|15|

103 19 1
                                    

Ini sungguh konyol. Bagaimana bisa? Untuk kejadian di hari ini selain perasaan tegang menghampiri hanya sedikit pemberitahuan bahwa aku akan tertawa juga dengan kisah ini.

Selayaknya kisah di dalam sebuah buku namun dengan alur yang kurang memuaskan, bagian kak Lukas tidak ku ceritakan dengan rinci jadi bagaimana bisa mengalahkan para anak buah Paman Robert dan juga Paman Robert itu sendiri.

Alurnya memang kurang jelas, bukan nya aku berharap mati di situ tapi ah yasudahlah. Intinya untuk kehidupan kedua ku ini sepertinya seperti tidak masuk akal menurut ku, tidak masuk akal yang bagus ketika terlahir menjadi anak dari orang kaya.

Siapa yang tidak mau lahir sebagai orang kaya? Semua orang pasti menginginkan nya begitupula dengan ku.

Anak buah paman Robert bersama dengan paman itu sendiri sudah tertangkap oleh polisi, akan melakukan proses sidang mendatang untuk di jatuhi hukuman yang setara dengan perbuatan nya.

Papa di larikan kerumah sakit yang lokasinya tidak jauh dengan gudang tempat lokasi penculikan kami berdua, Puji Tuhan nyawa Papa masih bisa terselamatkan walau pertamanya memang begitu sangat tegang tentang Papa yang harus mendapatkan donor darah dan keadaan nya yang saat itu koma.

Menyelesaikan adrimitrasi semua biaya rumah sakit, Paman yang mengurusi itu semua dan juga aku, aku yang harus mendapatkan perawatan sama seperti Papa. Kami berdua sama-sama dirawat dirumah sakit. Namun yang membedakan adalah aku yang tidak begitu parah seperti Papa.

Donor darah, darah yang serupa dengan Papa adalah paman, kak Lukas. Kak Lukas memang begitu baik. Golongan darah Papa yang langka dan satu satunya orang memiliki golongan darah itu hanyalah kak Lukas.

Kami bercerita setelah kejadian itu berlalu. Papa yang keadaan nya masih koma belum menunjukan bahwa adanya tanda tanda sadar. Aku dan Papa berada di satu ruang yang sama, padahal ruang yang seharusnya di tempati adalah satu orang.

Wajar namanya juga VIP, tapi nanti karena takut paman khawatir jadi berkat kekuatan uang itu pada akhirnya kami bisa di rawat berdua. Sebetulnya tidak masuk akal, pengalaman waktu aku masih kecil dirawat karena penyakit Tipes kalau jalur BPJS pasti satu ruangan berisi terdiri dari dua orang, hanya gorden di tengah tengah sebagai pembatas diantara dua ranjang yang terpisah.

Harusnya pihak rumah sakit menyertai kelas kelas, seperti kelas satu, dua dan tiga. Bagi ku kalau mau dua orang yang di rawat di satu ruang yang sama pilih lah kelas tiga. Namun aku tahu penyebabnya kenapa Paman memilih jalur VIP, katanya VIP itu lebih bagus seperti hotel bintang lima.

Statusnya sebagai orang kaya mungkin Papa akan gengsi kalau di rawat di ruangan biasa atau tidak berkelas sama sekali yang mana mengharuskan Black Card Papa harus digunakan dalam metode pembayaran Adrimitrasi rumah sakit.

Aku mendapatkan gips dibagian tulang punggung, rasanya itu menjadi lebih baik. Luka luka memar sebelumnya sudah di obati dan aku sudah menjadi lebih baik dan ceria. Dengan kursi roda aku menuju ke sebuah taman rumah sakit diantarkan oleh paman.

Taman itu begitu besar nan lega, rumput rumput hijau yang terawat bersih dan nan rapih, beberapa bangku putih yang ada di sana. Pasien pasien lain diantaranya kakek kakek dan anak-anak.

Paman bilang anak anak itu merupakan anak anak yang tidak beruntung dalam hidupnya, sejak masih kecil atau keluar dari kandungan yang dimana mereka mengidap penyakit mematikan seperti contohnya kanker, Leukimia, gagal ginjal, dan lain lain sebagainya.

Aku terkadang tidak mengerti kenapa orang orang di luaran sana ingin mengakhiri hidup mereka, ya aku memang tidak mengerti setiap masalah orang masing masing namun akan tetapi apakah mereka yang di berikan Nikmat Tuhan dan Karunia-Nya, diberikan kesehatan namun meninggal secara tragis seperti itu?

PAPA {HANEISHI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang