Sakit adalah sebuah wasilah untuk Allah mengugurkan dosa-dosa kita, jadi jangan bicara bahwa Allah tak sayang kita. Maka dari itu Allah memberikan rasa sakit karena ia begitu sayang pada hambanya.
_Azlan Kautsarrazky Al Kanafi
Azlan menceritakan semuanya ke Alisya tentang mengapa ia tidak mau ke rumah sakit dan ruangan seperti rumah sakit hanya di rumah Hendra tidak di rumah Azlan.
"Jadi kalau jemput Iza di rumah sakit cuman di parkiran?" Azlan mengangguk dengan kepala di sandarkan ke belakang.
Alisya tak tau harus bagaimana berbicara dengan Azlan yang cukup lembut di matanya. Azlan yang mengerti hanya tersenyum.
"Sudah jangan terlalu di pikirkan. Ya sukra sudah makan?"
"Tadi pagi,"
Ceklek!
"Assalamu'alaikum!" ucap Azil dengan Fia datang memeriksa Azlan.
"Wa'alaikumsalam."
"Alan gak mau di ganti cairan infus lagi, udah Om, Tante." ucap Azlan menatap keduanya.
Keduanya hanya menghembuskan nafasnya pelan. "Ini yang terakhir." Azlan hanya mampu mengangguk.
Semua keluarga ayahnya Azlan menjadi Dokter dari Tante, Om dan sepupunya. Namun, Azlan memilih mengikuti jejak Sang kakek yaitu mendirikan sebuah perusahaan menjadi CEO.
Alisya yang melihatnya begitu iba sekali saat harus di ganti cairan infus lagi dan ternyata beban yang ia tanggung hanya hal kecil tidak seperti Azlan yang begitu banyak.
"Kalau gak mau di infus jaga kesehatannya Alan, Om juga males harus nginfus kamu terus,"
"Ngomongnya males, tapi tiap Gina yang mau ganti infus kamu yang mau dan yang paling khawatir. Jadi jangan nyalahin Alan," sahut Fia dan memang benar apa yang di ucapkan Fia.
"Vior, lagi di luar Om?" tanya Azlan.
"Iya Lan, ada apa?" Azlan hanya menggeleng.
"Ya sudah Tante keluar dulu mau ngeruqiah Om kamu."
"Ngapain aku di ruqiah, normal kok,"
"Udah tau malah ngejawab, kalau gitu Tante keluar dulu ya. Cepet sembuh,"
"Aamiin, makasih Tante."
>><<
Azlan dan Alisya tertidur di ranjang dengan keadaan Alisya memeluk Azlan.
"Astagfirul-" ucap seseorang terpotong karena langsung di bekap oleh istrinya.
"Jangan teriak, mereka lagi istirahat,"
"Siapa?"
"Tuh kan, Alan jadi bangun. Gara-gara kamu sih, Mas," kesal Tia menatap Vior.
"Udah bawa makanannya?" ujar Azlan karena ia memesan makanan ke Vior.
"Nih,"
"Hm, makasih."
"Karena gue baik hati sekalian gue bawa piring sama sendoknya,"
Vior dengan Tia pergi ke kamarnya karena bersebelahan juga sehingga meninggalkan mereka berdua.
"Sya,"
Azlan menepuk pelan pipi Alisya untuk bangun. "Iya Aka?" ucapnya mencoba bangun.
"Makan dulu gih, udah di siapin!"
Alisya memakan siomay tidak lupa menyuapi Azlan juga dengan begitu lahap.
Keheningan antara keduanya saling berdiam dan menatap sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA UNTUK MALAM
Dla nastolatkówSequel off DOCTOR MY HUSBAND Kehilangan kedua orang tuanya sejak ia berumur 6 tahun, membuat banyak perubahan dalam hidupnya. AZLAN KAUSTARRAZKY AL KANAFI perlahan menyembuhkan trauma dengan menyibukkan diri. Hingga akhirnya Azlan bertemu dengan seo...