20. Pembalasan

5 3 0
                                    
















Selamatt membacaa sengkuu...



















Dipta melangkahkan kakinya memasuki rumahnya dengan gontai ia sangat badmood

Bukan badmood lebih tepatnya malu sangat sangat malu pokonya diantara yang malu dipta lebih malu

"Assalamualaikum"ucapnya dengan lesu

"Waalaikumusalam, lohh kenapa kok muka nya ditekuk gitu?"tanya papa heran

"Huaaaa papaaa avii maluu kan davi tadi kepentok meja nah dibawa kan ke UKS nah avi pusing karena gabisa nyium obat obatan terus ada Au jengukin terus avi di suruh minum obat papa tahu sendiri kan? Terus avi diledekin ama hendra ama davi"cerita dipta panjang lebar

Papa hanya bisa menahan tawa, sebenarnya ia sudah pengen ketawa dari tadi tapi ditahan

Karena anaknya ini akan semakin ngambek nanti kalo ia juga ikut ikutan tertawa haha

Bahkan anak semata wayangnya itu kini sudah meronta ronta di lantai

Mengenaskan sekali anaknya ini batinya iba

"Utututu cup cup nanti kamu dicancel sama Au lhoo"ujar papa menakut nakuti

"AaAAAAAAAAAA PAPAAAAAAA ihhh!!"kesal Dipta semakin meronta ronta

Dipta lalu berdiri dan menghentak hentakan kakinya menuju kamar

"BRAAKKK"

Mendengar itu papa hanya bisa menggelengkan kepalanya saja anaknya ini benar benar masih kecil ternyata

Pria paruh baya itu tersenyum tipis anaknya sudah besar namun sebesar apapun anaknya Dia akan selalu menjadi Avi kecilnya yang lucu

Anak laki laki kecil yang memiliki senyum manis, selalu ramah kepada orang orang

Yang paling penting adalah semoga kejadian di masa lalu tidak terulang lagi

Sewaktu ditinggal oleh ibunya Dipta mengalami depresi berat anak sekecil itu harus bertarung dengan keadaan psikisnya

Pada masa itu hatinya serasa tercabik cabik, karena tidak bisa dipungkiri jika dirinya juga amat sangat kehilangan

Namun syukur nya dipta melewati itu tidak terlalu lama namun semua itu tetap saja anaknya yang merasakan

Jika ditanya apakah dipta sudah sembuh atau belum ia juga tidak tau karena yang paling tahu adalah diri dipta sendiri

Pria paruh baya itu menghapus air mata yang keluar membasahi pipinya ia lalu melangkahkan kakinya menuju rumah belakang

Di sisi lain sekarang dipta sedang tantrum di kamarnya ia sudah tidak seperti orang normal

Baju yang digunakan asal asalan lalu selimut yang melilit tubuhnya rambut yang berantakan ke atas

Sudah seperti gelandangan saja ia berjalan menuju balkon kamarnya melihat pemandangan dari atas

Pemandangan disini memang sangat cantik papa nya sengaja membeli rumah di sini supaya seluruh keluarganya bisa melihat keindahan ini

People come and Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang