Jangan lupa follow akun aku sebelum baca.
Happy reading
"Kamu nggak boleh gitu Rum, kalau Allah telah menetapkan ning Yarisa sebagai jodohnya kak Zizan kamu bisa apa".
Puluhan mobil dan motor nampak terparkir dengan rapi di kompleks parkiran pondok pesantren Azzidniyah. Nampak para santri dan tamu undangan telah duduk pada tempat yang telah di sediakan, karena acara yang di adakan pada sore hari sampai malam itu telah di mulai.
Ada dua tempat yang tersedia bagi para tamu yaitu tempat husus ikhwan dan akhwat. Dan dua tempat itu kini tampak hening, hanya ada suara lantunan bacaan Al-quran yang terdengar tampak indah dan merdu keluar dari bibir seorang pemuda yang tak lain adalah Azizan latif azzidna, anak pemilik pesantren Azzidniyah.
"Masyaallah anak mu itu buk Hamnah, sudah ganteng, pinter, punya suara merdu lagi". Puji salah satu wanita paruh baya yang duduk di sebelah Hamnnah, begitu Zizan menyelesaikan bacaan Al-qurannya.
Hamnah tersenyum. "Alhamdulillah buk"
"Bisalah nanti di jodohkan dengan anak saya".
"Anak ibu cewek atau cowok?". Wanita paruh baya yang ditanyai hamnah sedikit mengangkat alisnya begitu mendengar pertanyaan Hamnah.
"Azizan nggak suka sama cewek ya buk Hamnah?". Bisik wanita itu pada Hamnah.
"Astagfurullah anak sanya nggak kaya gitu buk". Ucap Hamnah terkejut.
"Habisnya buk Hamnah di tanya itu jawabnya lain".
"Maksud saya kalo ibu punya anak cowok saya bisa pikir-pikir, soalnya yang saya cari sekarang itu anak laki-laki buat anak perempuan saya". Jelas Hamnah. "Tapi kalau anak perempuan kayaknya enggak buk. Soalnya Zizan masih nggak niat buat nikah muda".
"Saya cuma punya anak perempuan buk. Tapi kalau laki-laki buat anaknya buk Hamnah yang Zarina saya punya saran?"
"Siapa buk?"
"Ustadz Hamdan buk. Saya barusan liat tadi, orangnya masyallah. Buk Hamnah pasti lebih tau lah kan pernah ngajar di pondok ini".
🥀🥀🥀
"Rum.... Arum". Panggil Zizan pada seorang wanita yang membawa piring berisi makanan.
"Loh Zizan. ngapain disini?"
"Aku bisa minta tolong nggak Rum?"
Arum tersenyum. "Pasti tentang zarina?" Tebaknya.
Zizan mengacungkan sebuah paper bag coklat kepada Arum. "Tolong kasi dodol Betawi ini ke Zarina".
"Buat Zarina aja nih. buat aku mana Zan".
"Kamu makan aja berdua sama Zarina, lagian dia pasti nggak bakal bisa ngabisin sendiri".
"Tapi Rum bilang aja ini punya kamu. Terus seolah-olah kamu bagiin gitu sama Zarina".
"Ngapain nggak kasi sendiri aja sih Zan".
"Udah sana. Kamu lakuin aja yang aku bilang". Dorong Zizan pada sepupunya itu.
Arum yang merupakan sepupu Zizan sekaligus sahabat satu-satunya Zarina. Wanita itu sering menjadi tempat bagi Zizan menanyakan keadaan Zarina, apa yang diperlukan Zarina dan lainnya mangenai Zarina, yang tidak mungkin ia tanyakan pada Hamnah atau Rasyid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azizan
ДуховныеZizan tidak masalah jika harus merasakan yang namanya cinta sepihak. Padahal dimata kaum hawa Zizan terlihat sempurna, seorang gus muda dengan berbagai prestasi, aktif di dunia maya dengan jutaan pengikut. Namun lelaki berparas tampan itu lebih memi...