|9|

109 19 2
                                    

Apa yang harus ku lakukan dalam keadaan seperti ini.

Aku masih terus memandangi Papa dalam keadaan posisi terikat itu. Seharusnya aku tidak akan menjadi stragis ini kan? Mati konyol seperti ini.

Tidak mungkin aku akan meninggal secara tragis seperti ini. Bukan ini yang ku harapkan. Bukan seperti ini, bukan ini yang ku harapkan.

Ketika hadir di kehidupan kedua tentunya aku tidak akan percaya jika akan terlahir sebagai anak dari orang kaya. Terlahir sebagai anak Konglomerat dengan harta yang mungkin tiada habis-habisnya.

Pria tampan nan gagah itu merupakan ayah ku sendiri, entah kenapa saat itu pikiran aneh menghampiriku. Pria yang merupakan ayah ku itu berhasil menumbuhkan 'incest' pada diriku. Saking sempurna nya mungkin aku tidak bisa mendapatkan nya.

Dia ayah ku sendiri, diriku yang hidup disini merupakan replika dari pria itu. Mulai dari wajah, warna kulit dan warna rambut yang menurun darinya.

Merasakan menjadi anak orang kaya yang merupakan angan angan ku dulu, bagaimana rasanya menjadi anak orang kaya dan Tuhan mengabulkan nya di kehidupan kedua ku ini.

Bagaimana rasanya?

Jelas menyenangkan, pertamakali merasakan setelah kami pulang dari Gereja untuk jalan jalan ke Mall, Papa yang membelikan ku dua komik dan satu buku cerita hingga memakan Hamburger dan membeli Roti'O.

Aku yang banyak cerita dengan Papa, ketika mandi bola bertemu dengan gadis yang bernama Alice.

Pernah pergi ke kantornya, H.A Corp merupakan Perusahaan besar yang di Ibu Kota ini, merupakan perusahaan yang di pimpin oleh Papa. Pertamakali pergi ke tempat Perusahaan besar itu kesan pertamaku tentunya senang. Bagaimana bisa hadir di perusahaan besar dengan kantor gedung pencakar langit, gedung gedung besar.

Dia mengajak ku untuk berkeliling di perusahaan besar ini agar aku tidak merasa bosan di dalam ruangan kantor. Hanya menonton televisi dan lego memang lama kelamaan bisa membuat ku bosan juga.

Melompat kegirangan dan inilah hasil kerja keras Papa selama ini dengan bisa membangun kantor dengan gedung pencakar langit seperti ini. Orang orang bawahan Papa ketika kami pas pasan bertemu membuat mereka menundukan badan dan membungkuk hormat kepada atasan mereka.

Membungkuk hormat kearah kami berdua, Tuan Direktur dan Nona Muda. Aku melihat reaksi Papa dia tersenyum kearah mereka, senyum ramah yang di tunjukkan nya seperti dia tersenyum pada tetangga tetangga di rumah.

Papa itu orang yang baik. Semua orang yang di sapa itu mendapatkan balasan berupa senyuman dari Papa atau dia yang sedikit basa basi menanyakan hendak kemana, suaranya yang pelan dan sopan membuat para tetangga atau orang yang menyapanya merasa nyaman.

Orang ini pasti orang baik, mungkin pikir mereka akan seperti itu.

Tapi mungkin tidak juga. Sudut pandang orang menilai itu tidak akan terus menganggap satu orang itu baik, begitupula ketika pria asing ini menculiku akan menilai sudut pandang nya akan Papa atau diriku yang ini.

Sebagai anak orang kaya mungkin harus lebih waspada, terlebih merupakan anak dari pembisnis besar yang pasti akan memiliki musuh. Dunia persaingan bisnis dan bahkan yang ku ketahui untuk seperti itu diantaranya mereka ada yang saling menjatuhkan.

Dengan menghalalkan segala cara dilakukan demi menyingkirkan saingan nya, rahasia pembisnis gelap bahkan mampu dengan cara kotor dengan membunuh saingan nya.

Awal awal seperti ini dengan melakukan penculikan. Saingan Papa berusaha mencari sedetail nya informasi tentang Papa dari sumber mana pun termasuk aku yang terseret juga dalam aksi jahatnya dari korban penculikan.

PAPA {HANEISHI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang