PART 05 'Pingsan?'

142 17 0
                                    

'Allah tahu mana yang terbaik untuk hambanya, mungkin itu yang di inginkan kita tetapi belum tentu Allah menakdirkannya dan terbaik menurutnya.'

_Azlan Kautsarrazky Al Kanafi

Azlan dan Alisya sudah kembali lagi ke rumah dengan suasana yang berbeda.

"Aka, sepi,"

"Lebih sepi di kuburan," balas Azlan sontak Alisya memukul lengan Azlan.

"Di kuburan itu rame, karena deketan bisa ngobrol, nge game dan lain-lain." Azlan tersenyum mendengar ocehan Alisya seperti anak kecil.

"Kamu mandi gih!"

"Aka yang mandi Alisya enggak, soalnya airnya dingin,"

"Kamu tau dampak gak mandi?" Alisya menggeleng.

"Kebersihan yang buruk karena jarang mandi dapat menyebabkan penumpukan sel kulit mati, kotoran, dan keringat di kulit. Kondisi ini dapat memicu jerawat dan mungkin memperburuk masalah kulit seperti psoriasis, dermatitis, dan eksim."

"Siap Bapak Dokter, Alisya akan mandi!"

"Saya siapkan air hangatnya gak lama kok, pake ilmu sat set,"

Pendengaran Alisya yang jelas jadi kacau. "Santet?"

"Astagfirullah Ya sukra, sat set bukan santet," Alisya hanya menyengir kuda.

>><<

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya air hangat sudah siap untuk Alisya mandi.

"Aka!" teriak Alisya sembari mengetuk pintu kamar mandi.

Azlan muncul dengan handuk sepinggang. "Apa hm?"

"Mandi bareng yuk! Airnya kebanyakkan mubadzir," ucap Alisya dengan menarik lengan Azlan.

Azlan bahagia sekali karena bisa mandi bareng dengan Alisya tanpa ia mengajaknya, namun ia lakukan dengan cara halus yaitu merebus air 2 panci sehingga banyak.

>><<

"Kalau Iza tinggal di ndalem, Alisya sendiri lagi,"

"Saya gak di anggap," protes Azlan.

"Ya di anggap dong."

Raut wajah Alisya seketika berubah dari tersenyum menjadi sedih.

"Kenapa hm?"

"Kenapa ya? Alisya belum hamil padahal udah hampir 4 bulan kita menikah," tutur Alisya dengan menunduk.

"Allah tahu mana yang terbaik untuk hambanya, mungkin itu yang di inginkan kita tetapi belum tentu Allah menakdirkannya dan terbaik menurutnya. Seperti kita tidak ada yang kebetulan karena semuanya sudah menjadi takdir untuk bertemu, begitu pun dengan keturunan."

Alisya tidak bisa berkata-kata berdiam merutuki ucapannya sendiri yang seakan-akan tidak suka dengan takdir yang di tentukan oleh Allah swt.

>><<

Alisya sedang bersiap-siap untuk ikut ke Kantor dengan Azlan karena menyuruhnya untuk ikut.

"Ya sukra!" panggil Azlan dari dalam kamar mandi.

"Iya Aka?"

"Ambilin handuk,"

"Kebiasaan kalau mandi gak bawa handuk." ujar Alisya tetapi dengan mengambil handuk Azlan.

Ya biasa walau ngomel gak jelas tetap ia akan mengambil menurutinya.

"Aka pake motor berangkatnya, boleh?" ucap Alisya sembari mengeringkan rambut Azlan.

CAHAYA UNTUK MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang