Bismillahirrohmanirrohim......
Cuma mau bilang, kalo akun aku bisa loh di follow. Sambil nunggu up.
Kalu terselip kata yang typo bisalah di tandain.
Happy reading
***
Zarina sedikit menyipitkan matanya saat cahaya lampu pada ruangan yang ia tempati menembus masuk ke kelopak matanya yang baru saja terbuka.
Aroma obat-obatan pun juga terasa menyengat di penciumannya. Ini tempat yang asing baginya, ia baru ingat bahwa sebelum tiba-tiba berada di tempat ini ia sempat tidak sadarkan diri dan jatuh kedalam pelukan seorang peria.
Bukan peria asing. Melainkan peria yang saat ini tengah tertidur dalam keadaan terduduk sambil menggenggam tangan kirinya yang ditempeli jarum infus itu. Siapa lagi kalau bukan Zizan.
Dengan perlahan Zarina menggerakkan tangan kanannya untuk bisa menyentuh rambut Zizan, memberi elusan lembut pada rambut peria yang menjadi suaminya. Pasti peria itu sangat lelah, belum sempat beristirahat dari kesibukannya tapi sudah harus mengurus dirinya yang begitu lemah. Zarina benci hal ini, ia benci dengandirinya sendiri yang begitu lemah.
Zizan yang merasakan sentuhan lembut di rambutnya pun sedikit terusik dari tidurnya dan perlahan mulai membuka matanya dan bergerak menegakkan tubuhnya. Zarina yang menyadarinya pun langsung menarik tangannya menjauh dari Zizan.
Peria itu mengucek kedua matanya sebelum beralih menatap Zarina dengan senyuman tulusnya.
"Akhirnya kamu sadar Zar. Aku khawatir sama kamu. Maafin aku! karena harus buat kamu nunggu lama di halte itu dalam keadaan hujan. Badan kamu ada yang sakit? Biara aku panggilin dokter." Ucap Zizan bertubi-tubi dengan kembali menggenggam telapak tangan Zarina.
"Aku baik-baik aja kak Zizan! dan yang seharusnya minta maaf itu aku, karena terus-terusan jadi beban buat kaka." Ucap Zarina dengan bibir pucatnya.
"Kamu jangan ngomong kayak gitu Zar! Kamu seharusnya sadar, kalau kamu itu sumber kebahagiaan aku. Aku sakit kalau kamu juga sakit dan aku bahagi kalau kamu juga bahagia. Jadi jangan nyalahin diri kamu terus!" Tekan Zizan. Ia hanya ingin membuat Zarina sadar kalau gadis itu tidak serendah itu dan ingin menekankan kalau Zarina adalah salah satu orang yang sangat penting dalam hidupnya.
"Mungkin kamu memang belum cinta sama aku, tapi aku mau tegasin kalau cinta sama kamu dan kamu nggak pernah jadi beban dalam hidup aku!" Tutur Zizan lembut sambil menatap dalam manik coklat Zarina.
Senyuman tipis terbit dari bibir pucat Zarina. Ia tidak menyangka akan merasakan keberungan ini. Di cintai dengan hebat dan disayangi dengan tulus oleh peria yang selalu ada untuknya. Walau hatinya pun masih ragu apakah benar ada seorang peria yang mampu mencitainya dengan tulus.
"Sejak kapan sih kak Zizan yang dikenal ekstrovert bisa jadi semellow ini?" Ledek Zarina. Membuat Zizan langsung menatap lemah ke arah Zarina.
"Oh iya aku baru ingat, kak Zizan kan memang sebenarnya mellow. Terbukti dari buku hitam yang pernah aku baca." Ujar Zarina dengan tawa kecilnya.
"Aku serius Zar!" Tegas Zizan dengan tatapannya yang berubah menjadi nyalang. Membuat Zarina seketika menghentikan tawanya. Apakah Zizan benar-benar marah padanya?
"Kak Zizan jangan tatap aku kayak gitu! Aku takut." Cicit Zarina dengan wajah tertunduk dan detik itu juga Zizan langsung tertawa membuat Zarina langsung menatap kesal ke arah peria itu.
"Iiihhhh lepas!" Ucap Zarina kesal, sambil beruasaha melepaskan tangannya yang masih di genggam Zizan.
"Zarina mah ambekan." Tutur Zizan saat tangannya di lepas paksa oleh Zarina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azizan
SpiritualZizan tidak masalah jika harus merasakan yang namanya cinta sepihak. Padahal dimata kaum hawa Zizan terlihat sempurna, seorang gus muda dengan berbagai prestasi, aktif di dunia maya dengan jutaan pengikut. Namun lelaki berparas tampan itu lebih memi...