Setelah mandi, nic langsung menuju ruang makan yang cukup luas itu. Di atas meja marmer nasi goreng telah disediakan Sam. Nic duduk berhadapan dengan Sam yang masih bertelanjang dada. Entah sengaja entah Sam memang suka bertelanjang Dada."Kamu enggak kedinginan, Sam?" tanya Nic lembut.
"Enggak, Sam udah biasa," jawab Sam tanpa melepas pandangan.
"Jadi seperti pamer body," lanjut Nic.
Sam melihati tubuhnya. "Dibilang pamer body sih enggak, body cuma gini-gini aja kok. Yang ada gosong terbakar sinar matahari," papar Sam.
Nic tersenyum simpul lalu menatap mata Sam dengan lembut. Sam memang memabukkan, dia bagaikan sesuatu yang membuat Nic kecanduan. Sam sadar ditatap Nic, dia menanggapi Nic dengan senyuman.
"Sam, kamu sudah punya pacar?"
"Su ..., sudah, Tante," ucap Sam yang setelahnya langsung menunduk.
Nic terkejut, tetapi dia mencoba untuk bersikap biasa saja. Di dalam hatinya entah mengapa dia merasa sedikit kecewa. Dia harus menyadari kenyataan bahwa Sam bukan orang yang tepat untuk dirinya. Sam punya dunia sendiri, di mana dunia Sam tentu berbeda dengan dunianya, dunia orang dewasa.
Lama tak ada repon dari Nic, Sam menatap Nic. Nic tersadar kalau dia belum memberikan respon atas jawaban yang diberikan Sam. Dirinya tak ingin jika Sam berpikiran kalau dia kecewa dengan jawaban Sam, sudah punya pacar.
"Namanya siapa, Sam?" tanya Nic sekenanya.
"Shintia," ucap Sam.
"Teman sekelas?"
"Teman sekelas Sam lakik semua, Shintia itu anak SMA," tukas Sam.
"Pasti dia cantik, ya," papar Nic tanpa menatap Sam.
"Enggak juga, cantikan Tante," ucap Sam.
Nic akhirnya menatap Sam setelah mendengar pengakuan Sam. Ada sedikit kegembiraan setelah tadi sempat kecewa. "Cantikan dia lah, Sam. Dia masih remaja."
"Itu bukan masalah umur, sih. Tapi memang cantikan Tante," sambung Sam.
"Dimana-mana tu, pacar lebih cantik daripada orang lain, Sam."
"Tapi serius, Sam jujur. Lebih cantik Tante daripada Shintia," ucap Sam dengan wajah serius.
Nic tersenyum lembut dan kembali menatap Sam. "Shintia beruntung bisa punya pacar seperti kamu," ucap Nic.
Sam tertegun dengan ucapan Nic. "Beruntung dari mananya, Tante?"
"Ini, bisa bikin nasi goreng sama teh hangat," ucap Nic mengalihkan pembicaraan.
"Dih, Tante. Kirain Sam tadi apa," timpal Sam lega.
Setelahnya mereka memulai sesi sarapan. Entah mengapa mereka justru saling suap-suapan. Gejolak remaja Sam membuat suasana kaku menjadi cair. Jadi, pagi ini sepiring nasi goreng di tangan masing-masing di suapkan ke orang yang di hadapan mereka. Sam menyuapi Nic dan sebaliknya. Tiap satu suapan mereka tertawa renyah. Hingga akhirnya nasi goreng masing-masing habis.
"Tante, Sam mau balik dulu. Sam mau sekolah," ucap Sam.
"Sam, em ..., maaf. Bisa nggak hari ini kamu izin dulu. Sebab saya ingin bersama kamu. Kali ini saja," mohon Nic.
***
Sam menyanggupi permohonan Nic. Hari ini, sudah hari ke dua dirinya tidak berangkat ke sekolah. Bahkan menginap di rumah Nic tidak ada yang tahu karena dia tidak mengabari orang tuanya. Ponselnya sengaja dia matikan. Sam sendiri tak kuasa menolak permohonan Nic. Dinding pembatas tinggi yaitu perbedaan usia yang cukup jauh membuatnya ingin menolak permohonan itu, tetapi hati Sam sebenarnya juga ingin bersama Nic.
Sam tak ingin hanyut terlalu jauh pada perhatian Nic. Nic membuatnya seperti sangat dibutuhkan. Sam menyukai perlakuan Nic seperti itu. Dia merasa bahwa dirinya dianggap penting oleh Nic. Sam mengenal beberapa gadis yang menyukainya, menaruh perhatian padanya, tetapi Nic yang dianggap paling benar dan paling terasa perhatiannya, termasuk tatapan Nic yang dia rasa berbeda.
Sam tak menyangka Nic seperti itu padanya, Nic justru lebih menyenangi bersamanya dibandingkan bersama Arga yang terlihat sebagai pria sempurna. Tak menyangka jika siswa bandel seperti dirinya dibutuhkan Nic.
Setelah mencuci piring bersama, Nic mengajak Sam ke ruang keluarga. Nic mengajaknya sekedar mengobrol seru sambil menonton film streaming. Sam pasrah kepada Nic, dia hanya ingin mencoba menyanggupi Nic. Membuat Nic senang juga salah satu kesenangannya selain memandangi wajah cantik Nic yang tak bosan dia tatap.
Aku senang menatap Tante Nicole. Aku betah berlama-lama ngelihatin mukanya.
"Sekarang kita ngapain, Tante?" tanya Sam memecah keheningan.
Di ruang keluarga, Sam dan Nic duduk di sofa besar. Nic sejak tadi menekan remot mencari siaran yang sampai sekarang tidak ada yang cocok.
"Saya mau sesuatu, tapi saya enggak enak kalau kamu menolaknya," ucap Nic sambil menukar siaran dengan Remot.
"Kan udah Sam bilang, kalau Tante maksa Sam nggak akan nolak," jawab Sam menoleh pada Nic.
Nic menoleh menatap Sam. "Bener?"
Sam mengangguk. "Untuk hari ini, anggap aja Sam pacar Tante. Anggap aja Sam seusia Tante," jawabnya.
"Baiklah, terima kasih, ya," ucap Nic pelan.
Nic mengganti siaran TV dengan siaran video streaming musik. Lalu dia menatap Sam. "Ayok kita dansa Sam," ajak Nic.
"Sam nggak bisa dansa," jawabnya.
"Kamu ikuti gerakan saya, tapi jangan sampai kamu injak kaki saya, ya. Gerakannya pelan, kok," papar Nic diangguki Sam.
Lalu, lagu romantis berbahasa Inggris terdengar oleh Sam. Sam ingat lagu itu kerap muncul di aplikasi Video Streaming di konten cinta atau konten kata-kata cinta. Lagu itu pernah diputar Sam, dia ingat judulnya adalah Thousand Years yang dinyanyikan Christina Perry.
Sam bediri mengikuti Nic yang berada di depannya. Sesuai janji dia akan menurut, Sam menuruti Nic. Kali ini Nic yang ada dihadapannya itu melatakkan tangan kanannya di bahu Sam yang masih bertelanjang dada. Sam mengikutinya dengan meletakkan tangan kanannya memegang pinggang Nic. Sementara tangan kiri keduanya saling bertautan. Mata mereka saling tatap. Gerakan perlahan diciptakan Nic yang diikuti Sam.
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you for the thousand years
I'll love you for thousand more
Lagu itu terdengar syahdu di telinganya. Meski dia tidak terlalu memahami bahasa Inggris, tetapi dia memahami maksud lagu ini yang menyampaikan bahwa telah mencintai cukup lama dan akan mencintai seterusnya.
Sambil berdansa Sam mencoba memposisikan dirinya sebagai orang dewasa. Sam menatap Nic sambil berdansa. Nic menatapnya serius seolah mengungkapkan perasaannya pada dirinya bahwa Nic mencintainya. Sam mencoba membalas tatapannya.
Andainya aja aku seumuran Om Arga. Pantas Om Arga kayak bucin banget ke Tante ini, dia ini bikin deg-degan aja. Nggak peduli umur, bahkan aku yang masih enam belas tahun dibuatnya jungkir balik.
Sam mengikuti kemauan Nic. mereka pun berdansa beberapa lagu. Semua lagu pilihan Nic terdengar mellow dan lagu romantis dan syahdu.
Apa tante ini lagi jatuh cinta sama aku. Ah, iya ini .... Tapi kok ke aku ya, wong elek ngene. Bukannya gantengan Om Arga.
Setelah berdansa Nic mengajaknya bermain congkak. Mereka duduk di karpet ruang keluarga itu, tepatnya di depan sofa.
"Mainannya ya Tuhan," umpat Sam. "Main perang-perangan, kek."
"Ini permainan tradisional. Kamu pernah maininnya?"
"Pernah, tapi malesin main ini, Tante. Yang lain, kek," kilah Sam.
"Katanya kamu nurut kalau saya paksa," ucap Nic tajam.
"Ya, maksanya yang ekstrim dong," komentarnya.
"Enggak, kita sekarang sedang melestarikan budaya Indonesia," tutup Nic.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamar Sutera
FantasyCerita dewasa, anak-anak harap menjauh dulu. Silakan baca bacaan yang sesuai dan selektif. Kesendirian Nicole di usia kepala tiga membuatnya makin menetapkan tipikal pria idelanya. Namun, belakangan ini dia sering mimpi bercinta dengan seorang pria...