𓍢ִ໋🌷͙֒10𓍢ִ໋🌷͙֒

710 41 0
                                    

» [The River's Gonna Cry When You're Gone - Loving Caliber] «
0:02 ─〇───── 3:26
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻


Setelah Grace meninggalkan Theo pada hari itu, Theo sudah tidak lagi tampak mendatangi Grace. Antara bersyukur dan khawatir, Grace tampak gelisah tidak melihat Theo selama hampir dua minggu. Acara ulang tahunnya dengan Macvin hampir tiba, dan Theo sama sekali tidak memberi kabar apa pun pada Grace. Dengan rasa putus asa, Grace menelepon Macvin untuk bertanya perihal ulang tahunnya dengan Theo.

"Grace? Apa ada masalah?" tanya Macvin di seberang sana.

Grace sejak dulu hampir tidak pernah menghubungi Macvin kecuali ada hal penting. Karena Macvin sudah memberinya peringatan untuk menghubunginya hanya jika ada hal penting saja.

"Bagaimana persiapan acara ulang tahunmu dengan Theo?" tanya Grace, mencoba mencari tahu keberadaan Theo.

"Bukankah Theo sudah memberitahumu? Theo akan merayakan sendiri di luar negeri, dan aku tidak suka pergi saat hari ulang tahunku, jadi mungkin acaranya akan diadakan di kantor. Kau tidak perlu datang," jawab Macvin, nada suaranya sedikit ketus.

"Ahh, aku lupa jika kau tidak suka aku berkeliaran di kantor. Baiklah, selamat bersenang-senang, selamat ulang tahun untukmu. Tahun ini aku tidak akan memberikanmu hadiah, jadi jangan memintanya padaku," jawab Grace, terdengar kesal dalam nada bicaranya ketika berbicara dengan Macvin.

"Grace, aku tidak bermaksud mengatakan itu, kau pasti akan bosan dengan acara formal seperti-"

"Katakan pada Rei aku tidak akan pulang dalam beberapa bulan ke depan. Tidak perlu datang ke kampus, aku ingin masa perkuliahanku damai dan tentram. Baiklah sampai jumpa lagi, Mac," potong Grace sambil menutup sambungan telepon.

Sebelum Macvin menghubunginya lagi, Grace segera menelpon Alextra. Suara sambungan telepon diangkat terdengar membuat Grace merasa lega.

"Grace? Ada apa?" tanya Alextra, mencatat adanya kejanggalan pada sahabatnya.

"Bisakah kau mengajakku pergi, kemana pun. Aku ingin melepas stresku," jawab Grace yang jarang terlihat stres dan frustasi di hadapan orang lain.

"Baiklah, aku akan menjemputmu di depan asrama," jawab Alextra dengan cepat, mencatat keinginan Grace dengan serius.

Grace yang menunggu di depan asrama, merasakan detak jantungnya semakin cepat begitu melihat Kyle mendekat. Dia terkejut. Ini bukanlah pertemuan yang diharapkannya, terutama di saat seperti ini ketika dia sedang dalam keadaan tegang. Pikirannya langsung melayang ke masa lalu, mengingat segala cerita yang pernah didengarnya dari Lilian tentang ayah kandungnya yang pernah menghilang.

Namun, di balik kekacauan dalam pikirannya, Grace tetap menjaga sikap sopan. Dia tak ingin menunjukkan betapa terguncangnya dirinya. Sebagai gantinya, dia memberi salam dengan tenang, berharap bahwa pertemuan ini takkan memakan waktu lama. Namun, entah mengapa, dalam kekacauan batinnya, dia bertanya-tanya apakah Kyle akan berusaha memahami perasaannya, atau apakah pertemuannya dengan Kyle hanya akan menambah kekacauan dalam hidupnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kyle dengan nada lembut yang menggema di sekitar mereka.

Suara Kyle, meskipun penuh kelembutan, membangkitkan beragam emosi dalam diri Grace. Ketika dia menatap wajah Kyle, kilatan kenangan tentang Fleatho, yang selalu begitu perhatian padanya, melintas di benaknya. Namun, dia tak ingin menunjukkan kerentanan di depannya. Grace tersenyum kaku, berusaha menyembunyikan ketegangannya di hadapan Kyle. Meski hatinya berdebar-debar, ia tahu dia harus menjawab pertanyaan seorang dosen dengan sopan.

My StepBrothers ObsessioNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang