|6|

115 19 1
                                    

Hari ini aku akan berangkat sekolah. Menggunakan seragam berwarna biru muda terusan rok bawah lutut. Sepatu merah dan tas kecil berwarna pink hingga topi yang biasa digunakan anak-anak TK berwarna kuning.

Rasanya seperti mimpi ketika aku menggunakan pakaian anak TK, aku bisa kembali ke masa lalu dan kalau bisa ingin selamanya menjadi anak TK. Anak TK yang hanya mengerti main, makan, minum, tidur tidak memikirkan masa depan akan menjadi apa. Bisa di bilang anak kecil memiliki cita-cita yang sangat menyeleneh.

Contohnya dulu, ketika guru atau teman bertanya aku ingin jadi apa ku jawab dengan jawaban yang tidak masuk akal. Wajar saja karena dulu memang aku tidak tahu.

Anak kecil itu lagi masa lucu-lucunya.

Posisi ku sekarang adalah sedang disuapi oleh Papa, menu sarapan hari ini adalah telur mata sapi, Papa yang menyuapi ku makan dan disela kegiatan nya dia bertanya sesuatu pada ku.

Sudah siap saja jika aku akan ditanyai sesuatu oleh Papa, dia mengaduk nasi dengan sendoknya mengambil suapan nasi yang nantinya akan di masukan kedalam mulutku.

Jas berwarna silver dan kemeja berwarna hitam. Papa tampak gagah jika berpakaian seperti ini, aura pemimpin dan kharisma, tegas sebagai seorang direktur. Ketika Papa menatap piring nasi, wajahnya yang tampak gagah membuatku begitu terpesona.

Sadar Helena, dia ayah mu!

Dia memberikan suapan yang kelima kedalam mulutku,“Helena, Helena kalau sudah besar mau jadi apa?” Tanya Papa, dari nada bicaranya sepertinya ia hanya penasaran dan ingin tahu apa cita-cita ku nanti jika aku sudah besar, “mau jadi Dokter? Perawat? Penari balet atau apa” papa menjabarkan sederet profesi.

Anak-anak paling hanya tahu Dokter, guru, perawat, pilot profesi yang jelas-jelas anak kecil tahu dan biasanya ikut-ikutan. Ada yang mau menjadi Dokter, ada yang ingin menjadi guru dan lain-lain lalu diantaranya ada kesamaan.

Jadi sebetulnya anak kecil hanya asal saja karena mereka tidak benar-benar serius, bagi mereka yang masih anak-anak jelas akan mudah berpikit dengan hanya bertekad belajar yang rajin atau kehidupan orang dewasa yang menyenangkan. Nyatanya tidak.

Saat hidup di dunia sebelumnya aku bingung, apa aku bisa mendapatkan pekerjaan nanti atau berakhir menjadi pengangguran yang tidak berguna. Aku tidak tahu, tapi rasanya bersyukur ketika aku kembali ke masalalu namun menjadi anak dari orang lain.

Ya tidak masalah, bersyukur menjadi anak dari pria itu. Pria dengan jabatan sebagai Direktur itu, uangnya yang tidak ada habis-habisnya, tinggal dirumah sebesar ini bahkan bisa dibilang sebagai mansion.

Menjawab pertanyaan Papa yang seharusnya mudah saja, anak kecil tanpa langsung berpikir akan menjawab.

Beda dengan ku. Butuh berpikir dua menit untuk menjawab pertanyaan Papa.

Helena kalau sudah besar mau jadi apa?

Mungkin akan meneruskan perusahaan Papa tapi resiko nya tentu saja besar, harus orang yang pandai mengelola perusahaan agar perusahaan besar nantinya tidak akan bangkrut.

Lalu aku akan menjadi apa? Bukankah seharusnya beruntung jika aku akan meneruskan perusahaan Papa, dibandingkan mencari pekerjaan yang sulit dan hanya menjadi karyawan biasa aku bisa menjadi seorang Bos besar.

Apa ya. Papa masih menunggu jawaban ku sembari memberi suapan lagi, entah suapan yang keberapa tak ku hitung tapi tampaknya ia masih menunggu.

“Mungkin akan menjadi seorang Bos besar” jawab ku pada Papa, “kalau tidak salah Direktur atau sekaligus CEO”

Papa mengangguk anggukan kepalanya, “kalau Helena bisa besar kamu bisa meneruskan perusahaan Papa ya” berkata begitu seolah dia mempercayakan pada ku.

PAPA {HANEISHI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang