𓍢ִ໋🌷͙֒11𓍢ִ໋🌷͙֒

545 38 3
                                    

» [Jason Walker ft. Molly Reed - Down] «
0:02 ─〇───── 4:07
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻


Minuman keras tersedia di depan Grace, berjejer dengan berbagai merek yang terkenal. Akan tetapi, meskipun berbagai pilihan itu terpampang jelas di hadapannya, Grace tidak merasa tertarik. Meski sudah sering mengonsumsinya sejak dulu, Grace lebih memilih wine yang memiliki rasa manis dan ringan di lidahnya. 

Namun, kali ini, bahkan aroma khas wine yang biasanya bisa menenangkan pikirannya tidak sepenuhnya mampu mengusir beban masalah yang sedang menghantuinya. 

Di sekitar mereka, lampu-lampu sorot berwarna-warni memantulkan kilauan yang menghadirkan atmosfer semarak. Musik bergema di seluruh ruangan, menciptakan getaran yang mengalun mengikuti irama, mengajak semua yang berada di dalamnya untuk merasakan kegembiraan. Dekorasi di klub tersebut begitu memukau, dengan hiasan-hiasan yang menghadirkan nuansa elegan dan mewah. Di sepanjang dinding, tergantung karya seni modern yang menambah kesan artistik pada tempat itu.

Meskipun suasana begitu hidup, bagi Grace, semuanya terasa seperti kabut. Dia terduduk di kursi dengan tatapan kosong, membiarkan dirinya terbawa arus musik yang berdentum-dentum di telinganya. Alextra duduk di sebelahnya, mencoba menyemangati dengan senyuman yang menguatkan. Akan tetapi, baginya, meskipun semua tampak bersemangat di luar, hatinya terasa hampa.

Sementara itu, para pengunjung lainnya berdansa dan tertawa, menikmati malam mereka dengan semangat. Mereka bergerak di tengah sorotan lampu yang berputar-putar, menari mengikuti irama musik yang bergema. Tawa dan cerita riang memenuhi udara, menciptakan suasana yang begitu hidup dan memikat bagi yang mengamati.

Tiba-tiba, tiga pria tampan mendekati mereka dengan langkah yang percaya diri. Mereka berpakaian rapi dan terlihat seperti para penguasa klub, dengan senyuman yang menawan dan gaya yang memikat. Alextra, tanpa ragu, langsung menyambut mereka dengan menahan amarah di wajahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Lexa?" tanya salah satu dari mereka.

Suara berat dan dalam itu mampu membuat Grace merinding. Ia mendengarnya dengan jelas, mengingatkan akan Macvin yang sering menggunakan nada yang serupa. Grace menatap gadis berambut hitam panjang itu. Lexa terlihat kesal, dan membalas pertanyaan dari sang pria dengan nada tegas.

"Menemani temanku. Apa yang kalian lakukan di sini? Berniat menggangguku?" balas Alextra, pertahanan yang tajam terdengar dalam suaranya. Mereka bertiga kembali tersiteru, mengabaikan keberadaan Grace.

Grace sekarang paham dengan apa yang terjadi di hadapannya. Ketiga pria itu adalah kakak tiri Alextra, yang telah beberapa kali dibicarakan gadis itu pada Grace. Dengan tenang, Grace menikmati pertunjukan yang Alextra berikan padanya, terus memperhatikan pertukaran kata di antara mereka, sambil sesekali meminum wine dari gelasnya.

Beberapa kali Alextra menepis tangan mereka yang ingin menyentuhnya. Sesekali, salah satu dari mereka melempar pandangan tidak suka ke arah Grace. Akan tetapi, Grace mengabaikan pandangan mereka. Baginya, apakah mereka menyukai atau tidak, tidak akan mengubah pertemanannya dengan Alextra.

Alextra terlihat mendorong salah satu kakak tirinya. Grace mendengar namanya disebut oleh Alextra beberapa kali, meskipun tidak begitu jelas apa yang mereka bicarakan. Melihat pertengkaran yang tak kunjung usai, Grace menyela.

"Lexa, ingin berpacaran dengan kakak tiriku?" tanya Grace dengan senyuman menantang.

Alextra dan ketiga kakak tirinya menoleh secara bersamaan. Suasana menjadi hening di antara mereka, seolah-olah suara dentuman musik yang keras tiba-tiba lenyap. Salah satu dari pria itu maju, menyipitkan matanya, dan mengarahkan telunjuknya ke wajah Grace dengan ancaman yang serius.

My StepBrothers ObsessioNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang