26. Sam Takut

45 6 31
                                    


Hai teman teman.... Aku update.... Maafin aja kalau ada yang gak sesuai tempatnya wkwkw. Ntar pas revisi ualng aq perbaiki semua. Ini hanya karena buru-buru, biar teman teman... bisa langsung baca dengan update cepat dari biasanya. Terima kasih jangan lupa bintangnya...

Sam memasuki kamar Nicolas— kakak Nic. Remaja itu celingukan saat memasuki kamar bernuansa maskulin tersebut. Sam langsung mengganti bajunya denga baju milik Nicolas yang dipinjamkan Nic. Sebuah kaos lembut berwarna putih dan celana joger berwarna khaki. Pakaian itu muat untukknya. Tubuh Sam memang agak besar dan seukuran oria dewasa.

Sam menatap kamar yang tentu saja rapi meski pemiliknya sudah enam bulan ke Papua. Nicolas kakak Nic adalah seorang perwira angkatan darat yang kerap bertugas ke berbagai daerah di Indonesia. Terlihat dari beberapa foto Nicolas yang terpampang di dinding kamar. Nicolas sangat mirip dengan Nic, dalam foto itu Nicolas mengenakan seragam loreng dengan baret hijau di kepalanya.

"Kayaknya keren ya, jadi tentara. Tapi kayaknya aku lebih cocok jadi Satpol PP," tukas Sam.

Sam langsung menduduki single bed di kamar itu. Tak bisa dipungkiri beberapa kali dia teringat ucapan dari terawangan Mas Ari. Katanya, dulunya dia adalah senopati kerajaan. Antara percaya dan tidak percaya, mengapa harus zaman dulu, dan mengapa sekarang dia justru jadi remaja pemalas belajar.

"Gak jadi jendral enggak apa-apa, lah. Pokoke aku berguna bagi nusa dan bangsa," tukas Sam.

Kembali Sam mengingat kisah Gandrung Ganindra yang dikisahkan Mas Ari dari terawangannya. Gandrung adalah prajurit setia kerajaan, selain jabatannya adalah senopati, dia adalah sahabat sang putra mahkota.

"Putra mahkotane, Om Arga," gumamnya.

Ari bercerita pada Sam kalau Gandrung diminta Yuwaraja mencari gadis yang telah memikatnya. Setelah Bimasesa memberikan laporan kalau Nyai Damar Asih tidak tahu siapa gadis itu. Gandrung berencana akan mencarinya sendiri. Pria gagah itu mencari siapa gadis tambatan Sang Yuwaraja.

Menurut cerita Ari, Gandrung yang gagah perkasa itu suka bermeditasi di Sungai bagian ke hulu. Pria itu mendalami ilmu kanuragan dan tenaga dalam untuk bekal melindungi kerajaan. Saat memulainya dia duduk bersila dan memejamkan matanya.

Di atas tempat tidur, Sam mengikuti duduk bersila Gandrung yang seperti diceritakan Ari. Remaja itu mencoba memejamkan mata, siapa tahu bisa seperti Gandrung. Namun, beberapa saat memejamkan mata, Sam langsung dikejutkan oleh suara petir yang menggelegar.

"Hah, astaga," ucapnya terkejut.

Sam berdebar dan napasnya tersengal karena terkejut. "Ah, enggak bisa gini, nih. Kaget aku sumpah!"

Kalau di rumah, dia bisa memanggil emak atau ayahnya. Namun, kalau di sini? Sepi, hanya ada Nicole. Mengingat orang tua Nicole sudah meninggal, Sam sebagai tamu menjadi takut. Remaja itu langsung keluar kamar menuju kamar Nic.

Dia berlari-lari dan makin kaget kala melihat lukisan ibu dan ayah Nic yang mendapatkan cahaya dari kilatan petir. "Hah, ampun, Biyung!" ucapnya berlari menuju kamar Nic.

***

Di kamar Nic, Nic yang akan tidur mendadak sayup-sayup mendengar suara pintu kamarnya diketuk seseorang. Mencoba kembali mendengar ketukan itu dengan saksama.

"Tante, tante. Udah tidur?"

Nic mengerutkan kening. Dia baru sadar kalau ada Sam di rumahnya. Ya, Nic mempersilakan Sam menginap di rumahnya dan tidur di kamar Nicolas. Nic merapikan rambutnya segera. Wanita itu heran mengapa Sam tiba-tiba memanggilnya. Bukankah seharusnya Sam langsung tidur karena dia terlihat sangat lelah.

Kamar SuteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang