20. Dek Sam

39 6 33
                                    


Hidangan makan siang disajikan panitia di meja makan. Ada beberapa meja makan yang disiapkan untuk panitia acara dan undangan. Mereka menyajikan makan di meja besar dengan berbagai masakan Minang. Ada rendang, itiak lado mudo, gulai kapalo lauak, gulai tunjang, sambal lado hati ayam, lotek (hampir mirip gado-gado), kerupuk dan lainnya.

Khusus panitia inti selaku penyelenggara seperti Nicole dan teman temannya disediakan meja makan bulat khusus untuk duduk berempat. Di meja di sediakan beberapa hidangan, tinggal ambil yang disuka.

Nic duduk bersebelahan dengan Sam di meja makan. Fanny sudah duluan makan sejak Nic menjemput dan mencari Sam. Meja itu disediakan khusus Nic selaku ketua panitia.

Sam tampak canggung dan malu-malu karena duduk dengan orang penting seperti Nic. Dia mencari-cari sosok tetangganya, tetapi tetangganya sedang duduk dan merokok di tenda.

"Ayo makan, Sam. Itu piringnya."

Sam menatap Nic lalu mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa lagi, Sam?"

"Sam malu."

"Kenapa malu, Sam? Makan aja, ayo," ajak Nic.

Sam masih celingukan. "Mas Ari udah makan?"

"Udah duluan, Sam," jawab Nic Sabar.

Sam menggaruk-garuk kepalanya. "Sam malu, Sam nggak biasa makan dekat orang penting."

"Enggak apa-apa, Sam. Kamu kan orang penting. Kamu kan tamu saya, Sam. Ayo," tukas Nic.

Sam menatap Nic dan kembali remaja itu tersenyum. "Opo iyo."

"Iyo, Sam. Sini saya ambilkan nasinya," ucap Nic seraya mengambil piring dan menyendok nasi untuk Sam. Setelah terisi dia meletakkan di depan Sam.

"Makasih, ya, Tante," ucapnya pelan.

Nic tersenyum dan kembali menatap Sam. "Kamu mau apa? Semua masakanannya pedes. Kamu bisa makan pedes?"

"Bisa yo, Tante. Sam kuat pedes, kok," jawabnya tersenyum.

"Kamu tau nama masakan itu, kan?" tanya Nic lembut.

Sam menggeleng. "Sam gak apal masakan Minang."

Nic menghela napas panjang. "Bohong kalau kamu nggak tau rendang, Sam," ucap Nic gemas.

"Hehehe...," Sam cekikikan.

"Ih, mulai." Nic kembali dibuat gemas oleh remaja berusia enam belas tahun itu.

"Sam udah laper juga, boleh nggak kalau Sam ambil yang itu?" tanya Sam seraya menunjuk gulai kepala ikan yang berwarna kuning. Gulai itu berisikan kepala ikan tongkol yang diberi bumbu dan santan. Kuah gulai perpaduan santan dan kunyit hingga tercipta warna kuning lembut. Kepala ikannya dibelah menjadi dua antara kiri dan kanan kepala ikan.

Melihat telunjuk Sam yang malu-malu Nic mengambilkan kepala ikan dan meletakkan di piring Sam. "Ada lagi, Sam?"

"Kerupuknya juga," ucapnya pelan.

Dengan sabar dan penuh kasih sayang, Nic mengambilkan kerupuk di dalam toples untuk Sam. Lalu Nic menambahkan lotek ke piring Sam.

Sam tersenyum malu-malu setelah dilayani Nic. Lalu dia mencoba menyuapkan nasi, tetapi terinterupsi.

"Cuci tangan dulu, Sam," ucap Nic pelan.

"Oh, Maaf. Sam lupa," ucapnya. Setelahnya remaja itu memasukkan tangannya ke dalam mangkok berisi air. Mangkok seperti ini biasa ada di restoran Padang.

Setelah mencuci tangan, Sam melihat Nic yang piringnya hanya berisikan nasi. "Tante, lha kok malah bengong. Nyuruh Sam makan tapi dianya belom makan. Mau Sam ambilin?"

Kamar SuteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang