11. Lautan Cahaya

10 6 2
                                    











Mett bacaa🙃









Malam yang tenang sunyi dipta melajukan motornya membelah jalanan

Mengisi sepinya jalanan dengan bising motornya hingga ia berhenti di suatu danau

Danau itu terlihat sangat cantik dengan kunang kunang yang berterbangan

Serta pantulan rembulan yang amat sangat benderang memancar dari pancaran air danau

Ia turun dari motornya dan mendudukan dirinya  di tepi danau

Netranya memandang ke atas melihat bintang bintang yang berhamburan serta bulan yang mencolok sendirian

Ia menikmati malam ini dengan saksama pikiran melayang layang bak kunang kunang pada malam itu

Memikirkan nyanyian lirih dari laura tadi

Apakah laura memiliki perasaan yang sama sepertinya?

Apakah laura akan bersanding dengan orang lain?

Apakah dia tidak di anggap laura?

Apakah dia masih kurang untuk laura?

Bagaimana jika nasibnya akan seperti somebody pleasure?

Apakah itu memang takdirnya?

Jika berada di dekat laura ia merasa tenang dan nyaman pelukan gadis itu seperti mamanya

"Mama avi kangen"lirihnya

Pikiranya kacau dengan masalah cinta namun hati nya rindu dengan sosok mama dihidupnya

Ia sangat merindukan sosok mamanya di samping nya

"Pasti mama sekarang udah bahagia ya disana, sekarang mama pasti udah ga ngerasain sakit lagi mama pasti udah ga capek lagi"imbuh nya semakin melirih

Sungguh perasaan nya campur aduk sekarang, ia menangis dalam diam sendirian

Dewasa tanpa sosok ibu itu sangat melelahkan walaupun papa nya bisa menjadi ibu sekaligus papa

Tapi tetap saja tidak akan bisa mengganti posisi sang mama, jikalau papanya menikah lagi itu juga bukan sosok mama yang ia inginkan

Hingga suatu tangan yang lentik menguap air mata yang jatuh di pipi nya

Gadis yang selama ini ia cintai gadis yang memiliki kasih sayang setulus mamanya

Gadis yang bersanding dengan sang mama di hatinya, tanpa basa basi ia langsung memeluk gadis itu

Ia menangis sejadi jadinya di bahu sempit itu, ia meluapkan segala kesedihannya

Ia mendongakkan kepalanya menatap netra yang menenangkan itu

"Lanjutin aja laki laki juga manusia yang bisa nangis kapan aja"ucap gadis itu

Dipta yang mendengar ucapan itu semakin mempererat pelukannya dan semakin menenggelamkan kepalanya di  bahu sempit itu

People come and Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang