three.

15.8K 561 15
                                    







Happy Reading🪐
Jangan lupa vote yah guys!!!





✨✨✨

"Ini mas kopi nya sama tadi aku baru buat kue nih cobaan yah mas " ujar Nia sambil melirik suami nya yg begitu fokus dengan laptop nya tanpa menghiraukan dirinya.

Sesibuk itukah suami nya itu? Sampai sampai di hari minggu pun masih saja fokus dengan pekerjaan nya itu.

Nia menghela nafas, menarik bangku disebelah saja, Memandangi Saka yg sedang fokus pada laptopnya, dengan kacamata bertengker pada hidung mancung nya, alis tebal serta rahang yg begitu amat kokoh ditambah lagi saat ini suami nya hanya mengenakan kaos hitam dan celana pendek.

Nikmat mana lagi yg kau dustakan!

"Masyaallah ganteng banget kamu mas" batin Nia.

"Kamu gada kerjaan laen selain ngeliattin saya?" Ujar Saka tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop.

"Memang nya aku ga boleh liattin suami sendiri?"

"Terserah"

"Oh ya, Mas ini kue nya coba dulu dong, resep baru tau ini, ayo aaa" ucap Nia sambil menyodorkan kue pada Saka.

"Ck nanti"

"Sekarang mas! Ayo aa!"

Saka memutar mata malas, menerima suapan dari Nia.

"Gimana gimana mas rasa nya? Enak ga? Atau ada yg kurang gitu kaya manis nya atau apa?"

"Enak"

"Serius mas?"

"Hm"

Nia menghela nafas lega, ia senang resep kue baru yg ia susah payah dapatkan ternyata tidak mengecewakan.

Saka mengatakan kue buatan nya itu enak. Apa ia mulai sekarang harus menambah resep resep kue baru lain nya?

Harus harus—batin nya

Demi menyenangkan suami nya itu. Terlebih lagi Raven, putranya itu juga  sangat menyukai apapun jenis kue.

Setiap saat anak itu selalu menanyakan "mah mau kue" ah anak itu, oh yah ia hampir terlupa raven, putra nya itu saat ini sedang di bawa oma nya.

Tadi pagi sebelum ia membuat kue ini, Maya datang untuk meminta Raven untuk ikut bersamanya. Alhasil Raven belum menyicipi resep baru nya itu, sayang sekali.

Mungkin besok ia akan membuatkan khusus untuk putra tercinta nya, tapi sebelum itu nia terlupa Ia langsung beranjak dari duduk nya menuju dapur, memeriksa apakah bahan bahan untuk membuat kue baru nya itu masih ada atau tidak.

"Ah ternyata habis semua yah.." gumam nya pelan.

Ia berjalan pelan menuju suami nya yg masih berada di tempat semula.

Ia dapat melihat Saka sedang bertelfon dengan seseorang yg ia tebak mungkin rekan bisnis nya.

"Bilang pada pak seno saua tunggu di hotel Gharu"  mendengar tempat yg ingin Saka kunjungi itu bersebrangan dengan pusat pembelajaan langsung mencekal tangan Saka

"Aku ikut yah mas ?"

"Ck saya kerja bukan bermain main" mencoba melepas cekalan tangan istrinya itu.

"Aku tau kok mas, soalnya aku juga mau ke Food hall, nah hotel gharu kan bersebrangan sama foodhall makanya aku mau ikut, boleh yah mas?"

"Tidak, Saya buru buru"

"Mas, boleh yah" ujar Nia sambil memasang puppy eyes

" terserah" Saka jengah melihat tingkah istrinya ia langsung beranjak pergi

"Yessssss yess yessss yess" sorak kesenangan Nia

"CEPAT NIA"

"Iya mas"

°°°°

Saka memberhentikan mobil ketika sampan di depan pusat pembelanjaan yg istrinya maksud.

"Mas nanti pulang bareng lagi kan?" Tanya Nia

"Kamu naik taksi saja"

"Loh kok gitu sih mas?!" Prostes Nia

Saka berdecak pelan "ck saya tidak bisa memastikan kapan urusan nya selesai"

"Pokoknya aku akan tetep nungguin kamu titik!" Ujar Nia tanpa penolakan, ia langsung turun dari mobil bergegas Memasuki pusat pembenjaan di depan nya.

Nia berjalan jalan sambil melihat list list apa saja yg harus ia beli, berlalu lalang mencari bahan bahan yg ia perlukan.

Ketika satu persatu barang sudah ia dapatkan ia langsung menceklis daftar list yg berada di tangan nya.

"Ini sudah, ini juga sudah, yg ini sudah...tinggal—ah sudah semua iya ternyata" gumam nya pelan.

Setelah mencek kembali belajaan nya, dan merasa tidak ada yg terlewat lagi, ia langsung membawa belanjaan tsb menuju kasir.

"Total nya 2.300.000 bu"

Nia langsung menyerahkan kartu atm nya.

" terima kasih "  ujar sang kasir yg hanya di balas senyuman oleh nia.

Setelah urusan nya sudah beres, Nia melihat jam tangan nya, ternyata ia telah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam.

"Kira kira urusan mas saka sudah selesai belum ya?" Guman nya pelan

Ia mencoba menghubungi suami nya itu.

"Nomor yg ada tuju sedang tidak aktif atau sedang berada di—"

Nia langsung mematikan telfon tsb.

Me :
Mas kamu dimana?
Masih di hotel gharu?
Aku sudah selesai ini
Aku tunggu di lobby ya mas:)

Setelah mengirim pesan tsb Nia langsung mematikan hp nya. Mencoba menunggu suami nya itu.

10 menit, 20 menit, 30 menit —60 menit sudah terlewati, namun belum ada tanda tanda suami nya akan datang menjemput nya, bahkan pesan nya pun belum di baca sama sekali.

Mencoba menelfoni suami nya namun masih saja yg muncul hanya suara operator.

"Mas kamu dimana sih?!" Kesal Nia jujur saya ia mulai lelah.

Ketika hendak menghubungi Saka kembali, tiba-tiba notif telfon dari ibu mertua nya masuk

"Assalamualaikum mah"

"Waalaikumsalam sayang, kamu dimana nak? Kok tadi Saka sendirian doang jemput Raven nya?"

Jadi mas saka langsung ke rumah mama, tanpa menjemput ku dulu– batin Nia

Mencoba menenang diri nya " hm Nia belanja bahan masakan buat besok ma"

"Oh begitu yah, yasudah mama  matika yh telfon nya, kamu hati hati yah sayang "

"Iyah mah" setelah panggilan terputus, nia langsung meluapkan emosi nya yg sempat ia tahan ketika sedang berbicara dengan Maya

"Se-nggak penting itukah aku di hidup kamu mas, bahkan untuk mengabariku saja tidak" geram Nia dengan tangan mengepal kuat dan nafas yg tidak beraturan, menandakan betapa kecewa nya ia pada suami nya itu.

Rasa nya Nia ingin meneriaki suaminya dengan sekencang kencang nya, tidakkah suami nya tahu bahwa ia juga lelah? Waktu 60 menit nya terbuang sia sia,karna kini ia tahu bahwa suami nya itu tidak akan menjemput nya.

Nia mengadahkan kepalanya, mencoba untuk tidak menangis. Ia seharusnya lebih tahu diri untuk tidak mengandalkan suami nya itu.

"Sekali lagi kamu buat aku kecewa mas" lirih Nia tanpa bisa menahan air mata nya yg memaksa ingin keluar.



######




Can I have you, Mas (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang