𓍢ִ໋🌷͙֒02𓍢ִ໋🌷͙֒

1.4K 81 9
                                    

» [I Wish You Were Mine - Loving Caliber] «
0:02 ─〇───── 3:48
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻ 


Saat pertama kali aku melihatmu, kau membuatku terpesona. Mengapa kau harus begitu cantik setiap saat? Aku tahu kita tidak bisa bersama, karena orangtua kita sudah bersatu. Melihatmu bersama orang lain, bahkan dekat dengan ayah, membuatku cemburu. Rasanya seperti sebuah siksaan.

Apa yang seharusnya aku lakukan?

Sekarang aku berdiri di sudut ruangan, hanya bisa melihatmu tersenyum dengan orang lain. Senyummu begitu memesona, membuatku sulit untuk melupakanmu. Aku kehilangan kendali atas diriku sendiri.

Ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Setiap kali aku melihatmu, rasa cintaku semakin dalam. Aku berharap kau bisa menjadi milikku. Setiap kali kau merasa sedih, aku ingin berada di sana untuk memelukmu.

Kau tahu? Rasanya seperti aku berhenti bernapas ketika kau berada di dekatku. Aku tahu, aku sedang jatuh cinta padamu. Aku selalu berharap kau menjadi milikku, berkali-kali aku menginginkannya. Rangkul tanganku hanya untuk merasa dekat denganmu, dan di dalam pikiranku, hanya ada kau dan aku. Melihatmu tersenyum manis padaku, membuatku sulit untuk melupakanmu.

Aku hanya bisa mengungkapkan perasaanku dalam hati, tidak bisa mengatakannya secara langsung padamu, karena takut ibumu akan membawamu lari dariku. Setelah bersusah payah bersama kedua adikku, akhirnya aku bisa mendapatkanmu. Tidak masalah bagiku menunggu hingga kau beranjak dewasa, kami akan setia menanti untuk memetik buah persik yang akan tumbuh dengan lezatnya.

Sekarang, kau berada di pelukanku, di atas ranjang yang sama denganku. Bukankah ini kesempatanku untuk mendapatkanmu? Ya, ini adalah kesempatanku.

"Bagaimana caranya kau membantuku?" tanya Grace sambil menatapku dan senyuman yang memikat.

Betapa cantiknya Grace saat berada di dekapanku. Aku mendekatkan wajahku dan mencium bibir mungilnya. Rasanya manis, dengan aroma madu yang semakin membuatku terpikat. Tangan kananku semakin menekan tengkuknya. Lidahku menerobos masuk di sela-sela bibirnya, menautkan lidah kami dan bertukar saliva.

Aku tidak bisa berhenti. Semakin aku ingin menyudahinya, semakin aku ingin terus merasakan bibirnya yang begitu menggoda. Saat aku merasakan cengkraman tangan Grace, kesadaranku kembali. Aku melepaskan tautan bibirku dan melihat jauh ke dalam matanya.

Grace terlihat bingung, wajahnya memucat, terlihat begitu terkejut dengan apa yang aku lakukan padanya. Aku tersenyum dan kembali mengecup seluruh wajahnya dengan lembut. Grace hanya diam, sambil menutup kedua matanya. Aku tidak yakin apakah ia menikmatinya atau tidak. Akan tetapi, satu hal yang pasti, ia tidak menolakku.

"Apa yang kau pikirkan sekarang, Baby?" tanyaku, sambil melihat raut wajahnya yang mulai berubah.

"Mengapa kau menciumku?" tanyanya dengan kepolosan, tanpa maksud tersembunyi.

"Apa pikiranmu sekarang teralihkan?" tanyaku lagi, sementara Grace terdiam, terlihat memikirkan sesuatu.

"Tidak perlu menjawabnya sekarang. Selama itu dapat membuat pikiranmu teralihkan, aku akan selalu membantumu, Baby," ujarku, sambil mengecup kembali bibir mungilnya.

Wajahnya mulai memerah, dan Grace menutupnya dengan kedua tangannya. "Hentikan itu, Rei!" cicitnya, sementara aku hanya bisa tertawa melihat wajahnya yang merona.

Saat Grace menutup bibirnya dengan kedua tangannya dan memanggil namaku dengan cicitan lembut, aku merasa detak jantungku semakin cepat. Tatapanku terpaku padanya, menangkap setiap rona merah yang memenuhi pipinya yang memerah.

My StepBrothers ObsessioNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang