PART 07 'Penyesalan'

257 11 5
                                    

Saya menyesal pernah menyakiti mu dan mengharapkan kamu kembali. Namun, kembali menjadi pasangan sahabat saya sendiri.

                _Sandy Denian Putra

Setelah kepulangan Aliza dan Rafif mereka berdua pergi ke pemakaman atas permintaan Alisya dan Azlan menyetujuinya.

"Aka, beneran gak papa?" khawatir Alisya.

"Gak papa, Ya sukra." Azlan memperlihatkan senyum manisnya ke Alisya.

"Alisya ada ide!" pekiknya sembari mengangkat telunjuk.

Azlan terkekeh melihatnya. "Alisya yang nyetir, Aka duduk manis aja. Boleh ya?" ucap Alisya.

"Ya udah boleh, kalau maksa,"

>><<

Sesampai di pemakaman Alisya langsung ke tujuannya yaitu ke tempat peristirahatan terakhir mendiang ibunya.

"Assalamu'alaikum, Bu!"

Alisya berjongkok dengan air mata yang lolos begitu saja, biar tidak terlihat oleh Azlan ia langsung menghapusnya kasar. Walau memakai burqa Azlan tau bahwa Alisya menangis dari gestur tubuhnya.

"Menangislah, jika itu yang membuatmu tenang," ujar Azlan mendekap Alisya ke pelukannya.

"Ibu, Alisya beterimakasih kepada Ibu udah lahirin Alisya walau Alisya sama sekali gak tau wajah ibu. Tapi, Alisya yakin kalau Ibu itu cantik banget kayak Alisya," tutur Alisya untuk tidak terlalu bersedih.

Ibu Alisya meninggal saat melahirkan Alisya dan untuk Ayahnya entah kemana karena mereka bercerai saat tak tahu bahwa Ibu Alisya sedang hamil.

"Sama-sama Sya, ibu bangga sama kamu udah jadi wanita yang kuat," balas Azlan sontak Alisya memukul lengan Azlan.

"Aka, jail banget sih,"

"Gak papa sama istri sendiri,"

Senyuman tak pernah luntur dari bibir Azlan membuat Alisya ikut tersenyum walau tak terlihat.

"Ada yang mau saya obrolkan, kita ke taman dulu!" ujar Azlan dan di balas anggukan oleh Alisya.

Di perjalanan handphone Azlan terus berdering sehingga Azlan terbangun dari tidurnya.

"Kenapa gak di angkat, hmm?"

"Itu kan handphone Aka, jadi Alisya gak berani ngangkat,"

Azlan tersenyum ke arah Alisya yang sedang menyentir dan sembari menelepon balik seseorang yang meneleponya.

[Lo dimana?] sontak Azlan menjauhkan handphone nya karena seseorang itu berteriak keras.

"Gue di mobil,"

[Sekarang lo ke Kantor ada yang harus di obrolkan soal besok pergi ke Bali!]

"Gue kesana sekarang." Azlan mematikan handphone nya dan tak terasa sudah sampai taman.

"Ya sukra,"

"Iya, Aka,"

"Kita ke Kantor soalnya ada hal penting yang harus di bicarakan, saya yang nyetir." tak enak Azlan.

"Udah Alisya aja yang nyetir, gak papa. Aka duduk manis, siap komandan!"

"Siap Ibu komandan." ucap Azlan sembari hormat.

'Lucu,' gumam keduanya.

>><<

Di ruangan Azlan sudah ada Sandy yang siap akan memarahi Azlan yang berstatus sebagai bosnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAHAYA UNTUK MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang