Belanja Berdua

866 61 34
                                    

Jangan lupa follow akun aku sebelum baca.

Happy reading

"jatuh cinta adalah jatuh yang paling mengahangatkan."

***

"Kata abah saya, cinta yang diridhoi Allah itu dimulai setelah akad. Jadi cinta yang kalian utarakan di kolom komentar ini, bukan cinta yang diridhoi Allah. Bahaya!" Ucap Zizan sambil melihat layar ponselnya.

Malam ini ia tengah melakukan live di salah satu akun medsosnya, penontonnya cukup banyak terutama dari kalangan kaum hawa. Barusan ia mengomentari beberapa komentar dari penontonnya yang terus mengatakan. "Ana uhibbukafillah gus."  Dan beberap komentar lainnya yang menyatakan cinta pada dirinya, Membuat dirinya sedikit agak risih.

"Pacaran hukumnya apa gus?" Sebut Zizan saat melihat pertanyaan itu muncul pada ruang komentar.

"Pertanyaan bagus." Ucapnya kembali sambil mengacungkan dua jari jempolnya pada layar ponsel.

"Pacaran itu hukumnya Wajib!" Jawabnya dengan singkat. Namun beberapa detik kemudian ia tertawa saat membaca komenan penontonnya yang nampak terkejut dengan jawabannya barusan.

"Saya belum selesai ngomong, kalian jangan langsung nyerbu saya lah!" Ucapnya dengan  tekekeh sambil mengguyar rambutnya kebelakang. "Iya, pacaran itu Hukumnya memang wajib. Wajib untuk di tinggalkan!" Lanjutnya kembali dengan senyun penuh dengan kemenangan, karena berhasil membuat penontonnya heboh sendiri.

Kegiatan live seperti ini benar-benar membuat mood Ziza naik. Apalagi saat mengomentari pertanyaan-pertanyaan penontonnya yang terkadang nyeleneh.

"Gus Zizan pernah pacaran?"

"Ada hubungan sepesial sama ning Yarisa ya gus?"

"Kayaknya gus Zizan udah dapat restu dari keluarganya ning Yarisa."

"Bentar lagi kita bakal patah hati nih."

"Ada niatan buat nikah mudah nggak gus?"

"Gus Zizan kenapa milih ning Yarisa daripada aku?"

Mulai lagi membahas tentang Yarisa. Padahal ia kan tidak punya hubungan apa-apa dengan gadis itu. Zizan sedikit menghela nafasnya, mengambil ancang-ancang untuk menjawab komenan itu.

"Saya kan udah jelasin, kalau nggak punya hubungan apa-apa sama ning Yarisa. Kebetulan aja abah saya kenal sama kiai Akbar, abinya Yarisa. Jadilah kita sedikit akrab." Ucapnya santai tapi penuh dengan penekanan.

Enak saja mereka mengatakan kalau dirinya punya hubungan sepesial dengan Yarisa. Ia ini laki-laki setia, cukup dengan satu wanita saja, yaitu istrinya.

"Tapi kalo nikah muda kayaknya bagus sih. Tunggu aja kabarnya. Nanti saya buat undangan online untuk resepsinya. Terus kalian hadir secara online juga." Lanjut Zizan dengan penuh senyum.

Zizan terkekeh puas melihat komenan yang banyak memunculkan emoji menagis. Benar-benar menyenangkan baginya.

"Saya lagi di Malang. Di rumah abah dan umi saya." Ucap Zizan saat ada yang bertanya tentang posisinya saat ini dimana.

Tok....tok....tok

Suara ketukan pintu terdengar nyaring dari balik pintu kamarnya. Zizan pun beranjak dari tempat duduknya untuk membuka pintu itu. Meninggalkan ponselnya di atas sofa yang ada di kamarnya.

"Zarina. Kamu kenapa?" Tanya Zizan cemas, sambil memegang kedua bahu Zarina. Pasalnya gadis yang ada di hadapannya ini terlihat sangat ketakutan. Wajahnya pucat dipenuhi dengan keringat serta tubuh yang terlihat gemetar.

AzizanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang