𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐀𝐌𝐀

352 26 0
                                    

3RD POV

Saat ledib melihat pemuda itu tergeletak, ia langsung turun dan keluar dari rumahnya, tak peduli dengan angin dan hujan yang mulai deras, ledib melihat dengan mata kepalanya sendiri
Luka tembak yang ada di lengan sebelah kanan, dan perut pemuda itu.

Beruntung nya Ledib adalah seorang dokter, ia pun langsung menopang tubuhnya dan pelan-pelan berjalan kedalam rumah ledib.
Didalam rumah, ledib membuka kemeja yang dipakai sang pemuda, ia lalu berusaha menghentikan pendarahan yang terjadi.

Setelah kurang lebih 10 menit, ledib selesai mengobati nya, ledib pun berusaha untuk menopang dan menidurkan pemuda itu di kasurnya.
Pemuda itu jelas lebih berat dari dirinya, tapi itu adalah kewajiban ledib untuk menjadi dokter.

Setelah berhasil membuat pria itu tertidur di kasurnya. Ledib duduk di kursi yang ada di samping nya

Ledib memperhatikan pria itu.
Tampan. gumamnya, warna kulit kuning langsat yang mendominasi, rambut hitam dan curly yang belum kering akibat terkena rintik hujan.
Terlihat sangat perfect.

Jujur.
Ledib khawatir tentang luka tembak yang ada di tubuh pemuda yang ada dihadapan nya. Ia pasti bukan orang sembarangan.
Tapi ledib mengesampingkan pikiran itu semua, ia tahu yang ia lakukan adalah membuat orang ini selamat.
Bagaimanapun dia adalah dokter

Hujan yang tadinya gerimis mulai deras dalam hitungan detik, suaranya memenuhi seisi kota.

Ledib POV

Aku beranjak dari duduk-ku, dan melangkah ke dapur.
Ku ambil roti tawar hambar yang kusisakan dari kemarin.
Ku lahap satu persatu dan mulai mencari sesuatu untuk dimakan.

Saat kaki-ku berhadapan dengan cabinet, aku mendengar suara seseorang dari belakang
"H.. -hei..? "
Aku terkejut dan menengok ke belakang, ku lihat orang yang tadi kuselamatan, dia berdiri lesu dan tangan kanannya memegang luka yang baru saja ku balut.

"Oh- .. Ya.. "
sautku. aku tak tahu mengapa mulutku mulai susah dikendalikan sekarang.
Jujur dia terlihat lebih tampan saat berdiri.
"Dimana aku sekarang? "
Tanyanya. Aku melangkah sedikit mendekatkan diriku padanya
"Di.. Rumahku? "
Jawabku.
"Maksudku-"
"Ahh.. Ya- aku.. Aku menolong mu!,
Aku melihat dirimu tergeletak dijalanan tanpa harapan"
Aku bisa merasakan tatapan matanya padaku sedikit berbeda, sedikit lebih..
Lembut?

"Ah kalau begitu.. Terimakasih"
Jawabnya sambil berlari keluar
Menerobos hujan deras dan angin yang lumayan kencang.

"HEI!! " Teriakku sambil melihat dia keluar, Apakah dia benar-benar waras?
Gumamku. Bisa-bisanya ada orang seperti ini di dunia ini. Dia bahkan tidak memakai baju, atau telanjang dada

Aku berjalan mundur dan hampir terpeleset, ku lihat kebawah dan menemukan kemeja putih miliknya yang masih basah dan melihat darah yang sudah sedikit kekuningan.

Aku menghela nafas panjang dan mengambil kemeja itu.
Aku menyadari ada sebuah peniti dada, atau name tag disana. Kubaca sedikit

Ayon Cakra

Namanya. Ku ambil name tag itu dan ku masukkan ke dalam kantongku
Sementara kemeja putih nya ku taruh dia didalam kamar mandi.

















༻꫞ 𝑒𝑛𝑑 𝑜𝑓 𝑐ℎ𝑎𝑝𝑡𝑒𝑟꫞༺


Authors note:

Ayon: "Apakah perut ku sixpack?"
Sambil menggoda

Ledib: "Aku bahkan bisa bersyukur jika itu 2 pack! " jawab sambil memutarkan mata

Don't forget to comment hihihi! ❤😘

心臓 (Shinzō)  Ledib x AyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang