𓍢ִ໋🌷͙֒13𓍢ִ໋🌷͙֒

708 37 7
                                    

» [Even If - 2BE3] «
0:02 ─〇───── 3:37
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻


"Sekarang, lepas pakaianmu, Grace!" ucap Reirack dengan tegas.

Grace menatap Reirack dengan ekspresi tidak percaya, segera ia bergeser menjauh dari Reirack, namun sayangnya, Macvin sudah menangkap tangannya dengan cepat.

"Lepaskan tanganku, Mac!" seru Grace, tetapi tatapan Macvin sama sekali tidak berubah.

"Lepaskan? Jika aku melepaskannya lagi, sejauh mana kau akan pergi, Grace?" balas Macvin dengan nada mencemooh.

Dalam cahaya remang-remang yang menyelinap masuk dari jendela mobil, suasana tegang terasa begitu kental. Grace merasa jantungnya berdegup begitu kencang, seperti terperangkap dalam belitan ketegangan yang memaksa dirinya untuk tetap tenang. Setiap helaan napasnya terasa berat, menyeret ketakutan yang semakin merayap di dalam dirinya.

Matanya melirik ke arah Reirack, dan detik itu pula rasa takut merayap begitu menggigit. Tatapannya yang tajam bagaikan ancaman yang terus mengintai, menyiratkan kekuatan yang tak terduga. Meski mencoba menyembunyikan ketakutannya, Grace tak mampu menyembunyikan getaran kecil di tubuhnya. Dalam hati, ia berharap agar mereka segera sampai ke tujuan dan ia bisa melepaskan diri dari cengkeraman ketegangan yang semakin terasa.

"Jika aku berniat pergi, aku pasti tidak akan meninggalkan jejak. Kau pikir aku sebodoh itu?" Jawab Grace, suaranya terdengar gemetar, terbawa oleh amarah yang menyala di dalam dirinya. Kesal dengan perlakuan mereka bertiga, ia menegaskan dirinya, mencoba meredakan kecemasan yang semakin merayap.

"Adik kecilku yang manis sudah menjadi wanita muda, kau harus banyak belajar mulai dari sekarang, Baby," ujar Reirack sambil menarik tubuh Grace ke sampingnya. Tatapannya tajam seperti pedang, memancarkan otoritas yang tak terbantahkan. Grace merasa terkurung dalam belenggu, terdorong oleh rasa takut yang semakin memuncak.

Reirack langsung menahan wajah Grace dengan kedua tangannya, perlahan mendekat, dan mulai menciumi wajah Grace dengan lembut. Macvin menahan tangan Grace, sementara Theo perlahan melepaskan mantel yang dikenakan Grace.

"Rei!" desis Grace, suaranya penuh kebingungan dan kepanikan.

Reirack mengabaikan ketakutan Grace, kembali menciumi bibir Grace dengan penuh nafsu. Ia menghisap dan menggigit bibir Grace kecil-kecil, hingga mulut Grace terbuka lebar. Tanpa menunggu, lidah Reirack menyeruak masuk, menyatukan dirinya dengan lidah Grace.

Grace masih tidak dapat berpikir jernih, tubuhnya terkunci, Theo yang masih membuka satu persatu pakaiannya. Tangan Theo yang halus sesekali meraba tubuh Grace, gerakan tangan yang lembut cukup membuat tubuh Grace menegang, diselimuti rasa sakit dan ketakutan yang tak terlukiskan.

"Akh, Rei, apa yang kau lakukan?" desah Grace saat Reirack melepaskan kuluman mulutnya.

Deru napas Reirack begitu terasa di wajah Grace. Namun, tanpa menjawab, pria itu kembali menciumnya dengan penuh nafsu, menyelimuti Grace dalam belaian bibir yang mendominasi.

Sementara itu, Theo masih sibuk membuka satu persatu kancing pada pakaian Grace. Tangannya yang halus sesekali menyentuh kulit Grace, menimbulkan sensasi yang membuat tubuhnya menegang. Grace merasa terjebak, tidak bisa bergerak atau berkata apa-apa. Setiap sentuhan dan ciuman Reirack membuatnya semakin terjebak dalam keadaan yang tidak diinginkannya.

Beberapa kali, Grace mencoba menarik diri, tetapi kekuatan dan keinginannya tidak sebanding dengan keinginan Reirack yang lebih kuat. Matanya mencari bantuan, tetapi sekitarnya hanya ada ketidaktahuan dan ketakutan. Terdengar suara-suara hiruk-pikuk dari kehidupan malam di sekitar mereka, tetapi bagi Grace, dunianya hanyalah Reirack yang menindasnya, Macvin dan Theo yang membantu.

My StepBrothers ObsessioNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang