Selamat membaca
Sesampainya di mall, mereka berenam–tidak lebih tepatnya 3 gadis itu sedang berbelanja di toko baju, mereka berniat membeli baju yang sama, sedangkan ketiga orang lainya, Naren, Arsel, dan Karel, hanya mengikuti kemana para gadis itu berjalan, orang-orang beranggapan bahwa, mungkin mereka adalah sepasang kekasih, seperti ketiga pria yang sedang mengikuti pacar mereka untuk membeli baju. Betapa romantisnya– tapi disitu yang mempunyai status pacaran hanya Yara dan Naren, sedangkan keempat orang lainnya tidak.
Setelah puas memilih baju dan membeli beberapa baju, kini mereka berenam sedang mencari tempat untuk makan
"Kalian bertiga mau makan dimana?" tanya Naren
"Gausah sok nanya kalau ga mau traktir" ketus Natya, Yara pun mengangguk
"hahhh..... Iya gue traktir" ujar Naren pasrah, habislah uangnya....
"Nah gitu seharusnya yang pacaran yang traktir" sahut Arsel, ia sedari tadi berjalan di belakang Elle sembari mencolek Elle dengan barang yang ia beli, entah barang apa yang ia beli, terlihat sangat tidak bermanfaat.
"Monyet!! Lu bisa diam kaga sih?!" Sentak Elle kepada Arsel, sedangkan Arsel hanya menyengir.
Setelah berdiskusi ingin makan dimana, mereka memutuskan untuk makan di restoran sushi saja, sesampainya di sana Elle kebelet ingin membuang air kecil, ia mengajak salah satu dari kedua temannya, tetapi mereka berdua tak mau dengan alasan mereka lelah.
Akhirnya Elle pergi ke toilet sendiri, sambil memainkan handphone nya ia membuka salah satu room chat, dan menekan tombol 'Telpon' kepada seseorang
Saat merasa panggilannya sudah tersambung, Elle tersenyum "Haloo bestiee" sapa nya pada seseorang yang ia telpon
"hm"
"Sianjing cuek amat, lagi dimana?"
"Dirumah, kenapa?"
"Gapapa, gabut aja pengen telponan sama lu" sahut Elle sembari menyengir.
Sedangkan disisi lain seorang gadis yang mendengar ucapan Elle, mengangkat satu alisnya "temen lu?"
"gue lagi di mall, lagi mau ke toilet kebetulan gue sendiri jadi gue nelpon lu"
"dua orang itu gunanya apa?"
"Ck! Katanya mereka cape jadi gamau nemenin gue ke toilet, ga setia temen banget" ujar Elle dengan cemberut.
"......."
"Zel?"
"......"
Elle menghentikan langkahnya, dan ia melihat ke layar handphone miliknya, disitu masih terpampang sambungan telpon dirinya dan gadis itu masih tersambung.
"Zel–"
"Buru lu ke toiletnya, gue sibuk" ujar Zeline Glaranetha dengan suara dingin.
"iyaa"
Setelah selesai dengan urusannya di toilet, Elle segera bergegas menuju restoran yang ditempati oleh temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girl's Hypocrisy [On Going]
Подростковая литератураMunafik atau bermuka dua? Apakah itu hal yang sama menurut kalian? Tak dapat di pungkiri seorang gadis mengkhianati sahabatnya sendiri karena kecemburuannya terhadap sahabatnya. Bagaimana tidak? Sahabatnya yang mengetahui ia menyukai salah satu lela...