Alisya hanya berdiam menatap Azlan yang mencari sesuatu di lemarinya.
"Coba pakai ini!" Azlan memberikan sebuah gamis hitam kepada Alisya.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Alisya keluar dari kamar mandi dengan hijab yang sama hitam.
"Berdiri di depan kaca!" Alisya menurut berdiri di depan kaca.
Azlan memakaikan sebuah kain hitam ke untuk menutupi wajah Alisya yang tidak lain sebuah burqa.
"Suka?"
Grep!
Alisya langsung berbalik memeluk Azlan meluapkan tangisannya.
Di singkapkan ke belakang kainnya Azlan menatap dalam mata Alisya.
"Kenapa hmm?"
'Copot jantung Alisya,' pekik Alisya dalam batinnya.
"Dari dulu Alisya ingin mengenakannya tapi lingkungan yang tidak mendungkung di tambah Alisya belum baik untuk mengenakan ini dengan ilmu agama yang sedikit Alisya ketahui," tuturnya masih dalam isakan.
"Gini ya Sayang!" Azlan menangkup kedua pipi Alisya.
"Allah tahu mana hambanya senantiasa mencari ridhonya, tidak perlu mendengar ucapan manusia. Tapi, dengarkan isi hati kecil kamu."
"Alisya harus tau banyak wanita yang bercadar atau memakai burqa dengan ilmu yang masih belum banyak tapi ia tetap berusaha untuk menambah dan menambah."
Ucapan demi ucapan yang di lontarkan Azlan membuat hati Alisya begitu tenang mendengarnya.
"Pernah ikut kajian?" tanya Azlan.
"Pernah Aka, tapi karena gak ada temen, transportasi dan yang paling utamanya gak tentu tempatnya,"
"Sini duduk dulu!" Azlan menuntun Alisya duduk di pinggir ranjang.
"Berapa hafalan yang kamu hafal?"
"Al qur'an?" Azlan mengangguk.
"Alisya malu,"
Azlan mengangguk tersenyum. "Cuman 8 surat yang pendek-pendek." ujar Alisya menutup mukanya sendiri.
"Belajar sama-sama, saya juga masih belajar. Jangan pernah malu untuk mengakui, in syaa Allah saya akan membimbingmu."
Setelah lama berbincang Azlan pergi ke Kantor karena ada meting yang sangat penting, tidak lupa membawa Alisya untuk kesananya.
>><<
Sesampai di kantor Azlan terus menggengam lengan Alisya yang terbalut handsock.
Semua pandangan tertuju pada Alisya yang mengenakan burqa tak terlihat sedikit pun celah untuk memandang wajah Alisya.
"Perkenalkan ini Alisya istri saya, maaf jika semuanya tidak di undang. Mohon maaf sekali, bukan saya tidak menghargai kalian." tutur Azlan yang membuatnya tersenyum termasuk Alisya sendiri.
'Maa syaa Allah, Aka,'
Baru saja melangkah menaiki lift sudah di sediakan wajah Sandy yang kesal.
"Astagfirullah, kenapa tu muka?" ujar Azlan menatap Sandy.
"Meting sudah di mulai lo baru datang, gimana kalau kalah tender?"
Azlan menaikan alisnya. "Semuanya kembali ke Allah karena semuanya juga milik Allah, kita hanya perantara,"
Sandy tidak bisa berkutik jika Azlan sudah berbicara dengan lembut menenangkannya.
"Gue antarkan Alisya ke ruangan setelah itu langsung ke ruang meting,"
Sandy beralih menatap Alisya yang sama sekali tidak melihatnya berbalik dengan Alisya yang bisa jelas melihat Sandy.
'Kenapa ya Allah kembali di pertemukan? Alisya udah gak mau melihatnya, apalagi rasa sakit itu kembali terasa,'
Alisya dan Sandy pernah ada sebuah ikatan tapi, Sandy sendiri yang mengakhirinya karena sebuah alasan yang tak jelas.
>><<
Setelah meting Azlan kembali ke ruangan menampakkan Alisya yang sedang menonton televisi tersedia di ruangannya.
"Comel sekali," pekik Alisya.
"Assalamu'alaikum Ya Sukra!" salam Azlan mengahmpiri Alisya fokus menonton.
"Wa'alaikumsalam, Aka siapa Ya Sukra?" tanya Alisya bingung.
"Ya sukra itu panggilan sayang dalam bahasa Arab yang artinya kekasihku yang manis," sontak pipi Alisya yang terbalut kain merah merona salting.
"Coba apa saja sebutkan surat yang kamu hafal!"
Alisya mengambil nafasnya dalam-dalam. "Al fatihah, An nasr, Al fiil, Al 'asr, Al qurais, Al Kausar, Al ikhlas, dan Al falaq. Pasti Aka merasa menyesal udah salah pilih Alisya jadi istri Aka,"
"Jangan pernah berbicara seperti itu, saya tidak menyesal sedikit pun menikahimu ya sukra,"
"Nanti malam kita hafalan bersama setelah pulang dari pondok!"
Alisya mengangguk malu karena ia jauh sekali dengan Azlan yang sudah hafal 30 juz sedangkan ia hanya 8 surat saja.
>><<
Niat akan hafalan Alisya setelah salat isya ia langsung tertidur di paha Azlan yang masih menggunakan jubah.
Azlan tersenyum melihat wajah teduh dari Alisya. "In syaa Allah saya akan menjagamu sebisa saya tapi, maaf jika saya gagal." tutur Azlan teringat dimana ia tidak bisa menjaga adiknya saat kejadian kebakaran 21 tahun silam.
"Aka!" panggil Alisya.
"Apa hm?"
"Katanya mau ajarin Alisya untuk menghafal,"
"Kamunya juga tidur, bagaimana mau belajarnya?" Alisya cengengesan sendiri mengingat dimana ia tidur di paha Azlan.
Azlan mengajari surat-surat pendek untuk di hafal oleh Alisya dengan lancar ia mengikuti ucapan Azlan. "Kamu hanya perlu di asah, ingatan mu begitu kuat. Sekarang tidur sudah malam,"
"Boleh peluk?" Azlan mengangguk.
Alisya menenggelamkan wajahnya di dada bidang Azlan di elus pucuk kepala olehnya dengan pelan.
"Besok saya libur, kita ke pondok untuk menambah ilmu karena ada kajian juga dari Om Alaskar!" Alisya mengangguk.
>><<
Beberapa bulan di jalani dengan begitu sangat indah di antara keduanya. Namun, Alisya kebingungan saat Azlan membawa seorang wanita berpakaian seperti dokter dan anak kecil.
Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak Alisya.
"Ya sukra, duduk di sini saya akan menjelaskan sesuatu!" Alisya menurut duduk di sebelah Azlan.
"Om, ini siapa?" tanya anak kecil perempuan berumur 2 tahun.
"Ini istrinya Om,"
"Manis ya," tuturnya dan Alisya hanya bisa tersenyum tipis.
"Ini adik saya Aliza Syauqiah Al Kanafi yang dulu menjadi korban kebakaran,"
Alisya sama sekali tidak ada niat untuk memotong sebelum Azlan menjelaskan semuanya hingga akhir.
.
.
FYI.
Burqa secara umum lebih dikenal sebagai pakaian muslimah yang paling menutupi bagian tubuh, yakni dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tentu saja, hal ini berbeda dari mereka yang mengenakan niqab atau cadar yang hanya memperlihatkan bagian mata atau mata dan dahi saja. Dalam pemakaian burqa, akan ada bagian kain yang dibuat tipis pada bagian mata agar mereka yang menggunakan bisa melihat keluar, tetapi sulit untuk melihat sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA UNTUK MALAM
Teen FictionSequel off DOCTOR MY HUSBAND Kehilangan kedua orang tuanya sejak ia berumur 6 tahun, membuat banyak perubahan dalam hidupnya. AZLAN KAUSTARRAZKY AL KANAFI perlahan menyembuhkan trauma dengan menyibukkan diri. Hingga akhirnya Azlan bertemu dengan seo...