PART 02 'Akad Nikah'

204 15 0
                                    

Dringg!

Azlan mengangkat telepon dari Sandy.

"Baru aja gue mau nelepon lo,"

[Gawat, gaswat, arsiteknya udah sembuh. Jadi besok bisa balik ngantor,]

"Oh, ya udah."

Azlan mematikan teleponnya dan segera menghubungi Hendra bahwa arsitek yang di butuhkah Hendra sudah ada.

"Gak capek Bah, sekarang Alan ke cafe dan akan segera hubungi arsiteknya lagi." ucapnya dan langsung bersiap-siap ke Cafe lagi karena hari juga belum begitu larut malam.

"Tante, Alan pamit untuk ketemu Abah soal kerjaan."

"Hati-hati Lan, pulang jangan terlalu larut!" Azlan mengangguk dan berlenggan pergi setelah berpamitan.

>><<

Macet di perjalanan membuatnya datang terlambat.

"Assalamu'alaikum, maaf telat,"

"Tak apa Nak, duduk."

Azlan duduk di sebelah Hendra berhadapan dengan Alisya.

"Besok langsung ke Kantor untuk menandatangi kontrak,"

"Baik Pak." ucap Alisya dengan canggung.

Alisya berpamitan karena Abangnya sudah menjemput di depan Cafe.

"Lan,"

"Iya Bah, Alan akan salat istikharah." jawab Azlan sudah tahu kemana pembicaraan Hendra.

Azlan sendiri pernah berkata ke Hendra jika ia berduaan dengan wanita yang bukan mahromnya di mana pun itu Azlan akan menikahinya dan yang pertama berduaan adalah dengan Alisya.

>><<

Ke esokannya Azlan di beri banyak pertanyaan oleh Sandy tentang arsitek untuk Hendra.

"Ekhemm, bakal ada yang cepet kawin," goda Sandy.

"Nikah!"

"Lan, udah mau masuk adzan dzuhur," beritahu Sandy.

Azlan memgambil mic meja meting untuk memberitahukan para karyawannya bahwa sebentar lagi dzuhur.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh, saya memberitahukan kepada kalian bahwa sebentar lagi adzan dzuhur. Di mohon kerja samanya untuk berhenti sejenak tak akan lama. Dunia bisa di cari, tapi akhirat sedang menanti,"

"Untuk yang sedang berhalangan dan non muslim bisa istirahat. Allah melihat, malaikat yang mencatat! Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Sadis amat Lan," sahut Sandy berdidik ngeri mendengar akhir kalimat Azlan.

Setelah satu minggu Azlan mendatangi Kantor Hendra untuk membicarakan suatu hal.

"Setelah Alan melakukan salat istikharah, in syaa Allah Alan akan mengkhitbah Alisya. Karena Alan sudah menemukan jawabannya."

"Alhamdulillah kalau gitu, Nak. Nanti malam kita kesana sama Amah!" Azlan mengangguk tersenyum.

"Bah, Alan pamit dulu soalnya ada meting. Assalamu'alaikum!"

Azlan beranjak berdiri dan menyalimi punggung tangan Hendra sebelum pergi.

'Semoga cahaya yang mulai redup bisa kembali lagi.' batin Hendra menatap kepergian Azlan.

>><<

Malam harinya Azlan beserta kakek dan neneknya mendatangi kediaman Alisya.

Ting! Tong!

CAHAYA UNTUK MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang