𓍢ִ໋🌷͙֒15𓍢ִ໋🌷͙֒

649 36 2
                                    

» [J'calm - Roleplay] «
0:02 ─〇───── 2:24
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

"Kami hanya ingin dirimu, dan selamanya hanyalah Grace seorang!" ujar Macvin, suaranya penuh dengan obsesi yang terpancar dari dalam hatinya yang gelap. 

Grace tidak membalas perkataan Macvin. Sapuan halus tangan Macvin di punggungnya cukup membuat Grace waspada. Dengan gerakan cepat, dia bangkit berdiri dan segera melangkah menuju shower untuk membersihkan tubuhnya. Air hangat menyentuh kulitnya, meredakan sedikit ketegangan yang ada.

Dengan cermat, Grace membersihkan setiap bagian tubuhnya, berusaha menghapus jejak-jejak cinta yang ditinggalkan oleh ketiga kakak tirinya. Bekas kissmark masih terlihat jelas di kulitnya, mengingatkannya pada momen-momen yang dia inginkan untuk dilupakan.

Setelah selesai mandi, Grace membungkus tubuhnya dengan kimono dan keluar dari kamar mandi. Kedua kakinya masih terasa lemas, tetapi dia memaksa dirinya untuk tetap bergerak, tidak ingin memberi kesempatan bagi Macvin untuk menyerangnya.

Ketika dia keluar, dia melihat Reirack dan Theo sudah memakai pakaian lengkap, terlihat segar dan harum. Grace mengabaikan keduanya dan bergegas menuju lemari pakaian untuk mengambil pakaian yang akan dipakainya. 

Namun, kekecewaan menyelimuti pikirannya saat menyadari bahwa pakaiannya berada di asrama. Hanya gaun-gaun yang menggantung di lemari pakaiannya, tak ada celana jeans yang ia cari.

Dengan malas, Grace mengambil strapless mini dress  dan melapisi tubuhnya dengan jaket parka untuk menghangatkan dirinya. Ia berencana untuk kembali ke asrama setelah sarapan dengan ketiga pria yang sudah duduk manis di kamarnya. Theo terlihat membawa troli makanan dan meletakkan makanan di atas meja.

Reirack, mengenakan sweater turtleneck rajutan berwarna putih dan celana jeans hitam, terlihat lebih santai dari biasanya. Sementara Theo memakai sweater kasmir hitam yang senada dengan jeans hitam yang dipakainya, menambah kesan maskulin dan ketampanannya yang memukau. Sedangkan Macvin memilih sweater wol merino hitam dengan gaya crewneck, dipadankan dengan kaos dalam berwarna putih.

Tampan dan rupawan, seperti dewa-dewa Yunani, mereka menunjukkan kebaikan yang hampir sama dengan malaikat. Grace hampir jatuh cinta pada mereka bertiga, jika saja mereka bukanlah keluarganya.

Namun, Grace menggelengkan kepalanya, menolak untuk terjerumus lebih dalam dalam pemikiran tersebut. Jatuh dari ketinggian bukanlah hobinya, tamparan dari kenyataan sudah cukup membuatnya sadar berkali-kali. Dengan sikap tenang, Grace duduk di hadapan mereka bertiga.

"Apa kau memiliki rencana hari, Baby?" tanya Reirack dengan suara yang dalam, diiringi dengan sentuhan anggun dari Theo yang menuangkan minuman untuk mereka.

Grace duduk di tengah-tengah mereka bertiga di ruang makan pribadinya, yang dipenuhi dengan atmosfer kemewahan dan ketegangan. Cahaya lembut dari lampu meja menghadirkan kilauan pada piring-piring perak dan gelas kristal yang tersebar di atas meja makan oval. Aroma harum masakan yang disajikan menciptakan suasana yang semakin mengesankan.

"Aku akan kembali ke asrama," jawab Grace singkat.

Baginya, hari libur Natal sudah cukup hanya dengan menunjukkan wajahnya di mansion utama. Rencananya adalah kembali ke asrama dan menunggu hingga perkuliahan dibuka kembali. Akan tetapi, rencana yang ia susun tidak akan terlaksana sampai kapan pun.

"Baby, kau tidak akan kembali ke asrama," ujar Reirack, tatapannya begitu serius sehingga membuat Grace terdiam sejenak.

"Aku akan kembali," putus Grace yang langsung memperbaiki ekspresi wajahnya.

My StepBrothers ObsessioNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang