𓍢ִ໋🌷͙֒14𓍢ִ໋🌷͙֒

704 35 3
                                    

» [Two Feet - Quick Musical Doodles and Sex] «
0:02 ─〇───── 3:09
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

Grace membuka kedua matanya saat merasakan tangan seseorang memeluk perutnya. Ia terdiam sejenak mengingat apa yang terjadi sebelum ia kehilangan kesadaran. Ingatan akan percintaan semalam dengan ketiga kakak tirinya mulai terulang kembali di kepalanya. Belaian serta rangsangan yang halus membuat tubuhnya bergairah dan meminta lebih.

Grace berusaha keras menahan perasaan itu, namun godaan mereka bertiga lebih kuat dari yang ia perkirakan. Meskipun berusaha menepisnya, Grace tahu bahwa godaan tersebut sulit untuk dihindari. Tangan yang melingkar di perutnya, ia tahu itu adalah tangan Reirack, sedangkan Macvin dan Theo berada di depannya.

"Sejak kapan ranjangku menjadi lebih besar daripada sebelumnya?" gumam Grace.

Tanpa ragu, Grace segera melepaskan diri dan turun dari ranjang sebelum Reirack mencoba menariknya kembali ke atas. Ia hampir saja berteriak, tapi langsung menutup mulutnya, takut membangunkan Macvin dan Theo yang mungkin masih tertidur pulas.

"Rei!" desis Grace, mencoba melepaskan tangan kakak tirinya.

Reirack tidak menjawab, ia justru menenggelamkan wajahnya di leher Grace, menghirup aroma tubuh Grace yang membangkitkan gairahnya. Tangannya menjelajah di bawah tubuh Grace, memeriksa kesiapan gadis itu untuk kembali dimasuki.

Grace menahan desahannya saat tangan Reirack bermain di pusat gairahnya. Napasnya menderu, menahan dorongan birahi yang dipicu oleh Reirack. Jari-jari Reirack bergerak di bawah sana, membawa Grace menuju puncak kenikmatan di pagi hari.

Ia mengigit bibir bawahnya, menahan desahan yang akan melonjak keluar dari mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat saat ia mencapai puncak kepuasannya. Reirack tersenyum, mengangkat satu kaki Grace, dan dengan satu gerakan tegas, kejantanannya masuk ke dalam organ intim Grace.

Grace merasakan sakit yang menusuk ketika Reirack memasukkan kejantanannya. Rasa sakit dan sensasi yang tak terlukiskan melanda tubuhnya. Matanya membulat, dan bibirnya yang tadi menahan desahan kini terbuka, tapi suaranya terdengar tercekik, seperti ingin menahan rasa sakit yang menderanya.

Reirack terus maju, membenamkan dirinya dalam-dalam, menjelajahi wilayah yang sebelumnya belum terjamah. Ia melihat ekspresi wajah Grace yang berubah dari rasa sakit menjadi rona keintiman yang tak terucapkan. Grace merasa seperti dunianya berputar, dirinya terhanyut dalam gelombang rasa yang tak terduga. Rasanya seperti api yang menyala membara di dalam dirinya, menghanguskan segala kontrol dan kekuatan yang ia miliki.

Tubuh Grace meliuk-layuk di bawah sentuhan Reirack, tangannya meraih-haih sprei ranjang. Punggungnya melengkung, merespon rangsangan yang semakin memuncak. Setiap sentuhan Reirack seakan mengirimkan listrik yang memenuhi setiap serat tubuhnya.

Reirack menggerakkan pinggulnya dengan pelan, menyesuaikan ritme dengan reaksi Grace. Ia merasakan tubuh Grace yang kaku, menyadari betapa perlawanan itu tidak cukup kuat untuk menahan gairah yang membara di antara mereka. Reirack menatapnya dengan sorot mata yang membara, mencerminkan keinginan yang meluap-luap. Ia merasa begitu hidup, begitu tersentuh oleh hasrat yang kini merayap dalam dirinya.

Di bawah sorotan cahaya pagi yang mulai menerobos masuk melalui jendela, mereka berdua terperangkap dalam pertarungan antara kesenangan dan ketakutan yang tak terungkapkan. Bagi Grace, ini bukanlah hanya tentang memberikan dirinya kepada Reirack, tetapi juga tentang memperjuangkan kembali kendali atas hidupnya sendiri.

"Emh!" desah Grace, bibir bawahnya terus digigit dalam upaya menahan desahan yang ingin keluar.

"Ahh, Baby, kau nikmat sekali," bisik Reirack dengan napas terengah-engah.

My StepBrothers ObsessioNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang