50

17.5K 736 69
                                    












Happy Reading

Jangan lupa vote, follow dan komen yah‼️












°°°






Saka pov

Kata orang rindu akan benar benar terasa ketika seorang pergi meninggalkan kita-dan yah ucapan itu benar adanya. Saat ini aku merasakan kehampaan yg mendalam pada diriku. 2 hari tanpa hadir nya yg sukses menghadirkan sebuah kekosongan di dalam hati ku. Mata bulat berwarna coklat yg biasa kudapati setiap bangun tidur, 2 hari ini tak kudapati. Nia-sosok itulah yg menjadi tersangka nya.

Membaringkan diri ku di kasur milikku bersama nia, dengan mata yg berfokus pada Sebuah figuran besar yg berisi Foto pernikahan ku dengan nya.

"Kamu cantik nia" gumamku dengan tatapan yg mengarah pada nia yg menggunakan gaun pernikaha.

Ah seandainya Nia mendengar ini, ia yakin pasti istrinya itu langsung lompat lompat kegirangan di depan nya. Mengapa aku berani menebak seperti itu? Karena sedari dulu nia selalu saja menanyai diriku " mas aku cantik gak?" Yg tentu nya tidak pernah ku jawab, kenapa? Karena aku ingin dia memiliki rasa percaya diri yg tinggi atas dirinya tanpa harus ada validasi dari ku. 
Ah sial membayangkan itu saja sudah membuat bibir melengkung sempurna.

Rasa rindu ini semakin menjadi ketika membayangkan Senyum indah yg selalu terpatri pada bibir nia, rasanya ku ingin sekali menelfon nia, menatap wajah yg tak ku lihat 2 hari belakangan ini, namun sial nya rasa takut dalam diriku lebih mendominan, yg membuat ku seringkali menghentikan niatku untuk menelfon nya.

Andai saja kemarin aku tak terlalu egois, mencari ketenangan untuk diri ku sendiri disaat seharusnya aku membujuk nia untuk menyelesaikan pertengkaran antara kami. Mungkin saat ini dia—istriku berbaring disamping ku dengan wajah cantik nya. Ah bodoh bodoh bodok kamu saka.

Menghela nafas pelan seraya menutup kedua mataku mencoba untuk menidurkan diri ini demi mengurangi rasa rindu yg menggebu di dalam diri ku

"tunggu saya nia raven"

"saya rindu kalian"

°°°

" Berkas yg kemarin kamu sudah kirim ke email saya kan Zio?" Tanya saka pada sekretaris nya.

"Sudah pak, semua berkas sudah saya kirimkan ke email bapak" saka mengangguk paham

" tolong kamu kosong kan jadwal saya  untuk dua hari kedepan zio" titah saka, setelah pertimbangan yg matang  akhirnya ia memberanikan untuk menyusul istri beserta anak nya—Efek rindu yg menggebu mungkin?

Zio mengangguk paham " Bisa pak"

"Sudah tidak ada lagi pak?" Saka menggeleng karena memang sudah tidak ada lagi yg di kerjakan.

"Kalo seperti itu saya izin ke bawah untuk istirahat pak" pamit zio namun sebelum langkah nya menyentuh pintu saka memanggil nya kembali.

"Tunggu—kamu mau kantin?" Tanya saka yg diangguki oleh zio "iya pak"

"Saya ikut" Singkat saka yg langsung membuat zio menatap keheranan sebab bos nya ini tak pernah sama sekali menginjakan kaki nya ke kantin kantor, karena setahu nya bos nya ini selalu membawa kotak bekal sendiri.

"Bapak serius?" Tanya zio sekali lagi demi memastikan apakah telinga nya tak salah dengar.

Saka berdecak menatap sekretaris nya kesal " apa muka saya terlihat seperti orang bohong?"

Can I have you, Mas (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang