadari jika ada seseorang yang menyahuti perkataannya dari belakang, ia berhenti dan diam beberapa menit
"lu kena–" omongan lelaki tersebut terpotong akibat Elle yang menyerang dirinya
BUGH!!
BUGH!!!
BUGH!!Elle meninju dagu dan pipi lelaki tersebut dan menendang perut lelaki itu
Elle menghentikan aksinya saat melihat seseorang yang tengah ia beri pukulan "ARSEL??!!!!"
"Akhh" rintih Arsel, tendangan dan tinjuan Elle benar-benar tak main-main itu menyakitkan, walaupun tenaganya lebih kuat dari Elle, ia akui ia harus berhati-hati dengan Elle kedepannya
"Sel lu gapapa?" tanya Elle panik, ia memegang pundak Arsel, melihat wajah Arsel yang membiru membuat dirinya meringis
"Sel maap ya?"
"Sel?!!" Elle menggoyangkan pundak Arsel dengan brutal
"gue gapapa" ujar Arsel, namun wajahnya berkata bahwa dirinya sedang menahan sakit
🔮🔮🔮🔮🔮🔮
"Makanya sel lain kali jangan kek om-om pedo" nasihat Elle kepada Arsel, ia tengah mengobati wajah Arsel sekarang
Arsel menatap wajah Elle ia melirik kearah bibir Elle "bibir lu–"
"Gapapa" balas Elle dengan cepat, ia menekan luka lebam yang berada di pipi Arsel
"ELL!!!!!" Sentak Arsel saat Elle menekan luka lebamnya, sang pelaku hanya menyengir, kemudian merapikan kotak P3K, mereka berdua berada di UKS sekolah, sebenarnya Elle enggan mengobati Arsel, tetapi karena hati nuraninya sedang ada didalam diri Elle jadi ia harus bertanggung jawab.
"gue lapar sel" rengek Elle kepada Arsel
"Iya habis ini kita makan" ujar Arsel, ia kemudian berdiri dan meraih lengan Elle, tetapi Elle menghindar
"Gue bukan anak kecil" Arsel mengangguk ia berjalan mendahului Elle, dan Elle pun mengikuti langkah Arsel.
🔮🔮🔮🔮🔮🔮
"Oke sel, makasih ya, lain kali kaya gini juga biar gue di traktir mulu" ujar Elle menyengir
"cih tukang makan lu El" sindir Arsel, ia mengajak Elle untuk pulang bersama– tidak lebih tepatnya Elle yang memaksa katanya agar tidak terjadi apa-apa dengan Arsel, aneh bukan?
"Btw sate langganan lu enak juga, bikin kenyang juga" ujar Elle sambil mengelus-elus perutnya yang sedikit buncit
Arsel memutar kedua bola matanya dengan malas "gimana ga kenyang lu aja makan 5 piring El"
Elle menyengir "gapapa lagian ditraktir lu, jadi harus ngelunjak dikit"
Arsel hanya mengangguk "gue pulang dulu"
"Oke bye-bye caparrr" ucap Elle melihat Arsel yang sudah jauh dari area rumahnya
"Aduh dilihat-lihat gue sama Arsel so sweet juga ya tadii"
"Hehehehe...... hehehehe......" Elle tertawa dengan muka menyeramkan, ia mengingat kejadian dimana ia mengobati wajah Arsel saat di UKS tadi
"Hehehehe...."
"WOI EL!!!" teriak Dava dari balkon kamar milik dirinya, ia sedari tadi melihat Elle tertawa sendiri seperti orang gila
Elle tersentak kaget dan menoleh ke arah suara yang meneriaki dirinya
"APE LU??!" Teriak Elle, ia menatap tajam kearah Dava kemudian masuk ke dalam rumahnya
"Kak? Aku gapapa?" ujar dava
TBC.
Lagi malas nulis jdi part ini pendek cm 826 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girl's Hypocrisy [On Going]
Novela JuvenilMunafik atau bermuka dua? Apakah itu hal yang sama menurut kalian? Tak dapat di pungkiri seorang gadis mengkhianati sahabatnya sendiri karena kecemburuannya terhadap sahabatnya. Bagaimana tidak? Sahabatnya yang mengetahui ia menyukai salah satu lela...